HOME | EMAIL | LINK | ABOUT ME

 

 

 

 


 
:: THE CHOICE ::

Jilid I - BagianIV
AL-QUR'AN  SEBUAH  MU'JIZAT

BAB 1-4-5 :
TUHAN  - UNIK  DALAM  SIFAT-SIFATNYA

Tuhan Yang Maha Kuasa benar-benar unik dalam dzat dan sifatnya. Tak ada cara apapun untuk membandingkan--Nya, atau dapat dibandingkan, dengan dzat atau sesuatu yang lain yang kita tahu atau dapat kita bayangkan. Dalam ayat terakhir Surat yang dikutip di bab terdahulu, kita diingat-kan bahwa tidak hanya "Tidak ada yang serupa dengan Dia tetapi tidak ada satu pun dalam keserupaan-Nya yang dapat dibayangkan." Lalu bagaimana kita dapat mengetahui Dia? Kita akan menyadari-Nya melalui sifat-sifat-Nya.

Wahyu Tuhan yang terakhir dan penghabisan ---kitab suci Al-Qur'an memberi kita 99 sifat Tuhan dengan nama puncaknya--- ALLAH! Sembilan puluh sembilan sifat atau nama Tuhan yang disebut Asma-ul-husna (Nama-nama yang paling indah) disebut berselang-seling dalam keseluruhan teks Al-Qur'an; seperti sebuah kalung mutiara cantik dengan sebuah liontin cemerlang ---Allah.

Berikut ini sebuah contoh bagian. kalung itu:

"Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disem-bah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang memiliki Segala Keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al--Hasyr: 23-24).

"Nama-nama Yang Paling Indah"
Dalam kedua ayat yang dikutip di atas, kita menghi-tung 13 dari 99 sifat yang disebut berselang-seling dalam ke-seluruhan kitab suci Al-Qur'an. Bahkan penentang Islam yang paling berprasangka dan bermusuhan terpaksa mene-rima bahwa meski dalam bentuk terjemahan, sifat-sifat dan penyusunan katanya indah dan unik. Dalam bahasa Arab asli kata-kata dan konstruksinya benar-benar tak dapat diban-dingkan dan agung.

Bagaimana mungkin seorang ummi; seorang yang tidak dapat membaca dan menulis, di antara sebuah bangsa yang ummi, tak terpelajar, dapat menyusun rapsodi Tuhan seperti itu 14 abad yang lalu? Kita harus ingat bahwa tidak ada ensiklopedi atau risalat dimana Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dapat mencari keterangan di dalamnya walau jika buku-buku tersebut bertebaran di padang pasir Arab. Lalu dari mana Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan ilmu agama yang berharga ini? Dia berkata, "Semua diberikan kepada saya oleh Tuhan melalui wahyu!" Bagaimana lagi kita dapat menilainya?

Merupakan percobaan yang bagus untuk meminta teman-teman kita yang paling pandai agar membangkitkan beberapa sifat Tuhan bagi kita: Saya yakinkan Anda bahwa dengan semua pengetahuan yang mereka miliki, para profe-sor dan para doktor ilmu agama tersebut tidak akan dapat menghitung kembali meski hanya selusin. Yang paling bijak akan berkata: "Perhatikan, Muhammad adalah seorang yang cerdas, dan bagaimanapun juga seorang yang cerdas lebih unggul 10 kali lebih baik dari kita!" Terhadapnya kita mem-beri tanggapan: "Benar bahwa seorang yang cerdas dapat melakukan 10 kali lebih baik dari kita. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut telah memberi kita 99 sifat. Tetapi, yang membuat daftar tersebut merupakan mu'jizat dan bersi-fat ketuhanan adalah satu yang dihilangkan dari daftarnya". Kata "Bapa", itulah Mu'jizat!

Bapa Di Surga
Dalam daftar kita yang bersifat manusia, tidak ada pe-nyumbang akan terperosok mengucapkan kata Bapa dalam setengah lusin sifat yang pertama. Mu'jizat daftar Muham-mad Shallallahu Alaihi wa Sallam bukanlah pada "sem-bilan puluh sembilan sifat" tersebut tetapi pada hal khusus yang dihilangkannya dari Al Qur'an. Kata "Bapa" sebagai sebuah sifat Tuhan membayang-bayangi dihadapannya selama 23 tahun hidup kenabiannya. Dia menghindarinya-, Dia mengeluarkannya dari perbendaharaan katanya (secara sadar atau tidak sadar) selama 2 dekade lebih dan karenanya berada di luar teologi Islam.

Anda berhak untuk menanyakan saya, "Apa doa Tuhan orang-orang Kristen?" Ya, apa itu? Baca Tuan Deedat! Maka saya membaca:

"Bapa kami yang ada di dalam surga, dimuliakanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga."

"Apa yang salah dengan itu?" Anda bertanya. "Tidak ada!" Maka mengapa umat Islam begitu alergi terhadapnya?

Saya tidak begitu berprasangka seperti musuh kita. Kita harus mengetahui bahwa doa orang Kristen adalah sebuah doa yang indah tetapi benar-benar terdapat kekurangan di dalamnya. Anda lihat anak saya tidak akan pernah belajar nama Tuhan melalui doa ini. Apakah nama-Nya? Dalam keseluruhan 27 kitab Perjanjian baru nama Tuhan tidak per-nah ada walaupun hanya satu! "Bapa" diberikan di sini seba-gai sebuah pengganti. Ini bukan nama-Nya! Sebagai sebuah sifat, yang berarti -Raja, Tuhan, Pencipta, Penyedia, saya tak dapat mengecualikannya. "Bapa terkasih di dalam surga. Bapak Surga kami!" dll. Kami umat Islam mengecualikan arti yang baru tersebut, arti tambahan yang diperlukan dari kata Bapa.

Satu-satunya Anak Keturunan, Dan lain-lain
Dalam teologi Kristen, kata "Bapa" yang sederhana dan tak bernoda ini memerlukan sebuah arti baru. Dia; me-nurut Kristen, orang yang menurunkan Yesus sebagai anaknya. Mereka berkata dalam catechism. "Yesus adalah Tuhan yang sebenarnya dari Tuhan yang sebenarnya, anak keturunan Bapa, anak keturunan yang tidak dibuat. "Jika kata-kata mempunyai arti tertentu, apakah arti kata-kata ini? Tentu saja ini berarti apakah perkataan! Tuhan mempunyai banyak anak berdasarkan kitab suci Injil. Adam, Israel, Ephraim, David, Solomon dan lain-lain.... Tetapi semua ini anak-anak kiasan. Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pencip-ta dan pemberi harapan mengkiaskan Bapa setiap mahluk hidup; setiap binatang atau manusia: tetapi Yesus, orang--orang Kristen berkata, tidak seperti ini semua. Dia anak ke-turunan, bukan "Buatan!" Menurut Islam ini adalah pengucapan yang paling buruk, mensifatkan kepada Tuhan se-buah sifat hewan ---fungsi seks hewan yang lebih rendah!

Perubahan Ma'na
Pada awalnya kata "Bapa" untuk Tuhan tidak memba-wa asosiasi yang menghina Tuhan, tetapi kata-kata itu beru-bah artinya sesuai waktu. Saya hanya akan memberi Anda 2 contoh: "Comrade" dan "gay":

"Comrade" asalnya sebuah kata yang indah dan tak bernoda, yang artinya seorang teman, sebuah perkumpulan atau sebuah sekutu yang diambil dari bahasa Perancis Kuno comrade (kawan/saudara/sahabat), teman sekamar atau tentara yang berbagi ruangan yang sama. Tetapi saat ini kata yang sama tersebut berbau busuk dalam lubang hidung orang--orang Amerika sebagai "seorang pengikut Stalin", seorang komunis, seorang anggota partai Marxist-Leninist, aliran radikal apa pun sebagai sebuah subversi atau revolusioner yang harus dihilangkan seperti hama atau parasit. Jika ada salah seorang dari teman bodoh Anda menyebut Anda saat ini dengan "Comrade" di Amerika Serikat, ia dapat memba-hayakan karir Anda; juga hidup Anda!

"Gay" apa yang salah dengan kata ini? Tidak ada sa-ma sekali! Saya mempelajari kata ini pada masa awal sekolah seperti pameran atau dikarakteristikkan dengan penuh kenyamanan dan kegembiraan bersuka ria; seorang yang telah menikah. Saya diajar untuk menyanyikan:

"Raja yang lemah lembut dan wanita yang bergembira di atas gunung memulai hari."

Saya telah melupakan keseimbangan puisi ini. Disini, saya mengerti arti kata "gay" berarti senang dan riang gem-bira. Saya tidak mempunyai prasangka sedikit pun bahwa suatu hari kata yang tidak berbahaya yang dipelajari anak--anak di sekolah dalam suatu waktu itu artinya berubah men-jadi homoseksual yang tercemar dan kotor: perbuatan sodomi dan catamite dalam pengertian yang paling dasar.

Maka "wanita gay" saat ini berarti  wanita lesbian! Dalam cara yang sama kata yang terhormat "Bapa" menjadi terkon-taminasi oleh kepercayaan "satu-satunya keturunan Bapa!" dan lain-lain.

Rabb Atau Abb?
Tuhan Yang Maha Kuasa melalui Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam melindungi Islam dan umatnya de-ngan mengeluarkan kata "Bapa" (Abb) untuk Tuhan dari per-bendaharaan kata agamanya. Adalah merupakan kenyataan yang menakjubkan bahwa meski kitab suci Al-Qur'an men-cantumkan 99 sifat Tuhan, termasuk kata Rabb yang berarti  Raja, Pemberi harapan, Penopang, Penyusun, Tuhan, te-tapi kata yang lebih mudah Abb, berarti "Bapa/ayah" dalam bahasa Arab dan Ibrani, tidak satu kali pun digunakan, sehingga melindungi umat Islam dari fitnah tentang anak ke-turunan tunggal. Kepada siapa kita harus memberi penghar-gaan atas perbuatan ini: Allah atau Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam? Nabi Suci Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut menyangkal setiap penghargaan, selalu berkata bah-wa semua ini diberikan kepadanya dengan wahyu, kata-kata yang Anda dengar bukanlah miliknya, tetapi firman Tuhan yang didiktekan kepadanya!

Menyelesaikanan Perdebatan
Kitab suci Al-Qur'an adalah sebuah mu'jizat yang sangat besar. Sebuah kitab mu'jizat yang dapat dijelaskan dari titik pandang yang tak terkira banyaknya. Saya telah mencoba dari beberapa aspek sederhana untuk berbagi dengan Anda di mana saya, sebagai orang awam terpesona dengannya. Tidak ada akhir untuk penelitian ini. Saya ting-galkan tugas ini kepada saudara saya yang lebih terpelajar, dan sarjana Islam yang terpelajar. Jika saja saya dapat hidup untuk melihat usaha mereka. Izinkan saya mengakhiri ini dengan contoh terakhir saya, untuk publikasi pendek ini.

Panggilan Ke Swaziland
Beberapa tahun yang lalu, sebuah perdebatan timbul di Swaziland. Raja Sobuza kehilangan Ratu pilihannya. Gereja-gereja Kristen di negara tersebut mulai ribut pada ma-salah periode menunggu sebelum seorang pria dapat meni-kah kembali. Bukanlah sebuah masalah yang serius untuk didiskusikan karena raja masih mempunyai 8 istri lagi. Maka topik diubah menjadi: "Berapa lama seorang istri harus menung-gu jika suaminya mati." Sewaktu debat sedang berlangsung sangat hebat dalam kerajaan yang kecil sekali tersebut; raja yang baik itu memerintahkan sebuah muktamar seluruh gereja di negara tersebut untuk membahas persoalan itu.

Mr. Moosa Borman, seorang Swazi yang telah meme-luk Islam, meminta izin raja agar "gereja"nya (Islam) juga diwakilkan dalam debat. Dengan restu Raja, saya juga diberi kehormatan menghadiri diskusi tersebut.

Hari Minggu pagi, perwakilan berbagai macam go-longan Kristen berkumpul untuk mencapai mufakat dalam masalah periode waktu masa menjanda.

Pembicara bergiliran menyampaikan pidatonya. Tu-han Yang Maha Kuasa telah memberikan Billy Graham atau Jimmy Swaggart yang potensial bagi bangsa Afrika dan se-tiap orang.

Pada akhir setiap khotbah pendengar bertepuk tangan dengan antusias. Pernbicara yang berikutnya datang dan menolak pendahulunya dengan ekspresi yang secara tidak langsung menyatakan omong kosong, sampah! Dan, menim-bulkan suara tepuk tangan kembali. Dari pagi sampai petang perdebatan berlangsung. Sekitar pukul 5 sore giliran saya tiba. Dengan sebuah kitab suci Al-Qur'an yang Anda lihat di sam-pul buklet ini, di dalam tangan saya, saya memulai, "Dari pagi sampai malam, kita telah meraba-raba untuk sebuah jawaban, selama berapa lama seorang wanita menunggu sebelum meriikah kembali sesudah kematian suaminya: dan kita telah mendengar bahwa apa yang dikatakan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan apa yang dikatakan Perjanji-an Baru dan Perjanjian Lama, tetapi kita belum mendapatkan jawabannya! Karena penyelesaian masalah kita ada di dalam- "Perjanjian Terakhir".

"Perjanjian Terakhir"
"Perjanjian Terakhir" adalah sebuah bom bagi pende-ta-pendeta dan penda'wah Kristen. Mereka belum pernah mendengar ekspresi perjanjian terakhir dalam kehidupan mereka." Mengutip Lama dan Baru, Baru dan Lama tidak akan menolong karena jawabannya berada dalam Perjanjian Terakhir Tuhan untuk manusia!" Saya mengacungkan kitab di atas kepala saya, dan hanya membaca bahasa Inggris dari kitab suci Al-Qur'an, surat kedua ayat 234. Sebuah referensi yang sangat mudah diingat 2: 234, hanya 2234!

"Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis 'iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mere-ka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat." (QS. Al-Baqarah: 234).

Saya bertanya kepada para pendengar, "Empat bulan sepuluh hari, Anda menghendaki penjelasan lagi?" Mereka semua menjawab secara bersamaan, "Tidak!", Saya menje-laskan kepada mereka hikmah dibalik masa "empat bulan sepuluh hari". Dalam ayat terdahvlu, dalam perjanjian Tuhan yang terakhir dan penghabisan ini, kita diberitahu tentang masa menunggu setelah perceraian:

"... wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru...." (QS. Al-Baqarah: 228).

Hal ini layak melihat pernikahan yang dalam kondisi bubar mungkin menghasilkan isu tersebut. Sementara dalam kasus janda akibat kematian ditentukan sebuah masa tam-bahan satu bulan sepuluh hari. Sangat masuk akal, setiap orang akan setuju, tetapi apa mu'jizat atas semua ini? Setiap orang arif dapat memperkirakan masa tiga bulan setelah per-ceraian dan 4 bulan 10 hari setelah kematian suaminya. Mu-hammad Shallallahu Alaihi wa Sallam memperkirakan sebaik setiap orang lain! Ini benar, tetapi bukti bahwa semua ajaran yang sehat dan berguna tersebut bukanlah pekerjaan tangan Muhammad Sha11allahu Alaihi wa Sallam ada di da-lam ayat setelah ayat tentang masa 4 bulan dan 10 hari:

"Dan, tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita--wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyi-kan keinginan (mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali seke-dar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis iiddahnya...." (QS. Al-Baqarah: 235)

Sidik Jari Tuhan
"Jangan memutuskan untuk menikah sampai masa tunggu yang sudah ditetapkan telah berlalu." Ini bukan kecer-dasan Muhammad (saw)! Ini kebijaksanaan Tuhan Yang Ma-ha Bijaksana. Pencipta Yang Maha Mengetahui, mengetahui kelemahan ciptaannya. Manusia dalam kerakusan dan nafsu besarnya akan mengambil keuntungan yang tidak adil dari janda yang sangat bingung. Dia baru saja kehilangan tulang punggung dan penopang dalam mencari nafkah. Dia mem-punyai sejumlah anak kecil yang harus diberi makan dan ia mungkin juga kehilangan penampilannya dan nilainya dalam pasar perkawinan menjadi berkurang. Dia sepertinya berpe-gang erat pada jerami. Dalam kondisi emosinya yang tidak stabil ketika pemangsa membuat penawaran. Dalam keterge-sa-gesaan dan ketidak-amanannya ia mungkin dengan cepat menerima. Psikolog yang terkemuka (bukan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) benar-benar menyadari, se-mua perangkap yang disimpan oleh para pria. Karena itu ada peringatan - "Tidak ada perjanjian sampai masa yang telah ditentukan dipenuhi!"

'Iddah' sesudah sebuah perceraian adalah 3 bulan. Di sini anda diberikan 40 hari tambahan untuk memulihkan keseimbangan dan ketenangannya. Dalam masa tersebut, jika keinginan menikah datang, ia mempunyai kesempatan mendiskusikan masalah tersebut secara tenang dengan teman atau saudaranya. Dia dapat menghindari perangkap sebuah penerimaan yang tergesa-gesa dengan sebuah per-kembangan panjang yang berlarut-larut dan menyakitkan.

Apakah Muhammad Shallallahu Alalhi wa Sallam berfikir dan memecahkan semua ini di padang pasir 14 abad yang lalu? Anda terlalu memujinya! Berulang kali ia disuruh menyatakan bahwa hikmah Al-Qur'an bukanlah perbuatan-nya, Tidak lain sebuah wahyu yang diturunkan kepadanya oleh pencipta terbaiknya. Jika Anda masih meragukan kesak-siannya maka terimalah tantangannya. Dia disuruh menya-takan:

"Katakanlah, 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pem-bantu bagi sebagian yang lain." (QS. Bani 'Israel: 88).

Dunia ditantang untuk menghasilkan sebuah kitab seperti kitab suci Al-Qur'an dan dalam 14 abad belum ada satu pun yang berhasil membuatnya. Orang-orang Kristen Arab yang bangga dengan 15 juta populasi saat ini, agar tidak dikalahkan, telah membuat Injil-Injil Kristen dalam gaya Al--Qur'an. Mereka telah melakukan plagiat terhadap kitab suci Al-Qur'an dengan mencuri kata-kata dan rangkaian kata bahkan gaya bahasa, tanpa melupakan Bismillah! Setiap pasal dari ciptaan mereka yang paling modern mulai dengan ayat pertama wahyu Al-Qur'an ini. Anda harus melihatnya untuk mempercayainya. Berikut ini sebuah fotokopi "wah-yu" buatan manusia yang baru.

Inilah bukti lain yang membuktikan bahwa Al-Qur' an tak dapat dibandingkan. Cobalah semau Anda. Tantangan masih berlaku. Kitab suci Al-Qur'an adalah Firman Allah yang diwahyukan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan merupakan mu'jizat dari mu'jizat-mu'jizat!

"Dan ini sungguh-sungguh sebuah mu'jizat!" (Pende-ta. Bosworth Smith).


Sumber: Ahmed Deedat, The Choice (Dialog Islam-Kristen), Pustaka Al-Kautsar, Jakarta,  Cetakan Kedua, September 1999 (Revisi).