HOME | EMAIL | LINK | ABOUT ME

 

 

 

 


 

F. Pemalsuan Kitab Suci

 


043. TANYA:
Apa sebabnya kalau kita membaca Injil dalam Alkitab, Surat-Surat Paulus maupun surat-surat para murid Yesus seakan-akan semua sama mendendangkan Yesus sebagai Juruselamat?

JAWAB:
Jangan salah kaprah! Jangan sampai pembaca terperdaya membaca nama-nama murid-murid Yesus yang terpandang sebagai penulis Injil dan Surat-surat yang mencantumkan nama mereka dalam Alkitab.
Para pakar Alkitab dan sejarawan sependapat bahwa dalam kitab Perjanjian Baru hanya Surat-surat Paulus yang dianggap ditulis oleh Paulus. Itu pun tidak semuanya. Semua Injil yang ada dalam kitab Perjanjian Baru ditulis oleh orang misterius yang tidak dikenal. Perhatikan pernyataan Prof. Sanders dalam bukunya yang sama halaman 63-64:

"We do not know who wrote the gospels.... Present evidence indicates that the gospels remained unfitted until the second half of the second century. I have summarized this evidence elsewhere...The gospels as we have them were quoted in the first half of the second century, but always anonimously. . Names suddenly appear about the year 180."

(Kita tidak tahu siapa yang menulis Injil-injil..... Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa Injil-injil tetap tidak memiliki nama sampai pada tahun 150an. Saya telah memeriksa bukti-buktinya di mana-mana. Injil-injil sebagaimana yang kita miliki telah dikutip sebelum tahun 150an, tetapi tanpa nama... Nama-nama penulis tiba-tiba muncul sekitar tahun 180)

Mereka ini adalah orang-orang Romawi pengikut Paulus yang menulis Injil bukan untuk bacaan umat Yahudi (umatnya Yesus) tetapi untuk kepentingan orang-orang Romawi penganut filsafat Yunani.
Sebenarnya ada lebih 300 Injil yang berbeda-beda yang tersebar di masing-masing gereja tanpa diketahui siapa penulisnya.
Pemberian nama-nama Injil baru diberikan tahun 180 demi kepentingan mempertahankan Injil-injil yang diinginkan untuk masuk dalam kanonisasi Alkitab.
Jadi kalau pembaca melihat nama Matius dan Yohanes, jangan sekali-kali membayangkan bahwa Injil yang mencantumkan nama mereka adalah tulisan mereka. Ini hanyalah sekedar upaya Gereja mencatut nama mereka agar sidang kanonisasi mau menerimanya masuk dalam Alkitab.
Ini dijelaskan pula oleh Professor Alvar Ellegard, dari University of Guteborg, Sweden dalam bukunya Jesus, One Hundred Years before Christ, halaman 188:

"Thus we can only conclude that ascribing the authorship of the Gospels to a certain of Jesus' disciples was a step taken towards the mid- second century AD by member of the Church who, like Papias and Justin, were eager to find - or indeed fabricated -support for the view that the Gospels they chose to accept as canonical were the memories of Jesus' contemporaries"

(Dengan demikian kita hanya dapat menyimpulkan bahwa dengan mencatut nama- nama murid-murid Yesus sebagai penulis Injil-injil adalah suatu langkah yang diambil menjelang tahun 150an oleh para pemimpin Gereja yang, seperti Papias dan Justin, sangat bersemangat untuk memperoleh - atau benar- benar memalsukan - dukungan agar orang berpendapat bahwa Injil-injil yang mereka pilih sebagai kitab suci tersebut adalah tulisan mereka yang sezaman dengan Yesus)

Dengan mencantumkan nama murid-murid Yesus berarti Injil tersebut harus diterima karena ditulis oleh murid Yesus atau saksi mata kehidupan Yesus.
Oleh karena itu kalau pembaca melihat bahwa Matius dan Markus sudah melantik Yesus menjadi Anak Allah, atau Yohanes melantik Yesus menjadi Logos penyembah berhala, harap jangan kaget atau terkecoh!
Janganlah pembaca bermimpi bahwa Matius murid Yesus yang hidup siang malam dengan Yesus dan sama-sama orang Yahudi, akan lancang mengatakan bahwa Yesus Anak Allah, seperti ajaran Platonis yang dipromosikan oleh Paulus, atau ramai-ramai makan babi.
Demikian pula jangan sampai pembaca terkecoh bahwa Yohanes murid kesayangan Yesus akan tega mengkhianati tuannya dengan melantiknya menjadi Logos penyembah berhala yang turun dari sorga ke dunia untuk menebus dosa manusia, sebagaimana yang dipromosikan Paulus dalam Suratnya kepada jemaat di Filipi. Semua ini adalah hasil kerja pengikut-pengikut setia Paulus yang siap melakukan apa saja untuk mendukung tuannya.
Demikian pula Gereja, tetap saja menyembunyikan kepada jemaat mereka kenyataan bahwa Injil yang mereka pilih sesungguhnya bukan hasil kerja murid-murid Yesus. Ini dijelaskan pula secara detail oleh Herman Hendrickx dalam bukunya From One Jesus, to four Gospels." Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Spong dalam bukunya Why Christianity Must Change or Die, halaman XV:

"I contended that the authors of the synoptic Gospels, Matthew, Mark, and Luke, were not eyewitnesses, nor were these Gospels even based primarily on eyewitness memories of the life of Jesus."

(Saya yakin bahwa para penulis Injil-injil Matius, Markus dan Lukas, bukanlah saksi mata, dan bahkan Injil-injil ini malah tidak didasarkan pada catatan-catatan para saksi mata kehidupan Yesus)

Iktikad kurang baik Gereja juga terlihat dari penempatan Injil-injil sebelum Surat-surat Paulus yang dapat memberi kesan keliru seakan-akan cerita tentang kelahiran Yesus, cerita tentang kematian, kebangkitan maupun terangkat ke sorga sudah ada sebelum Paulus menulis Surat-suratnya.
Padahal kenyataannya hampir semua adalah mitos yang baru dibuat-buat puluhan tahun setelah surat-surat Paulus selesai ditulis berdasarkan kepentingan narasi untuk mendukung ajaran Paulus
Belum lagi ribuan perubahan maupun tambahan ayat-ayat palsu yang baru dibuat oleh penyalin-penyalin Injil yang pada ujung-ujungnya bermuara pada Yesus sebagai Juruselamat sebagaimana yang diinginkan Paulus.


044. TANYA:
Apakah pengaruh ajaran Paulus tentang Yesus sebagai Juruselamat bagi bangsa-bangsa Eropa yang Kristen?

JAWAB:
Orang-orang Kristen Eropa berhasil diyakinkan oleh ajaran Paulus dan para pemimpin Gereja bahwa Yesus adalah satu-satunya Juru Selamat dan bahwa berdasarkan ayat-ayat Injil, Yesus sudah memerintahkan umat Kristen untuk mengkristenkan dunia, sehingga mereka merasa terpanggil untuk mengemban tugas-tugas tersebut

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,..." (Matius 28:19)

"Lalu la berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.." (Markus 16:15)

Para misionaris pun menjelajah benua Afrika, Asia dan Amerika Latin. Mereka mendompleng armada kapal-kapal dagang menyebar ke seluruh dunia untuk menjajah sekaligus mengajak atau kalau perlu memaksa penduduk yang dijajah untuk menerima Yesus menjadi Juruselamat mereka.
Mereka tidak perduli bahwa kebanyakan negara atau kerajaan di Afrika dan Asia yang mereka datangi sudah beragama Islam. Yang penting sebagai misionaris yang taat kepada perintah Yesus, misi mengkristenkan dunia sebagaimana yang diperintahkan harus dilaksanakan. Kalau penduduk yang dijajah tidak mau tunduk, disiksa atau dibinasakan! Sebagaimana yang mereka lakukan terhadap umat Islam Moro di Luzon dan Visayas Filipina.

"Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." (Lukas 19:27)

Ternyata, ayat-ayat Injil yang memerintahkan para misionaris untuk menyebarkan Kristen ke seluruh dunia adalah ayat-ayat palsu yang baru ditambahkan kemudian oleh Gereja.
Injil Matius seharusnya berakhir pada pasal 28:15. Hugh J. Schonfield dalam hukunya The Original New Testament halaman 124 menjelaskan:

"This (Matthew 28: 15) would appear to be the end of the Gospel. What follows (Matthew 28: 16-20) from the nature of what is said, would then be a later addition"

(Ayat ini - Matius 28:15 - nampak sebagai akhir dari Injil Matius. Ayat-ayat selanjutnya - Matius 28:16-20 - dari kandungan peryataannya, baru ditambahkan kemudian).

Selanjutnya, mengenai Injil Markus seharusnya berakhir pada Markus 16:8. Injil Markus dalam buku The five Gospels yang disusun oleh Robert W. Funk, langsung berakhir pada Markus 16:8 tanpa penjelasan Alkitab Revised Standard Version juga menutup Injil Markus pada Markus 16:8, dan menempatkan Markus 16:9-20 pada catatan kaki (footnote). Sementara itu Alkitab Good News Bible memiliki dua tambahan kumpulan ayat-ayat masing- masing a) Markus 16:9-20 dan yang satu lagi b) Markus 16:9-10} Keduanya terpisah dari teks Injil Markus disertai penjelasan:

"Some manuscripts and ancient translations do not have this ending to the Gospel (verses 9- 20)"

(Beberapa naskah dan terjemahan tua, tidak memiliki tambahan di akhir Injil ini (ayat-ayat 9-20)

Selanjutnya, mengenai Injil Markus seharusnya berakhir pada Markus 16:8. Injil Markus dalam buku The five Gospels yang disusun oleh Robert W. Funk, langsung berakhir pada Markus 16:8 tanpa penjelasan Alkitab Revised Standard Version juga menutup Injil Markus pada Markus 16:8, dan menempatkan Markus 16:9-20 pada catatan kaki (footnote). Sementara itu Alkitab Good News Bible memiliki dua tambahan kumpulan ayat-ayat masing- masing a) Markus 16:9-20 dan yang satu lagi b) Markus 16:9-10} Keduanya terpisah dari teks Injil Markus disertai penjelasan:

"Some manuscripts and ancient translations do not have this ending to the Gospel (verses 9- 20)"

(Beberapa naskah dan terjemahan tua, tidak memiliki tambahan di akhir Injil ini (ayat-ayat 9-20)


045. TANYA:
Mengapa umat Islam di berbagai negara melakukan perlawanan terhadap usaha pengkristenan, dan paling dimusuhi?

JAWAB:
1.
Umat Islam menyadari bahwa ajaran Kristen yang dicemari ajaran penyembah berhala berusaha membengkokkan ajaran Islam yang lurus.

"Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan meilainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.” (Ali Imran 3:69)

"Katakanlah: “Hai Ahli kitab mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?" Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan." (Ali Imran 3: 99)

"(Yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat." (Al-A'raf 7:45)

2. Kristen memusuhi Islam karena merasa selama ada umat Islam, mereka sulit menutup-nutupi kecurangan ajaran mereka. Setiap kali mereka berusaha mempropagandakan ajaran Kristen, mereka selalu akan terbentur pada fakta-fakta sejarah tentang kehidupan dan ajaran murni Yesus, yang pada kenyataannya justru lebih banyak dianut dan dijalankan oleh umat Islam dibanding umat Kristen yang mempertuhankannya,

3. Umat Islam tahu dengan jelas bahwa ajaran Kristen yang diajarkan Paulus dan dimodifikasi oleh Gereja adalah ajaran yang menyimpang dari ajaran Yesus, sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran. Dari Al-Quran pula umat Islam tahu bahwa Allah telah mengamanatkan kepada Rasulullah beserta seluruh umat Islam untuk memberikan peringatan kepada umat Kristen agar tidak terjerumus lebih jauh ke lembah kemusyrikan dengan menyekutukan Allah.

"Ini adalah sebuah kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadaniu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab (Al-Qur'an) itu (kepada orang kafir) ..." (Al-A'raf 7:2)

"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah." (Ali Imran3:64)

Saat ini walaupun sangat terlambat, peringatan Allah ini juga telah disampaikan oleh para tokoh Agama Kristen, sejarawan dan pakar Alkitab, antara lain, Uskup Agung Jenkins dari Inggris, Uskup John Shelby Spong dari Amerika Serikat, Robert Funk, John Davidson, Reverend Dr. Charles Francis Potter, Barbara Thiering dari Australia, serta puluhan atau mungkin ratusan ribu lainnya yang tidak disebutkan disini. Malah Spong secara khusus mengatakan yang sekaligus merupakan judul bukunya: "Mengapa Ajaran Kristen Harus Berubah Atau Mati"

 


046. TANYA:

Sendainya kita sepakat pada pengertian bahwa Yesus adalah bukan satu-satunya juru selamat, tetapi hanya salah seorang juru selamat, apakah kita dapat menerimanya?

JAWAB:
Saya pernah mengunjungi Kantor Pos Kendari dan menanyakan sanksi apa yang akan dikenakan kepada seseorang yang sengaja mengambil kiriman paket orang lain. Petugas Pos menjawab, itu adalah tindakan kriminal yang harus dihukum
Kita ketahui baik melalui Al-Qur'an maupun Alkitab bahwa Yesus hanya diutus sebagai Nabi untuk Bani Israel.

"Dan sebagai Rasul untuk bani Israil." (Ali Imran 3:49)

"Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (Matius 2:6)

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan la berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria," (Matius 10:5)

"Jawab Yesus: 'Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)

Malah menurut Yesus, bangsa lain dianggap anjing dan babi, serta tidak pantas mengikuti dia.

"Jangan kamu memberikan barang yang kudus (Ajaran Yesus) kepada anjing (orang bukan Yahudi) dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi..." (Matius 7:6)

Kita ini adalah bangsa Indonesia, bukan Bani Israel. Yesus bersama Injilnya adalah paket yang dikirim Allah untuk Bani Israel. Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersama Al-Qur'an adalah paket yang dikirimkan Allah untuk seluruh umat manusia. Jadi alangkah tidak etisnya kalau kita sampai lancang menerima paket yang bukan ditujukan kepada kita, walaupun ada yang menggoda kita untuk menerimanya. Mungkin si penggoda dapat saja menghapus nama si penerima dan menggantinya dengan nama kita, namun kita toh masih mempunyai pikiran dan perasaan serta hati nurani untuk menolak dan mengatakan bahwa paket tersebut sebenarnya bukan untuk kita.
Jadi alangkah tidak tahu diri, kita orang-orang Indonesia (yang bukan orang Yahudi) kalau mau lancang menerima Yesus sebagai Juruselamat yang sama sekali tidak pernah dialamatkan kepada kita.

Saya tidak habis pikir, kalau kita orang-orang Indonesia yang disebutnya anjing dan babi, dan bukan dombanya, masih mengharapkan sesuatu darinya. Tentu kita tidak ingin melanggar perintah Tuhan. Kalau kita melakukan tindakan kriminal terhadap negara, hukumannya adalah penjara. Tetapi kalau kita melakukan tindakan kriminal terhadap Allah, hukumannya adalah neraka. Oleh karena itu kalau orang mengatakan "Allah Juruselamat kita melalui Yesus Kristus", hanya ada dua pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Kalau ini diucapkan oleh umat Israel ada benarnya, karena dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1) Allah adalah Juruselamat
2) Allah tidak berbicara langsung dengan Bani Israel, tetapi mengutus Yesus
3) Yesus menyelamatkan Bani Israel dengan ajaran Injil yang diwahyukan Allah.

Kalau ini diucapkan oleh orang-orang Romawi penganut filsafat Yunani, yang kemudian dianut oleh orang-orang Kristen, arahnya menyimpang dari ajaran Tauhid yang disampaikan para nabi termasuk Yesus.
1) Allah adalah Juruselamat
2) Allah yang suci tidak dapat langsung menyelamatkan manusia yang berdosa
3) Allah mengutus anaknya ke dunia untuk dijadikan korban menyelamatkan umat manusia melalui darahnya di tiang salib.


Kalau ini diucapkan oleh kita, orang-orang Indonesia, tentu tidak tepat, karena kita bukan orang Israel dan Yesus tidak punya urusan dengan kita.


047. TANYA:
Kalau Paulus mengatakan bahwa Yesus sebagai Anak (Tuhan) Allah adalah Juruselamat, siapa yang meningkatkan status Yesus sebagai Tuhan Juruselamat?

JAWAB:
Athanasius. Kalau menurut Paulus, Yesus Kristus sebagai Anak Tuhan sudah bisa menyelamatkan, maka menurut Athanasius, Yesus Kristus harus menjadi Tuhan selain Allah untuk menyelamatkan manusia. Sedikit saja ketuhanannya berkurang, maka pekerjaan penyelamatan akan bubar.
Pendapat Paulus ini dikemukakan oleh Richard E Rubenstain dalam bukunya When Jesus Became God, halaman 9:

"Therefore if Christ is any less than God, he could not save us. And if we did not believe that he was God, we would not be saved"

(Oleh karena itu, kalau Kristus sedikit lebih kecil dari Tuhan (Allah), dia tidak akan dapat menyelamatkan kita. Dan kalau kita tidak percaya bahwa dia adalah Tuhan", maka kita tidak akan selamat)

Coba bayangkan! Siapa yang tidak takut dengan ancaman seperti ini? Daripada masuk neraka, lebih baik "menerima" Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Ancaman Athanasius ini kemudian dikuatkan dengan SK Ketuhanan Yesus yang dia sponsori, untuk ditetapkan oleh Kaisar Romawi dan dewan Gereja pada Konsili di Nicea 20 Mei 325.

"He (Jesus) is God from God, Light from Light, and true God from true God"

(Dia (Yesus) adalah Tuhan yang berasal dari Tuhan, Cahaya yang berasal dari Cahaya, dan Tuhan sesungguhnya yang berasal dari Tuhan sesungguhnya).


Sumber: MENYELAMATKAN JURU SELAMAT. Oleh : DR. H. Sanihu Munir, SKM, MPH.