Ini adalah salah satu kelompok gerakan New Age Movement yang harus kita waspadai:
Pada tanggal 10 Juni 2000, ketika pemimpin sarasehan kelompok professional di kompleks Cempaka Mas, Jkt, seorang peserta mengemukakan bahwa di Jkt sekarang ramai adanya pelatihan (Trainning seminar) yang diselenggarakan oleh ‘Asia Works’ dan diadakan oleh beberapa perusahaan untuk para staf seperti di antara lain oleh ‘Astra International, Cathay Pacific, dan International Health Benefits Indonesia’.
Diakui, bahwa Asia Works sudah melatih
lebih dari 2500 professionalis di Indonesia, dan biasanya yng dilatih adalah
kalangan top dan middle management. Program
ini diberikan dalam 3 level yaitu Basic, Advance dan Leadership, dan diberikan
dalam 5 hari berturut-turut mulai Senin s/d Jum’at jam 18.30- 24.30 (30 jam).
Program ini sejiwa dengan program ‘gerakan pengembangan pribadi’ (human
potential movement) di Amerika ‘Life Spring’, dan juga kelompok-kelompok
sejenis seperti ‘Mind Dynamics, PSI World, Insight, EST, dan lainnya.
Bagian dari program ini adalah
pengosongan jiwa/meditasi, manipulasi kejiwaan, penyangkalan akan Tuhan (dilakukan
secara halus). Penyangkalan dilakukan antara lain lewat bawah sadar pada
saat pengosongan diri, di mana peserta diajak melupakan masa lalunya dan
mengambil alih kendali atas masa depan mereka.
Pelatih akan menanamkan sugesti dalam diri peserta bahwa “setiap orang adalah
cahaya matahari dan bintang fajar” Sebuah usaha halus untuk
mencuci otak (brainwashing) seseorang dari sistem kepercayaan ayng dianutnya
demi pengembangan diri.
Dalam satu latihan, peserta diajak untuk membuka buku sejarah hidup mereka dan diajak memasuki ruang sutradara, di mana di kursi sutradara sudah ada yang duduk di sana, dan peserta diminta untuk mengambil alih kursi tersebut.
Kemudian, peserta akan diajak untuk berpindah ke sebuah perahu yang sedang berlayar di tengah lautan, di mana dalam perahu tersebut juga ada seseorang, dan peserta diminta mengusir orang dalam perahu itu dan mengambil alih kemudi. Suatu sukses mencapai posisi dengan menjatuhkan orang lain dari posisi itu.
Di California, Amerika Serikat, pada akhir
dasawarsa 1960-an dan awal 1970-an lahirlah kelompok-kelompok
‘latihan pengembangan pribadi’ (human potential movement) bagai jamur di
musim penghujan, dan di antaranya, di tahun 1973 lahir ‘Life Spring’ seminar yang dimotori oleh John P. Hanley, yang
sampai sekarang diklaim bahwa latihan ini sudah diikuti ratusan ribu peserta di
seluruh dunia.
Pelatihan mencakup latihan meditasi dan pengembangan pikiran (mind) dan
kekuatan-kekuatan kejiwaan (psychic powers). Dalam salah satu publikasi Life
spring disebutkan bahwa “Seminar memanfaatkan prinsip yang paling efektif,
konsep-konsep intelektual dan tehnik-tehnik, parapsychology dan displin
agama-agama Timur"”(Lifespring Family News, Vol. 1, No. 2). Lifespring
mengajarkan agar “manusia melihat
ke dalam dirinya sendiri”.
Lifespring mengajarkan bahwa “manusia adalah sempurna dan di dalam
jati diri manusia ada pribadi yang sempurna, penuh cinta, dan perhatian”, dan
menawarkan ‘pencerahan’ (enlightenment). Lifespring juga mengajarkan
bahwa ‘kita sendiri adalah pencipta cahaya diri sendiri’. Para
pelatihnya menanamkan kesan bahwa percaya diri (self esteem) dan harga diri (self
worth) kita akan memuncak dan bahwa “cinta diri adalah cinta terbesar”.
Dalam pelatihan itu, para pelatih sering memperkenalkan kekuatan-kekuatan supranatural peserta (ESP), perjalanan astral atau jiwa, dan konsep okultis mengenai ‘mata ketiga’. Pada suatu latihan para peserta disuruh saling bertukar sepatu untuk menyerap getaran dan energi orang lain, demikian juga diajarkan doktrin Hinduisme seperti chakra atau pusat-pusat atau titik-titik energi dalam diri seseorang.
Sekalipun cukup populer dan ada promosi keberhasilan para pesertanya, Lifespring sering mengalami tuntutan hukum karena banyak pesertanya menderita gangguan mental seusai mengikuti “Seminar Lifespring”.
Dalam ‘National Law Journal’ disebutkan bahwa seorang peserta wanita (Debra Bingham, 30) berhasil memenangkan tuntutan terhadap Lifespring sebesar $800,000 setelah harus masuk rumah sakit jiwa selama sebulan karena mengalami depresi berat dan kecenderungan bunuh diri, seusai mengikuti dua seminar Lifespring. Debra juga kehilangan pekerjaannya, karena gangguan mental yang dialaminya.
Anne McAndrews menulis pengalamannya mengikuti Lifespring dengan judul ‘ I lost my Husband to a Cult’ (Redbook Magazine, May 1994).
Kemesraan berumah tangga ingin ditingkatkan
dengan Anne dan suaminya, Tim, mengikuti pelatihan Lifespring. Semula mereka
mengalami manipulasi kejiwaan dalam forum, di mana pelatih menanamkan sugesti
agar mereka menurut dan melatih disiplin. Bahkan ke kamar kecil atau minum obat,
harus minta izin, yang umumnya ditolak.
Bukan itu saja, bahwa pasangan itu masing-masing ditanamkan rasa percaya diri berlebihan
termasuk bahwa mereka sendirilah yang harus menentukan hari depan mereka.
Ini diperkuat dengan memisahkan para
pasangan dan menemukan mereka berdua dengan orangyang baru dikenal (pair off)
dan mengutarakan semua masalah termasuk masalah keluarga, kepada teman yang baru
dikenal itu, sedangkan Tim, suaminya, juga dikenalkan dengan teman wanita yang
baru.
Hasilnya, sudah dapat diraba, bahwa Anne
dan suaminya bukan makin mesra tetapi makin sendiri-sendiri, bahkan ketika Anne
dan kedua anaknya mengajak Tim untuk merayakan Natal bersama orangtuanya, Tim
menolak dengan alasan ia ingin bersama teman-teman pilihannya sendiri di hari
Natal itu.
Untuk tidak mengecewakan kedua anaknya,
Anne tetap berangkat, tetapi di jalan tol,
mereka mengalami slip karena hujan deras sehingga menabrak batas jalan.
Ketika ditolong polisi dan dibawa ke tempat
fastfood restaurant, Anne menelpon Tim, tetapi malah dijawab (oleh Tim) “But there are no accidents. You wanted this
happen, so you handle it”, dan kemudian Tim pulang ke rumah larut malam.
Ketika pulang, Tim menghadapi Anne
yang baru mengalami kecelakaan , ia malah mempersoalkan
kerusakan mobilnya dan ketika ia
dituntut soal tanggung jawab perkawinannya, Tim
malah menjawab “I don’t make any decision until after leadership Trainning”.
Dapat diperkirakan selanjutnya, bahwa
akhirnya Tim meninggalkan keluarganya dan selanjutnya
mereka bercerai.
Sikap ‘percaya diri’ yang berlebihan
yang ditanamkan ternyata memang berdampak serius bagi peserta seperti kasus Tim.
Ketika ditanya pelatih, “What do you want?”, seorang peserta menjawab, “I
wanto to do Christ’s will”, pelatih menanggapinya dengan kata-kata, “F---
Jesus! You think he’s going to help you? He doesn’t give a f--- You have to
live your own life. So, what do you want??”.
Shock therapy demikian, ternyata membawa
korban yang tidak sedikit. Selain Debra di atas, di tahun 1992, seorang
pengacara muda yang masuk rumah sakit karena gangguan jiwa lima hari setelah
mengikuti Lifespring seminar, memenangkan tuntutan ganti rugi terhadap
Lifespring sebesar $300,000, bahkan di tahun 1993, Georgiades memenangkan
tuntutan ganti rugi sebesar $750,000, setelah harus masuk rumah sakit jiwa
selama dua tahun menyusul keikutsertaannya dalam Lifespring trainning.
Di tahun 1982, keluarga dari korban yang
mati karena melompat dari lantai empat gedung kantornya setelah mengikuti
Lifespring leadership trainning selama lima hari memperoleh ganti rugi cukup
besar yang didamaikan di luar sidang.
Dirk Mathison dalam tulisannya, “White
collar cults, they want your mind” (Self Magazine, February, 1993) menceritakan
tentang Karen Torston (21), yang fustasi sejak mengalami indoktrinisasi
Lifespring. Ia semula tertarik karena
Lifespring menawarkan untuk
‘mengembangkan potensi dalam dirinya yang terkurung’ dan ia dapat
‘memperbaiki diri sendiri’. Ini dilakukan melalui latihan trance, guided
imagery dan latihan hipnotik demi nama pengembangan pribadi (personal
growth/human potential). Ditanamkan dalam diri peserta bahwa, “masalah tidak dapat diselesaikan sepotong-sepotong tetapi dengan
melakukan perubahan fundamental atas jiwa dan kepercayaan seseorang”, dan
“mencapai selfactualization”.
Banyak orang tertarik seperti Karen karena
kelompok semacam Lifespring ini beroperasi dengan penampilan yang dipromosikan sebagai
‘ilmiah, success-oriented, dan professional’
Karen mengalami cuci otak melalui latihan-latihan ‘guided imagery’,
‘relaxation class’ untuk belajar tentang ‘konsentrasi’ latihan
‘dyad’ (saling berpandangan mata dengan teman baru selama beberapa menit)
dan latihan ‘transofmasi’.
Mathison menyebut adanya seorang wanita meninggal setelah dilarang untuk
meminum obat asmanya dalam latihan. Keluarganya mendapat ganti rugi sebesar
$450,000. Pengacara Michael Flomenhaft
menyebut kliennya masih tetap
membutuhkan perawatan kejiwaan setelah mengalami gangguan kejiwaan setelah
mengikuti Lifespring 10 tahun sebelumnya.
Ada ratusan tuntutan ganti rugi, karena gangguan mental diajukan ke
Lifespring.
Menghadapi latihan-latihan berjubah ‘pengembangan diri’, ‘percaya
diri’, ‘Leadership Training’ dan semacamnya yang tidak lebih dari
‘manipulasi kejiwaan’.
Gerakan New Age ini perlu kita
waspadai.
Sebab
demi mengejar ‘sukses’, dan ‘kemandirian perorangan’, sudah
banyak korban telah terjadi di mana mereka mengalami gangguan mental dan
yang jelas ‘iman Kristen’ mereka
menjadi korban (melalui tehnik transformasi, pradigm shift, enlightenment, dll).
Umumnya para
peserta akan menjadi terlalu ‘percaya diri’ (menjadi cahaya matahari dan
bintang fajar), bahkan salah seorang manager Astra International mengemukakan
bahwa setelah mengikuti ASIA WORKS, mereka sekarang tidak takut mati!
Firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada TUHAN!
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada
TUHAN!”
Para netters ykk,
Makalah Sahabat Awam (MSA-58, Nopember 2000) yang saya tulis baru terbit, judulnya 'ASIA WORKS & Pengembangan Potensi diri'. Sinopsisnya adalah
sbb.:
Sejak tahun 1960-an Gerakan Zaman Baru (GZB / New Age Movement) mulai diikuti dengan gairah oleh banyak orang dan mulai kelihatan pengaruhnya melalui sains (filsafat dan psikologi) dan dipopulerkan melalui film, musik, buku, latihan meditasi & olah batin, kesehatan holistik, dan pelatihan pengembangan potensi diri.
GZB adalah kegairahan kembali manusia akan agama-agama pantheisme dan mistik Timur terutama dari India, Cina dan Jepang yang sekarang dikemas dalam bentuk yang baru dengan jubah filsafat dan psikologi baru. Pengaruhnya yang dibahas dalam MSA-58 adalah yang menjangkau 'pelatihan pengembangan potensi diri' (P3D) seperti Esalen Institute, Mind Dynamics, EST, Lifespring, Asia Works, Forum, Harmony Institute, Life Training Program, Momentus, Phoenix 2000, PSI World, Silva Mind Control, Sterling Institute of Relationship, Life Dynamics, 7 Habits, John Robert Powers, Dale Carnegie, I Can, dan yang dibahas secara khusus adalah keluarga Mind Dynamics yang setelah ditutup, beberapa instrukturnya mendirikan a.l. EST (Erhard Seminar Trainings) dan Lifespring, dan instruktur Lifespring mendirikan Asia Works di Hongkong yang sekarang populer di Jakarta.
MD didirikan oleh Alexander Everett (1962), seorang pendeta Unity (universalist yang mengakui Yesus sederajat dengan tokoh-tokoh agama lain) yang kemudian mempelajari Theosophy, Rosicrucianism (Unity), Egyptology, Silva Mind Control. Unity mempopulerkan ajaran Hinduisme yang menganggap Tuhan hanya sekedar kekuatan semesta (monisme) yang mendiami tubuh manusia sebagai kekuatan yang bisa dimanfaatkan. MD kemudian ditawarkan sebagai P3D yang menggunakan metoda pencucian otak (brainwashing) dan manipulasi psikologis. MD banyak mendapat kritik dan tuntutan dari para korban yang setelah pengadilan yang berlarut-larut kemudian ditutup.
EST (1971) didirikan oleh seorang murid MD bernama Werner Erhard yang memasukkan latihan disiplin 'zen' dalam pelatihan itu. Selain MD, EST diramu dari berbagai ajaran psikologi motivasi, Zen Buddhisme, Hindusime, psikologi dalam Sigmund Freud dan Carl Jung, positive thinking dari Dale Carnegie dan Norman Vincent Peale, disamping pengaruh kuat dari Scientology. Pengaruh lain yang kuat adalah 'self hypnosis' yang disebut Psycho-cybernitics dan ajaran Carl Rogers dan Abraham Maslow. EST kemudian diteruskan oleh 'Landmark Forum' dan 'Landmark Education Forum'.
Lifespring dibentuk oleh instruktur MD bernama John Hanley (1974). LS meneruskan beberapa ide MD dan dalam pelatihannya memisahkan pasangan-pasangan menjadi 'dyads' (ini juga dilakukan oleh MD dan EST), LS meyakini bahwa kebenaran adalah relatip dan bersumber pada pusat atau inti jiwa manusia. Tugas manusia adalah mengaktualisasikannya. Dalam Lifespring Family News disebutkan bahwa "Seminar memanfaatkan prinsip-prinsip, konsep-konsep intelektual, dan tehnik yang paling efektif dari … parapsychology … dan disiplin Timur." Pelatihan dibagi (1) Basic, (2) Advanced, (3) The Masters. Kemudian ditambahkan unsur ke-3 sebelum The Masters, yaitu The Lifespring Challenge berupa pelatihan seperti 'berjalan di atas api' dan 'berjalan di atas tali'.
Salah satu instruktur Lifespring yaitu Jim Cook kemudian mendirikan Asia Works di Hongkong (1992) dan melanjutkan tradisi Lifespring mengajarkan tiga jenis pelatihan dasar Lifespring yaitu yang disebut (1) Basic Training, (2) Advanced Training, dan (3) Leadership Program. Di Indonesia AW didirikan tahun 1997 dan dimulai di Jakarta sudah menggelar P3D untuk peserta perorangan dan sekarang sedang menyasar peserta korporat.
American Psychological Association (APA) menanggapi banyaknya keluhan dan tuntutan pengadilan terhadap P3D yang disebutnya sebagai 'Large Group Awareness Training' (LGAT) kemudian melakukan kajian atas LGAT yang banyak bermunculan setelah tahun 1970-an. APA mengkategorikan LGAT (seperti MD, EST, LS dll.) sebagai kultus (yang dipimpin pelatih yang dikultuskan) yang biasanya memadukan beberapa cara pendekatan dan tehnik sensitif dengan berbagai penjualan, pengaruh, indoktrinasi, dan tehnik penguasaan perilaku, dan menyebutnya bukan sebagai 'pelatihan keahlian' (skill training) tetapi suatu 'program indoktrinasi psikologis' yang lebih merupakan 'pencucian otak' (brainwashing) dan 'bujuk rayu yang memaksa' (coercive persuasion).
Dibalik klaim mengenai dampaknya yang positip untuk 'meningkatkan potensi diri dalam bentuk sukses profesi', setidaknya tiga area dampak P3D yang telah terjadi secara luas, yaitu: (1) dampak kejiwaan, (2) dampak kekeluargaan, dan (3) dampak imani bagi umat Kristen.
MSA-58 ini dan MSA-52 (The & Habits) akan menjadi makalah pembahasan dalam seminar sehari 'Tinjauan Kritis Trend Latihan Pengembangan Potensi Diri' yang akan digelar majalah 'DIA-Perkantas' pada tanggal 11 Januari 2001.
Berhubung terbatasnya kapasitas homepage kami, MSA tidak lagi dimasukkan
dalam homepage melainkan akan dikirimkan serentak kepada mereka yang membutuhkan dan mendaftarkan diri. Yang berminat memperoleh makalah dalam
bentuk e-mail dapat menghubungi saya melalui japri.
Salam kasih dari Herlianto <yba@melsa.net.id>