|
|
Ikan Hias Memiliki
Nilai Estetis Dan Bernilai
Tinggi
Ikan hias merupakan komoditi estetis
yang berfungsi menambah kesegaran, keindahan dan kesejukan lingkungan.
Nilai estetis yang dihasilkan tergantung pada jenis, warna, ukuran dan
bentuk tubuh ikan. Jenis ikan Arowana misalnya, mempunyai warna dan
bentuk tubuh yang indah sekali ditambah lagi mempunyai nilai mistis
yang tinggi, sehingga harganyapun menjadi cukup mahal, bahkan sampai
mencapai jutaan rupiah. Dengan nilai jual yang cukup tinggi tersebut
dapat dijadikan peluang oleh pembudidaya, pengusaha, exporter dalam
pengembangan usahanya. Demikian dikatakan Wakil Gubernur Jawa Barat
Bidang Ekonomi dan Pembangunan Drs. H. Soedarna TM, SH, MSi. Dalam
sambutannya pada acara Pembukaan Temu Usaha Ikan Hias Mitra Praja
Utama, Selasa, 22 Oktober, bertempat di Hotel Salak – Bogor.
Perkembangan budidaya dan bisnis ikan hias di Jawa Barat menunjukan
trend yang meningkat. Permintaan dari pembeli pada tahun 1999 mencapai
98.084.500 ekor dengan nilai mencapai Rp. 3.064.777.500,-. Pada tahun
2000 permintaan mencapai 119.008.230 ekor dengan nilai Rp.
11.900.823.000,- meningkat hampir 400 %.
Rumah Tangga Perikanan (RTP) bididaya Ikan Hias air tawar di Jawa
Barat telah tumbuh sejak tahun 1982 terutama di Kab./Kota Bogor,
Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Garut, Karawang dan Purwakarta.
Pertumbuhannya meningkat tajam pada tahun 1986, yaitu 217 RTP dengan
luas kolam 37,83 Ha dibanding tahun 1982 hanya 38 RTP dan Kolam 9,03
Ha, dan terus meningkat setiap tahunnya. Selain untuk memenuhi
kebutuhan lokal dan antar pulau, ekspor ikan hias dilakukan
diantaranya ke Amerika Serikat, Negara-negara di Eropa, Asia Barat dan
Asia Tenggara. Negara-negara tersebut menyerap 70 % import Ikan Hias
dunia dan diperkirakan akan terus meningkat.
Lebih lanjut Wagub menyatakan keyakinannya, bahwa Propinsi-propinsi
dilingkungan Mitra Praja Utama, yaitu Propinsi Lampung, Banten, DKI,
Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan Jawa Barat,
tentunya memiliki unggulan-unggulan dalam produksi ikan hias. Dan
melalui temu usaha ini masing-masing pengusaha dari tiap propinsi
dapat saling tukar menukar informasi pada sesi kontak bisnis. Oleh
karena itu, melalui temu usaha ikan hias ini diharapkan pertumbuhan
bisnis ikan hias dapat terus berkembang dengan tetap memperhatikan
peluang-peluang pasar ekspor serta peluang pasar yang baru.
Dalam acara temu usaha ikan hias tersebut, Walikota Bogor H.R. Iswara
Natanegara, SH dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh
Sekretaris Kota Bogor mengatakan bahwa dengan adanya koordinasi dalam
pembudidayaan dan pemasaran ikan hias, serta terjalinnya kemitraan
dalam pengembangan ikan hias, maka akan terwujudnya jejaring bisnis
atau networking yang fungsional diantara para pengusaha ikan hias
diseluruh daerah di Indonesia. Dengan networking itulah kita dapat
meningkatkan usaha ikan hias sebagai sektor bisnis andalan yang dapat
ikut memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Kota Bogor saat ini sedang mengembangkan kegiatan agribisnis perkotaan
yang berdaya saing, berkelanjutan dan diharapkan menjadi basis yang
kuat bagi tumbuhnya system ekonomi kerakyatan. Konsep agribisnis
perkotaan dipilih berdasarkan realitas bahwa Kota Bogor tidak memiliki
lahan yang luas untuk mengembangkan kegiatan pertanian konvensional.
Untuk itu dilakukan penerapan agribisnis secara profesional, sehingga
dengan lahan yang sempit yang ada bisa memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Salah satu komoditi yang dikembangkan dalam pelaksanaan
agribisnis perkotaan di Kota Bogor adalah usaha Ikan Hias, dimana
dengan kerjasama yang padu serta semangat dan ketekunan para pelaku
bisnis ikan hias di Kota Bogor dalam menekuni usahanya, pada tahun
2001 kegiatan usaha ikan hias dapat menghasilkan devisa sebesar Rp.
3,15 milyar. Terkait dengan keberhasilan tersebut, maka Gubernur Jawa
Barat merencanakan membangun Terminal Agribisnis Komoditis Ikan Hias
di Kota Bogor.
Sementara itu dilaporkan oleh Ketua pelaksana Temu Usaha Ikan Hias Ir.
H. Asep S. Abdie, MSc bahwa Kegiatan Temu Usaha Ikan Hias tersebut
akan dilaksanakan selama 3 hari, dari tanggal 22 sampai dengan 24
Oktober 2002 diiukuti oleh 50 orang dari 9 (sembilan) propinsi lingkup
Mitra Praja Utama, masing-masing diluar Propinsi Jawa Barat sebanyak 4
orang terdiri dari 1 orang Pejabat dan 3 orang Pengusaha Ikan Hias,
sedangkan dari Jawa Barat sebanyak 18 orang. Penceramah dan Narasumber
sebanyak 4 orang, yaitu Ir. Kisto Mintardjo (Direktur Bina Usaha
Ditjen Perikanan Budidaya Dep. Kedaulatan dan Perikanan), Materi :
“Peluan Pasar Ikan di Dalam dan Luar Negeri”. Ir. Sadullah Muhdi,
MBA (Direktur Pemasaran Ditjen PK2P Dep. Kelautan dan Perikanan),
Materi : “Kebijakan pemasaran Ikan Hias dalam menghadapi Pasar
Internasional/Pasar bebas”. Ceramah dari Pusat Karantina Ikan Dep.
Kelautan dan Perikanan : “Peraturan Perundang-undangan/Prosedur
Karantina Ikan untuk ekspor/impor”. Ceramah Direktur Ekspor hasil
Pertambangan dan Pertanian Ditjen Perdagangan Luar Negeri Deperindag :
“Prosedur Ekspor Ikan Hias”.
Pada puncak acara dari kegiatan Temu Usaha tersebut, akan dilaksanakan
konsultasi bisnis antara pengusaha ikan hias lingkup Mitra Praja Utama
dan diharapkan akan terjalin transaksi kemitraan usaha, yang akhirnya
akan dituangkan dalam bentuk kesepakatan.
Sumber: Humas Pemda Jawa Barat
|
|