Cacing Jangkar
Meskipun diberi nama cacing jangkar (anchor worm), binatang ini
sebenarnya adalah golongan udang-udangan dari keluarga Copepode.
Spesies utama yang sering menyerang ikan adalah Lernae cyprinacea.
Cacing jangkar (sering juga disebut sebagai kutu jarum) merupakan
parasit ikan berukuran besar sehingga dapat dengan mudah dilihat
dengan mata telanjang. Parasit ini, biasanya, lebih mudah
dijumpai pada kolam-kolam ikan daripada dalam akuarium.
Dalam siklus hidupnya, cacing jangkar tidak memerlukan inang
perantara. Cacing jangkar jantan dan betina akan membentuk
pasangan di permukaan tubuh ikan. Dari pasangan ini selanjutnya
hanya betina yang kemudian menjadi parasit. Sedangkan si jantan
sendiri akan mati setelah malakukan perkawinan.
Cacing jangkar betina menancapkan diri pada tubuh ikan dengan
manggunakan alat khusus menyerupai jangkar (Gambar 1). Alat ini ditancapkan
menembus kulit ikan bahkan hingga dapat menembus jaringan otot
dibawahnya. Cacing jangkar kemudian menghisap darah dan residu
sel ikan yang bersangkutan.
|
Gambar 1. Lernae cyprinacea
|
Cacing jangkar betina akan membentuk dua buah kantung telur di
bagian belakang tubuhnya, sehingga parasit ini sering tampak membentuk
huruf Y atau T. Telur-telur ini selanjutnya akan lepas kedalam
air akuarium, menetas, dan bermetamofosis beberapa kali, melalui
tahapan larva yang berenang bebas dan tahapan parasit.
Larva parasitik pada umumnya akan menjangkiti insang ikan.
Tanda-tanda Serangan
Sebagai parasit berukuran besar, kehadiran cacing jangkar dapat
dikenali dengan mudah melalui penampakan benda asing yang menancap pada
tubuh ikan (Gambar 2). Kahadiran parasit ini akan menimbulkan
iritasi sehingga kerap ikan yang terjangkit akan tampak berusaha
membebaskan diri dengan menggosok-gosokan badannya pada dekorasi
akuarium atau benda lainnya. Bahkan sering dijumpai ikan melucur
dengan cepat kesana kemari. Pada ikan berukuran kecil parasit
dapat menyebabkan ikan menjadi sangat lemah dan bahkan mati.
|
Gambar 2. Cacing jangkar
pada badan ikan
|
Luka tusukan yang diakibatkan oleh cacing jangkar sangat rentan
terhadap infeksi sekunder seperti jamur atau bakteri. Serangan
dalam jumlah banyak pada insang dapat menyebabkan ikan mengalami
kesulitan bernafas dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Beerbeda dengan serangan cacing jangkar dewasa, serangan pada tahap
larva relatif sulit dikenali. Kehadirannya hanya dapat diketahui
dengan melihatnya dibawah mikroskop.
Pencegahan dan Pengobatan
Ikan yang terjangkit hendaknya diisolasi untuk mencegah telur yang
dikandung parasit tersebut terlepas dan menetas dalam akuarium
utama. Penanganan dapat dilakukan secara fisik dengan mencabut
secara hati-hati parasit tersebut dari tubuh ikan, dengan sarat ikan berukuran cukup besar sehingga
proses pencabutan tidak
menyebabkan ikan menderita, dan dapat ditolerir oleh ikan yang
bersangkutan. Luka yang tersisa harus segera diberi perlakuan
dengan antiseptik atau mercurochrome.
Perendaman dengan bahan kimia tertentu dapat dilakukan untuk
memusnahkan larva parasit. Trichlorfon dan senyawa organofosgat
diketahui efektif pada dosis 0.2 - 0.3 mg/liter. Perlakuan
diulang setiap 7 hari selama 4 - 6 minggu.
Pencabutan parasit dianjurkan dilakukan setelah parasit
mati. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengoleskan kapas yang
telah direndam PK pekat atau anti parasit pada tubuh parasit tersebut.
Perendaman pada larutan garam atau bahan kimia pencegah parasit
komersial juga diketahui efektif. Perendaman jangka panjang
dapat pula dilakukan dengan dichlofention (Bromex) pada konsentrasi
0.12 ppm/liter air. Lakukan setiap minggu sekali hinggga parasit
hilang, atau lakukan perendaman dengan waktu singkat, 5 - 10
menit, dalam larutan dengan konsentrasi 25 mg/liter; disertai dengan
aerasi kuat.
|