Perbedaan Lionhead dan Ranchu
Oleh: Bambang Kristanto.
Berdasarkan beberapa literatur, Lionhead dan
Ranchu merupakan dua strain maskakoki yang terbentuk di dua
tempat yang berbeda pada periode yang nyaris bersamaan. Lionhead
merupakan strain maskoki yang terbentuk di China daratan pada masa
dinasti Qing (1644-1911) sedangkan Ranchu terbentuk di Jepang.
Kedua strain ini merupakan varietas maskoki yang tidak memilikki sirip
punggung. Ranchu pertama kali ditemukan sekitar tahun
1700-an dan diduga merupakan hasil mutasi gen. Varian ini kemudian disebut sebagai Ranchu atau Maruko (Gambar 1), dengan ciri-ciri:
(1) Tidak memiliki jambul di kepalanya. (2).
Badan memanjang.
Seiring dengan kemajuan jaman dan kecanggihan
para pakar, saat ini telah muncul berbagai varian Ranchu dan Lionhead dalam bentuk baru yang lebih
lucu. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, bagaimana membedakan antara Ranchu dengan Liohnhead?
Gambar 2 memberikan ilustrasi umum beberapa hal yang dapat
digunakan untuk membedakan Ranchu dengan Lionhead, diantaranya adalah
:
|
Lionhead
|
Ranchu
|
Gambar 2.
Sketsa Lionhead dan Ranchu |
- Seperti ditunjukkan dalam sketsa diatas, Lionhead memiliki
gelambir/jambul (headgrowth) lebih besar dibandingkan dengan
Ranchu. Beberapa jenis Ranchu diketahui malah tidak memiliki
gelambir/jambul sama sekali.
- Lionhead memiliki bentuk punggung yang lebih datar dibandingkan
dengan Ranchu. Sedangkan Ranchu lebih melengkung dan tampak
menukik tajam pada bagian posterior.
- Ranchu cenderung memiliki ekor lebih kecil dan diharapkan
membentuk sudut 45 derajat terhadap punggungnya.
Beberapa Contoh Ranchu dan Lionhead.
Rancu Osaka:
Ciri-ciri: Kepala berjambul tipis. Badan agak bongkok
Lionhead:
Ciri-ciri: Jambul/gelambir kepala dan
pipi agak tebal.
Badan tidak terlalu bongkok.
Lionhead Baret:
Ciri-ciri: Jambul kepala agak tebal seperti topi baret
begitu juga dengan gelambir pipi.
Badan tidak terlalu bongkok.
Sumber:
|
Photo koleksi YB. Harianto
(Ketua Klub Maskoki Jakarta)
Gogo Da Bomb
Budiman dan P. Lingga.
Maskoki. Penebar Swadaya. Jakarta.
|
|