Membuat Semua Anak Anda Merasa Istimewa
(Kathy Callahan-Howell)
auh sebelum orang-tua Greg Baldwin menyadari bahwa anak mereka adalah seorang jenius, mereka telah kagum terhadap apa yang dilakukan oleh anak mereka.
Dan sekarang di SMP ia selalu menduduki peringkat teratas dengan nilai-nilai yang mengagumkan, bermain di orkestra dan di tim sepak bola. Kamarnya penuh dengan berbagai penghargaan yang telah ia peroleh.
Tetapi ia juga mempunyai saudara perempuan, Charlene yang biasa-biasa saja dalam prestasi akademis meskipun populer diantara teman-temannya. la tidak memiliki satu penghargaanpun tetapi ia menambah sukacita bagi keluarganya.
Kita mungkin memberikan penghargaan kepada orang-orang yang kita anggap luar biasa. Allah telah memberikan setiap dari kita bakat alam dan kemampuan yang unik bagi kepribadian kita. Saat kita menginginkan semua anak kita merasa istimewa, ada beberapa faktor yang dapat menolong kita untuk memaksimalkan apa yang telah mereka terima dari Allah.
1. Banyak orang hanya melihat apa yang tampak. Masyarakat kita cenderung mengagungkan hal-hal tertentu dalam bidang akademis, artistik, olah raga, dan anak-anak yang memiliki bakat istimewa dibidang tersebut dengan sendirinya memperoleh penghargaan dari masyarakat.
2. Sedihnya masyarakat tidak memberikan penghargaan untuk persahabatan, kelemahlembutan, perhatian dan simpati. Sebagai orang Kristen kita harus memiliki pandangan dan penghargaan yang benar.
3. Untuk mengenali hal-hal yang tidak tampak kita harus mengenal lebih dalam lagi pemberian Allah seperti kebaikan, kasih dan hal-hal lain yang tidak tampak secara nyata. Sedangkan budaya kita memberikan penilaian tentang tinggi rendahnya penghargaan yang diberikan sesuai dengan tinggi rendahnya pendapatan yang diperoleh.
4. Sekali lagi kita harus menolak penilaian seperti itu. Kita harus mengevaluasi lagi pengertian kita mengenai "istimewa." Melampaui definisi dan masyarakat, kita
memahami pemberian dari Allah adalah istimewa karena itu berasal dariNya dan diberikan kepada pribadi tertentu.
1. Sebelum kita dapat menilai pemberian yang dianugerahkan kepada setiap anak, kita harus terlebih dahulu memberikan perhatian kepada apa yang mereka miliki. Anak yang memiliki bakat yang luar biasa menarik perhatian kita, tapi jangan menyisihkan anak lainnya. Juga jangan hanya menghargai bakat yang luar biasa dari anak kita dan melupakan beberapa anugrah indah lainnya yang "normal."
2. Duduk dan buatlah suatu daftar. Tulis nama masing-masing anak dan mulailah mencatat apa saja yang Allah berikan kepada mereka, talenta dan kemampuan. Fokuskan pada atribut yang positif, dan buatlah daftar yang sama panjang.
3. Jangan khawatir dengan kualitas dari talenta yang mereka miliki. Sebagai contoh, catatlah bahwa anak anda gemar membaca, tanpa menulis bahwa ia pembaca yang cepat atau lambat.
4. Kenyataannya adalah anak anda istimewa. Mereka semua unik dan Allah telah memberikan kemampuan yang berbeda-beda kepada mereka.
1. Saat kakak laki-laki saya memasuki sekolah dan harus melakukan tes IQ, didapati bahwa ia memiliki IQ tinggi dan tergolong jenius. Orang tua saya sangat senang dan bangga. Saya berkata kepada ibu saya,"Suatu hari saya akan menunjukkan kepada ayah bahwa saya juga cerdas". Kemudian meskipun IQ saya tidak tergolong jenius, saya sukses dalam sekolah. Tetapi saudara laki-laki saya
tidak menyelesaikan sekolahnya. Bila dibandingkan kami sama-sama rugi.
2. Paulus mengingatkan kita dalam Galatia 6 : 4 , "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri, dan bukan melihat keadaan orang lain". Kita bangga jika berhasil melakukan sesuatu sesuai dengan potensi kita. Bila kita membandingkan, kita memposisikan diri kita dengan kriteria yang lain; penilaian kita tergantung pada apa(siapa) kita membandingkan diri kita sendiri. Secara khusus jangan membandingkan anak anda dalam bidang yang tidak ia kuasai. Bila Rudy jago dalam matematika, jangan dibandingkan dengan Lydia dalam bidang tersebut. Tapi bandingkanlah dengan kemampuan Lydia dalam Bahasa Inggris.
3. Juga jangan membandingkan tingkah laku mereka, misalnya dengan mengatakan bahwa Susan memiliki sikap yang anggun dibandingkan dengan Jessica yang lincah. Perbandingan seperti itu akan mendorong mereka bertindak secara berlawanan.
4. Terangkanlah kepada mereka bahwa mereka harus menjadi diri mereka sendiri, karena masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Saat perbandingan tidak bisa dihindari, misaInya dalam pertandingan tertentu, dimana hanya ada satu yang akan menjadi terbaik. Pujilah ia saat ia telah mengeluarkan seluruh kemampuannya meskipun tidak menjadi juara. Hargailah anak anda sebagai seorang individu.
1. Salah satu faktor penting agar anak anda merasa istimewa adalah apa yang anda ceritakan kepada orang - orang di luar keluarga mengenai mereka. Jika anda hanya menceritakan keberhasilan David dalam bermain bulu tangkis kepada teman anda dan kemudian ketika bertamu ke rumah anda ia hanya mengenal dan memperhatikan serta memuji David saja maka hal tersebut akan membuat Ryan merasa tersisih dan rendah diri.
2. Memang orang-tua kadang secara alami tanpa disadari merasa bangga akan apa yang telah dicapai oleh anaknya. Tetapi kadang kita tergelincir kedalam kebanggaan yang keliru. Saat kita terlalu bangga terhadap apa yang dicapai seorang anak dan seakan-akan kurang menghargai apa yang telah dicapai anak yang lainnya dengan susah payah meski tidak sesukses saudaranya, kita telah melukai hati mereka.
3. Saat anda mengeluarkan kata-kata pujian di hadapan orang-orang, perhatikanlah apa, mengapa dan siapa yang anda tuju. Apakah selalu tertuju pada satu anak saja? Apakah teman-teman anda tahu bahwa anda mempunyai anak yang lainnya?
4. Anak adalah anugerah istimewa dari Allah. Pikullah tanggung jawab yang diberikan Allah dengan bijaksana. Berikanlah perhatian khusus untuk memaksimalkan potensi mereka. Pandanglah anak-anak anda dari sisi yang berbeda. Mungkin anda akan menemukan bahwa seluruh anak anda memiliki talenta yang luar biasa!
(Parents & Children; Jay Kesler, Ron Beers, La Vonne Neff, hal 501) (Terjemahan oleh: Gumariani)