Sejak masih di kantor lama Arus Pelangi sudah mulai menyelenggarakan diskusi rutin dengan komunitas LGBT, khususnya dengan Lesbian. Awalnya diskusi rutin in berjalan dengan baik. Namun lama-kelamaan para peserta berkurang sehingga akhirnya kegiatan ini dihentikan. Ini dikarenakan oleh kurang menariknya diskusi belaka. Apalagi komunitas Lesbian pada umumnya lebih membutuhkan tempat aman (safe space) untuk berkumpul dan bersantai daripada mengikuti diskusi yang formal. Hal ini mendorong Arus Pelangi mencari cara baru karena diskusi rutin tetap dianggap penting dalam upaya pemberdayaan komunitas LGBT.

Di tahun 2007 Arus Pelangi memperoleh ruang kantor yang lebih besar dan perangkat tambahan seperti LCD Projector sehingga bisa melakukan kembali diskusi rutin yang sekarang didahului dengan pemutaran film. Dengan semakin tersedianya film-film bertema LGBT pemutaran film menjadi pemicu untuk membicarakan isu-isu yang bersangkutan dengan realitas dan gaya hidup kaum LGBT di Indonesia.

Kadang-kadang Arus Pelangi juga mengadakan diskusi dengan seorang narasumber tentang isu tertentu, atas permintaan para peserta. Isunya seringkali tentang agama. Menawarkan interpretasi ajaran agama yang sensitif terhadap kaum LGBT menjadi alat penting dalam upaya pemberdayaan komunitas LGBT.