Home | Bio | Kabar & Jurnal

Kabar & Jurnal

~ 2005 ~


Mei - Desember

20/12 -- Oleh-oleh dari Jakarta:

01/12 -- Akhirnya, beli Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga)...

*** Rampung membaca Sam Po Kong. Saat ini lagi baca Angels and Demons-nya Dan Brown.

29/11 -- Pak Ruki Santoso dari Get the Book menelepon, memintaku menjadi pembicara dalam talk-show Narnia di Gramedia Artha Gading, Jakarta, 17 Desember.

16/11 -- Kutelepon Mbak Tina (Gloria), menanyakan kabar Obrolan Tukang Nonton. Ternyata naskah itu disetujui untuk diterbitkan sebagai buku pertama Papyrus, divisi penerbitan buku umum mereka. Rencana terbit: Desember, sekalian peluncuran Papyrus. Buku kesebelas... (atau keenam berdasarkan urutan terbit).

15/11 -- Pak Kusnadi (Metanoia) menelepon, memberikan order pengerjaan ilustrasi. Wah, pekerjaan untuk Wawan (ISI) nih. Rupanya Pak Kus cocok dengan coretannya untuk ilustrasi Alkitabingah-ku (buku ini akan diterbitkan dalam tiga jilid).

Selain itu, setelah aku meminta maaf karena menarik ulang Dari Mukjizat...., Pak Kus malah menyetujui penerbitan Orang Kristen Nonton Film. "Kalau tidak dites, ya bagaimana kita tahu respon pasar?" katanya. Hm, jadi buku kesepuluh nih...

29/10 -- Akhirnya PBMR ANDI mengangguk, menyatakan setuju menerbitkan Dari Mukjizat Sampai Jelangkung: Ada Apa dengan Kekristenan? Jatah terbitnya tahun depan. Semoga saja paling tidak semester pertama.

27/09 -- Diwawancarai oleh koresponden majalah MATABACA via email. Ditanyai mulai dari soal kebiasaan membaca sampai dengan kecintaan pada Narnia.

*** Dokumen Surat Perjanjian Penerbitan untuk Alkitabingah dan Kisah Hidup, Kisah Iman tiba. Ilustrasi Alkitabingah lagi dikerjakan Kristiawan, temanku mahasiswa ISI, dikirim secara bertahap. Entah nanti diterbitkan dalam berapa jilid itu kumpulan humor.

02-26/09 -- Membaca Charlie and the Chocolate Factory di kompi (file kiriman Siana). Hehe, aneh juga nggak ada ilustrasinya Quentin Blake. Selain itu, di sini terasa karakter Charlie flat -- dia memang anak baik dan manis, namun nyaris tanpa pergumulan, selain bagaimana menyikapi kelaparan. Pas masuk ke pabrik, tenggelam deh dia di antara tokoh-tokoh lain yang begitu berwarna. Charlie, seperti kita pembaca, malah cuma jadi penonton berbagai kehebohan di dalam pabrik coklat Willy Wonka. Dalam film Mel Stuart, Charlie lebih "berisi", diberi motivasi penguat. Bagaimana ya dalam versi Tim Burton?

*** (19/09) Mulai menerjemahkan The Seer, pesanan dari PBMR ANDI.

*** Selama lima hari ngebut menerjemahkan dan menyadur dari berbagai sumber untuk merampungkan Alkitabingah. Akhirnya tersusun 301 lelucon, mungkin masih bisa ditambah.

*** Menuntaskan penerjemahan Men's Manual II. Usai sudah pesanan dari Yayasan Bina Karakter Bangsa. Katanya akan ada pesanan lanjutan. Sambil nunggu, cari terjemahan di tempat lain.

*** Pilar, buletin bulanan jemaat, terbit. Edisi pertamanya Agustus. Untuk edisi September, artikel utamanya dari makalah dampak Kekristenan yang diminta Eriel itu.

*** Never Be Alone dicetak ulang karena persediaan di gudang telah kosong meski di toko-toko buku masih terpajang. Hm, laris, laris!

01/09 -- Melvi memberitahukan via email, Voila! nggak bisa nerbitin Obrolan Tukang Nonton. Dilempar ke penerbit mana lagi, ya?

28-30/08 -- Hehe, jadi seleb sehari. Akhirnya kembali menginjak Jakarta untuk jadi narasumber launching Narnia oleh GPU di Bentara Budaya Jakarta.

Sebelumnya ikut jumpa darat milis Bibliophile_GPU. Dengan Pak Khun, Mas Wawan, Darsum dan Joni, kita-kita jadi "penyamun di sarang perawan". Sebuah indikasi, khalayak pembaca (khususnya untuk fiksi) didominasi oleh kaum wanita. Nah lo!

Lalu, talk show dipandu oleh Indah S. Pratidina (penerjemah The Magician Nephew), dan tampil pula Sri Izzati gadis cilik 10 tahun yang telah membuahkan 5 (menjelang 6) judul buku! Wah, jawabannya polos banget, ceplas-ceplos khas anak kecil, namun tampak kalau dia sudah terbiasa tampil di muka publik dan tidak malu-malu untuk mengutarakan pendapatnya di muka umum. Dia bilang lebih suka The Lion ketimbang HarPot yang sampai sekarang belum rampung dibacanya! Dia juga paling terkesan dengan adegan saat Edmund dipikat oleh Jadis dengan Turkish Delight. Hm....

*** Jumpa darat milis Komunitas Penjunan di Apartemen Semanggi. Dari BBJ aku membonceng Mas Eman, sempat salah jalan sehingga mesti memutar lagi.

Selain nama-nama yang sudah disebut, ada pula Mbak Ning, Maya, Pak Gunawan, Bung Gurgur, Tio, Okta, Camelia, dan nona rumah, Ita Siregar, yang sepanjang pertemuan nyaris menutup mulut terus.

Sharing-nya macem-macem, namun lumayan terarah karena kegesitan Bapak Moderator (Mr. Wawan). Mulai dari kerinduan masing-masing soal kepenulisan sampai membaca tren perbukuan. Lebih jauh, ya silakan simak di mili KomPen.

*** Sebenarnya pengin nginap di Klender di rumah Herry, namun Eriel menelepon, memintaku nginap di rumahnya saja di bilangan Tebet. Malam itu belum sempat ngobrol banyak karena Eriel pun capek sepulang dari pelayanan di Bali. Baru paginya sempat ngobrol, dan dia minta aku bantu nulis soal dampak Kekristenan untuk disampaikan dalam rapat sebuah partai politik.

*** Siang ke Metanoia, ketemu langsung dengan direkturnya, Pak Kusnadi Kunawi. Singkat cerita, Metanoia bersedia menerbitkan dua naskahku, Alkitabingah dan Kisah Hidup, Kisah Iman. Untuk Alkitabingah, leluconnya mesti ditambah, mau dipecah jadi beberapa jilid sekalian. 

*** Eriel mengajak makan di Kuningan, tapi apa daya, sampai di sana sudah pukul 16.00, padahal pesawatku tinggal landas pukul 17.30. Aku hanya sempat menyambar buku Philip Yancey dari meja kantor Eriel (diberikan atau dipinjamin nih, Riel?), dan diantar Herry ngebut ke depan gerbang tol dekat mal Ciputra, naik taksi ke bandara. Sampai di bandara pas pukul 17.30, dan -- aku ketinggalan pesawat. Mesti ditunda besok pagi pulangnya. Menginap lagi di rumah Eriel. Pas ada persekutuan tim musik malam itu, ketemu dengan Herry Priyonggo dari Yerikho. Hm, mungkin nanti bisa kerja sama, kalau-kalau puisiku bisa digubahnya jadi lagu.

*** Selasa, balik ke Yogya dengan oleh-oleh Magic School Bus untuk Lesra.

24-25/08 -- Membaca Harry Potter and the Half-Blood Prince di komputer (thanks Siana!), rampung dalam waktu tak sampai 24 jam. Menurutku, ini novel Potter terbaik setelah Prisoner of Azkaban.

Kutulis: "IMHO, it's the best Potter novel after Azkaban. I've enjoyed it very much! It's gripping!

Gelap-suram -- memang, tapi di beberapa tempat aku masih ngakak (Amortentia!). Dan aku ingat sempat baca di salah satu wawancara Rowling, dia bilang, kalau dia pengin mengatakan sesuatu yang penting, paling pas kalau disisipkan lewat mulut Dumbledore atau Hermione. Kira-kira begitu. And, there!

Hatiku nyaris melonjak saat membaca percakapan antara Dumbledore dan Tom Riddle saat si Tom ngelamar jadi guru. Tom sinis mencela, "Love is more powerful than my way of magic" -- kira-kira begitu. Dan jawab Dumbledore, "Karena kau melihat di tempat-tempat yang salah." Gubrak.... Love itu pula yang jadi inti pembicaraan Dumbledore dengan Harry kemudian.

So, meskipun gelap-pekat, meskipun sang kepala sekolah tewas mengenaskan, I see a beam of hope shining..... (Dan, ingat, di tengah itu semua, bunga asmara pun bermekaran!).

Dan, gambaran Voldermort yang "less human" itu kok mengingatkanku pada Jadis.... Sedangkan bagaimana dia "splitting his soul", yang menurut Slughorn adalah "an act of violation, it is against nature", mengingatkanku pada "malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka" (Yudas 1:6). Aku juga tersadar kemiripan Rowling dengan Dickens. Menurutku, sebagai character, Harry agak bland; nah, his supporting casts and his enemies justru colorful banget. Ya, kan?

Akhirnya, belum pernah aku setidak sabar ini untuk menunggu kelanjutan HP. Tahun depan 'kah?"

*** Mas Sasongko mengirimkan contoh buku cetakan kedua Bible Trivial dan Gagal Menjadi Garam dari PBMR ANDI.

21/08 -- Ke Kebun Binatang Gembira Loka dengan keluarga.

19/08 -- Siang bolong, Mbak Tina dari Gloria Graffa menelepon, memberitahukan bahwa Relung Hati, Relung Jiwa disetujui penerbitannya, dengan tenggat paling lama enam bulan setelah penandatangan kontrak. Thanks God, it's my sixth book!

*** Mengirimkan Alkitabingah ke Metanoia. Semoga lolos!

*** Obrolan Tukang Nonton, atas kebaikan Pak Khun, kualihkan dulu ke Voila! Books. Editornya, Melvi Yendra, sudah acc, namun masih harus menunggu "wangsit" dari his big boss. Semoga lampu hijau menyala!

05/08 -- Akhirnya Blessing beredar juga, dan kami mendapatkan nomor bukti untuk edisi pertama, Agustus 2005. Renungan keluarga ini ber-tagline "Enriching Your Family".

27/07 -- Ngobrol dengan Pak Otniel soal rubrik "Film" ditautkan dengan filosofi, strategi dan taktik Bahana. Rubrik itu sebetulnya memang diarahkan bukan sebagai ruang ulasan film, melainkan "mengendarai" film (populer) untuk berbagi nilai-nilai -- apa saja yang bisa dipungut dari situ. Semoga deh aku bisa cukup luwes meladeni pendekatan ini.

** Mengirim Relung Hati, Relung Jiwa ke Gloria Graffa dan Obrolan Tukang Nonton: Dari Charlie Chaplin Sampai Mengejar Matahari ke Gradien. Kalau diberi lampu hijau, ya jadi buku keenam dan ketujuh, deh....

26/07 -- Gradien mengajak diskusi soal kerja sama dengan GPU untuk launching bersama Let's Go Into Narnia dan buku-buku Narnia yang mereka terjemahkan. Wah, bagiku ini kesempatan dan pengalaman pertama -- jadi, kenapa tidak dicoba?

15/07 -- Dua peristiwa bahagia....

** Let's Go Into Narnia meluncur ke pasaran. Buku ini mereupakan buku tercepat terbit dalam riwayat kepenulisanku. Pengumpulan bahan dan pembiakan idenya sih sudah lama banget. Namun, baru akhir Mei lalu, dalam waktu sekitar 4-5 hari, aku suntuk menggarap draft pertamanya. Kukirim ke Pak Khun ternyata beliaunya tertarik, namun menganggap naskahnya kurang tebal. Revisi berjalan sambil jumpalitan mencari endorsement, antara lain melalui Friendster, sampai tenggat 23 Juni. Dan, untuk pertama kalinya pula dalam riwayatku, buku ini langsung dicetak 5.000 eksemplar, plus diriku disangoni 5 otak kartun nama berlatar Narnia. Kalaupun ada 'ganjalan', Narnia-nya GPU ternyata belum jadi edar 6 Juli kemarin, namun mundur sampai 3 Agustus (tentatif). Berarti mbabat alas dulu nih!

Nah, kenapa tanggal terbitnya dipaskan 15 Juli, itu karena....

** Hari ini pernikahanku dengan Rina genap lima tahun. Ya, di halaman persembahan kutulis, buku ini adalah kado ultah kelima pernikahan. Jadilah malamnya kami rayakan secara bersahaja bersama-sama dengan KJM (Kelab Jumat Malam, mereka yang tengah mengikuti kelas bina hubungan). Acaranya: "peluncuran" LGIN, kubacakan Kuatrin Ulang Tahun, lalu menyantap soto tambur, terang bulan dan ceriping singkong sambil ngobrol bernostalgia.

13/07 -- Kelas juga akhirnya menerjemahkan buku The Miracle of Life-Change-nya Chip Ingram. One of the best book I've ever translated.

05/07 -- Tak terasa, dua tahun sudah situs ini menghuni cyberspace. Banyak relasi baru terjembatani melaluinya. Tulisan saya pun terkumpul dan terarsip dengan baik. Dan di ujung hari, saat saya tengok statistik, sepanjang 2 tahun situs ini telah menerima 4.968 kunjungan.

21/06 -- Menandatangani kontrak buku kelima, Let's Go Into Narnia! Mengenal Lebih Dekat Dunia Ajaib C.S. Lewis, yang akan diterbitkan oleh Gradien pertengahan Juli nanti.

Melalui penerbitan buku ini, aku jadi sedikit lebih melek soal marketing dan promosi. Kesuksesan sebuah buku antara lain didukung oleh kolaborasi kreatif antara penulis dan penerbitnya.

*** Dipinjami The Da Vinci Code-nya Dan Brown oleh Pak Xavier. Lumayan, lebih leluasa membacanya ketimbang pinjam di rental. ;-)

*** Ehm aku juga mau cerita beberapa humor yang kudapat dari sana-sini belakangan ini:

  • Seorang anak sekolah Minggu ditanya apa cerita Alkitab favoritnya. Apa jawabnya? "Simson dan Gorila!"

  • Para hamba Tuhan tampaknya mesti berhati-hati memilih nama. Konon ada seorang hamba Tuhan bernama Adoniram, diundang berkhotbah di sebuah gereja. Ketika pendeta setempat mendoakannya pada akhir kebaktian, ia berucap, "Tuhan, aku berdoa untuk Bapak Pendeta Bileam...." Wheladalah!

  • Peristiwa yang satu ini menimpa seorang hamba Tuhan dari luar negeri yang melayani bersama timnya. Ketika tuan rumah mendoakannya, ia menyatakan, "Tuhan, aku berdoa untuk Pastor XYZ dan gerombolannya...." Untung, untung, orang itu nggak ngerti bahasa Indonesia -- tapi orang-orang Indonesianya pada sakit perut menahan tawa! Mosok, hamba Tuhan kok and his gang! Emangnya si berat?!

*** Seorang sahabat memberiku nasihat-Yitro soal penulisan resensi. Ia melihat aku terlalu banyak menginvestasikan waktu di bidang itu, namun kalau hanya berhenti di resensi, "masa hidup"-nya terbatas. Ia mendorongku untuk lebih mengarah ke tulisan reflektif, yang orang tanpa mesti menonton filmnya pun bisa menikmatinya. Hm, dengan kata lain, pola nonton filmku mesti lebih intensif, bukannya ekstensif. Boleh juga!

18/06 -- Akhirnya terbit! Kumpulan cerpenku bareng Sidik Nugroho beredar dengan tajuk, Never Be Alone (Kumpulan Cerpen tentang Kemenangan Iman di Balik Pergumulan Hidup). Selain itu, menerima surat pemberitahuan bahwa Diciptakan dalam Sebuah Tarian akan dicetak ulang.

10/06 -- Catatan Denmas Marto dimuat di ICW (Indonesian Christian Webwatch), Volume 7/2005, Edisi 1049, yang mengangkat topik "Situs Pribadi". Ditulis:

"Bagi Anda yang sering membaca majalah Bahana, tentu mengenal sosok Arie Saptaji yang resensinya mengenai film sering dipublikasikan di majalah tersebut. Nah, bagi Anda yang penasaran dengan sosok yang membaptis dirinya dengan nama Denmas Marto ini, silakan berkunjung ke situsnya. Selain menampilkan informasi seputar Arie Saptaji, situs ini juga menampilkan berbagai tulisannya, baik yang sudah dimuat di media cetak maupun yang belum. Harapannya situs pribadinya ini dapat menjadi jembatan perbincangan dengan mereka yang juga memiliki minat di bidang tulis-menulis."

08/06 -- Penasaran, kenapa nyaris tiga mingguan situs ini nggak di-update? Hehe, Denmas Marto, antara lain, suntuk menyusun buku kelimanya (kalau jadwal terbitnya lebih cepat, jadi buku keempat), sebuah buku yang memperkenalkan C.S. Lewis dan karya klasiknya, Narnia.

Awalnya buku ini masih dalam pengumpulan bahan. DM berencana menyelesaikannya sebelum film pertama Narnia rilis, awal Desember nanti. Eh, pas iseng-iseng berselayar ke Gramedia.com, ternyata GPU berencana menerbitkan terjemahan Narnia Juli ini. "Wah, bisa nebeng, nih," pikir DM. Ngebutlah dia menyusun bahan-bahan itu!

Dalam waktu sekitar seminggu, kelar draft awalnya. Sudah ada penerbit yang kepincut menerbitkannya. Namun, DM diminta melakukan sejumlah revisi dan mencari endorsement dari para penggemar Narnia.

Nah, nyari endorsement-nya ini jadi petualangan asyik: ribet, gemes, tapi sekaligus bungah, kenalan jadi tambah.

Saat ini dalam posisi menunggu endorsement dan menyiapkan tambahan materi: sinopsis masing-masing judul dari ketujuh buku Narnia. Jadi, agak luang, kusempatan meng-update situs tercinta. ;-)

02/06 -- Saat menelepon ke PBMR ANDI, Mbak Tutik memberi kabar, Diciptakan dalam Sebuah Tarian juga akan dicetak ulang.

28/05 -- Menerima surat pemberitahuan dari PBMR ANDI, Bible Trivia akan dicetak ulang.

20/05 -- Komunitas jumpa darat lagi, kali ini mengundang Bambang Sigap Sumantri, Wakil Kepala Biro Yogyakarta Harian Kompas. Dia berbagi pengalaman menjadi penulis dan kemudian awak redaksi koran terbesar di Indonesia itu, kemudian menjawab berbagai pertanyaan peserta tentang kriteria naskah yang cocok untuk rubrik Opini Kompas. Denmas Marto didhapuk sebagai pemandu diskusi.

Sampai 19/05 -- Kecemplung di Friendster gara-gara si Travis Bickle arek Malang. ;-) Ternyata formatnya, buatku, agak ruwet. Akan betul-betul menyita waktu online kalau aktif "menjemput bola" (cari/undang teman, beri/terima testimony). Aku akan tetap fokus di situs ini dulu, FS-nya tunggu gawang saja. Lihat perkembangan nanti.

** Rina, dengan modal pinjaman dari Mama (cari yang tanpa bunga!), memulai usaha konveksi kecil-kecilan, dengan merek L'art (tebak deh apa maksudnya!). Kulakan bahannya di Pasar Klewer, Solo; aku kebagian jatah jaga anak seharian!

** Kirim Jakarta's Note: Ketapang dan 12 puisi berbahasa Indonesia ke Itica atas undangan Bang Ikra (Ikranegara). Semoga terpilih dan diterjemahkan untuk dipublikasikan dalam antologi di AS.

** Diminta PBMR ANDI menerjemahkan The Miracle of Life Change-nya Chip Ingram, tentang transformasi pribadi.

** Membaca Momo-nya Michael Ende. Lagi-lagi, sebuah novel anak-anak yang amat "dewasa", dengan kritik sosial yang menyengat tentang waktu. Jadi ingat omongan Jung, "Keterburu-buruan itu bukan dari Iblis; keterburu-buruan adalah Iblis itu sendiri." Kubayangkan seandainya novel ini difilmkan.... (Karya Ende yang lain, Neverending Story, sudah difilmkan. Dulu sempat nonton videonya ramai-ramai dengan teman sekelas saat SMA. Di rental yang ada sekuelnya, sebuah film dengan judul yang "lucu": Neverending Story II. Nah lo!).

** Lesra mulai menggangguku berkomputer sejak ia mahir ber-Magic School Bus. Ia pun berdoa untuk punya komputer pribadi!



Home | Bio | Email