20/12
-- Oleh-oleh dari Jakarta:
01/12
-- Akhirnya, beli Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Ketiga)...
*** Rampung membaca Sam Po Kong. Saat ini lagi baca Angels
and Demons-nya Dan Brown.
29/11 -- Pak Ruki Santoso dari Get the Book menelepon,
memintaku menjadi pembicara dalam talk-show Narnia di
Gramedia Artha Gading, Jakarta, 17 Desember.
16/11
-- Kutelepon Mbak Tina (Gloria), menanyakan kabar Obrolan
Tukang Nonton. Ternyata naskah itu disetujui untuk diterbitkan
sebagai buku pertama Papyrus, divisi penerbitan buku umum mereka.
Rencana terbit: Desember, sekalian peluncuran Papyrus. Buku
kesebelas... (atau keenam berdasarkan urutan terbit).
15/11
-- Pak Kusnadi (Metanoia) menelepon, memberikan order pengerjaan
ilustrasi. Wah, pekerjaan untuk Wawan (ISI) nih. Rupanya Pak Kus
cocok dengan coretannya untuk ilustrasi Alkitabingah-ku (buku
ini akan diterbitkan dalam tiga jilid).
Selain itu, setelah aku meminta
maaf karena menarik ulang Dari Mukjizat...., Pak Kus malah
menyetujui penerbitan Orang Kristen Nonton Film. "Kalau
tidak dites, ya bagaimana kita tahu respon pasar?" katanya.
Hm, jadi buku kesepuluh nih...
29/10
-- Akhirnya PBMR ANDI mengangguk, menyatakan setuju menerbitkan Dari
Mukjizat Sampai Jelangkung: Ada Apa dengan Kekristenan? Jatah
terbitnya tahun depan. Semoga saja paling tidak semester pertama.
27/09
-- Diwawancarai oleh koresponden majalah MATABACA via email.
Ditanyai mulai dari soal kebiasaan membaca sampai dengan kecintaan
pada Narnia. *** Dokumen
Surat Perjanjian Penerbitan untuk Alkitabingah dan Kisah
Hidup, Kisah Iman tiba. Ilustrasi Alkitabingah lagi
dikerjakan Kristiawan, temanku mahasiswa ISI, dikirim secara
bertahap. Entah nanti diterbitkan dalam berapa jilid itu kumpulan
humor.
02-26/09
-- Membaca Charlie and the Chocolate Factory di kompi (file
kiriman Siana). Hehe, aneh juga nggak ada ilustrasinya Quentin
Blake. Selain itu, di sini terasa karakter Charlie flat --
dia memang anak baik dan manis, namun nyaris tanpa pergumulan,
selain bagaimana menyikapi kelaparan. Pas masuk ke pabrik,
tenggelam deh dia di antara tokoh-tokoh lain yang begitu berwarna.
Charlie, seperti kita pembaca, malah cuma jadi penonton berbagai
kehebohan di dalam pabrik coklat Willy Wonka. Dalam film Mel
Stuart, Charlie lebih "berisi", diberi motivasi penguat.
Bagaimana ya dalam versi Tim Burton? ***
(19/09) Mulai menerjemahkan The Seer, pesanan dari PBMR ANDI. ***
Selama lima hari ngebut menerjemahkan dan menyadur dari
berbagai sumber untuk merampungkan Alkitabingah. Akhirnya tersusun
301 lelucon, mungkin masih bisa ditambah. ***
Menuntaskan
penerjemahan Men's Manual II. Usai sudah pesanan dari
Yayasan Bina Karakter Bangsa. Katanya akan ada pesanan lanjutan.
Sambil nunggu, cari terjemahan di tempat lain. ***
Pilar, buletin bulanan jemaat, terbit. Edisi pertamanya
Agustus. Untuk edisi September, artikel utamanya dari makalah
dampak Kekristenan yang diminta Eriel itu.
*** Never Be Alone
dicetak ulang karena persediaan di gudang telah kosong meski di
toko-toko buku masih terpajang. Hm, laris, laris!
01/09
-- Melvi memberitahukan via email, Voila! nggak bisa nerbitin Obrolan
Tukang Nonton. Dilempar ke penerbit mana lagi, ya?
28-30/08
-- Hehe, jadi seleb sehari. Akhirnya kembali menginjak Jakarta
untuk jadi narasumber launching Narnia oleh GPU di Bentara
Budaya Jakarta.
Sebelumnya ikut jumpa darat
milis Bibliophile_GPU. Dengan Pak Khun, Mas Wawan, Darsum dan
Joni, kita-kita jadi "penyamun di sarang perawan".
Sebuah indikasi, khalayak pembaca (khususnya untuk fiksi)
didominasi oleh kaum wanita. Nah lo! Lalu,
talk show dipandu oleh Indah S. Pratidina (penerjemah The
Magician Nephew), dan tampil pula Sri Izzati gadis cilik 10
tahun yang telah membuahkan 5 (menjelang 6) judul buku! Wah,
jawabannya polos banget, ceplas-ceplos khas anak kecil, namun
tampak kalau dia sudah terbiasa tampil di muka publik dan tidak
malu-malu untuk mengutarakan pendapatnya di muka umum. Dia bilang
lebih suka The Lion ketimbang HarPot yang sampai sekarang
belum rampung dibacanya! Dia juga paling terkesan dengan adegan
saat Edmund dipikat oleh Jadis dengan Turkish Delight. Hm.... ***
Jumpa darat milis Komunitas Penjunan di Apartemen Semanggi. Dari
BBJ aku membonceng Mas Eman, sempat salah jalan sehingga mesti
memutar lagi. Selain
nama-nama yang sudah disebut, ada pula Mbak Ning, Maya, Pak
Gunawan, Bung Gurgur, Tio, Okta, Camelia, dan nona rumah, Ita
Siregar, yang sepanjang pertemuan nyaris menutup mulut terus. Sharing-nya
macem-macem, namun lumayan terarah karena kegesitan Bapak
Moderator (Mr. Wawan). Mulai dari kerinduan masing-masing soal
kepenulisan sampai membaca tren perbukuan. Lebih jauh, ya silakan
simak di mili KomPen. *** Sebenarnya pengin nginap di
Klender di rumah Herry, namun Eriel menelepon, memintaku nginap di
rumahnya saja di bilangan Tebet. Malam itu belum sempat ngobrol
banyak karena Eriel pun capek sepulang dari pelayanan di Bali.
Baru paginya sempat ngobrol, dan dia minta aku bantu nulis soal
dampak Kekristenan untuk disampaikan dalam rapat sebuah partai
politik. *** Siang ke Metanoia,
ketemu langsung dengan direkturnya, Pak Kusnadi Kunawi. Singkat
cerita, Metanoia bersedia menerbitkan dua naskahku, Alkitabingah
dan Kisah Hidup, Kisah Iman. Untuk Alkitabingah, leluconnya
mesti ditambah, mau dipecah jadi beberapa jilid sekalian. ***
Eriel mengajak makan di Kuningan, tapi apa daya, sampai di sana
sudah pukul 16.00, padahal pesawatku tinggal landas pukul 17.30.
Aku hanya sempat menyambar buku Philip Yancey dari meja kantor
Eriel (diberikan atau dipinjamin nih, Riel?), dan diantar Herry
ngebut ke depan gerbang tol dekat mal Ciputra, naik taksi ke
bandara. Sampai di bandara pas pukul 17.30, dan -- aku ketinggalan
pesawat. Mesti ditunda besok pagi pulangnya. Menginap lagi di
rumah Eriel. Pas ada persekutuan tim musik malam itu, ketemu
dengan
Herry Priyonggo dari Yerikho. Hm, mungkin nanti bisa kerja sama,
kalau-kalau puisiku bisa digubahnya jadi lagu. ***
Selasa, balik
ke Yogya dengan oleh-oleh Magic School Bus untuk Lesra.
24-25/08
-- Membaca Harry Potter and the Half-Blood Prince di
komputer (thanks Siana!), rampung dalam waktu tak sampai 24 jam.
Menurutku, ini novel Potter terbaik setelah Prisoner of Azkaban.
Kutulis: "IMHO, it's the best Potter novel after Azkaban.
I've enjoyed it very much! It's gripping!Gelap-suram -- memang, tapi di beberapa tempat aku
masih ngakak (Amortentia!). Dan aku ingat sempat baca di salah satu wawancara
Rowling, dia bilang, kalau dia pengin mengatakan sesuatu yang penting, paling
pas kalau disisipkan lewat mulut Dumbledore atau Hermione. Kira-kira begitu.
And, there! Hatiku nyaris melonjak saat membaca percakapan
antara Dumbledore dan Tom Riddle saat si Tom ngelamar jadi guru. Tom sinis
mencela, "Love is more powerful than my way of magic" -- kira-kira begitu. Dan
jawab Dumbledore, "Karena kau melihat di tempat-tempat yang salah." Gubrak....
Love itu pula yang jadi inti pembicaraan Dumbledore dengan Harry
kemudian. So, meskipun gelap-pekat, meskipun sang kepala
sekolah tewas mengenaskan, I see a beam of hope shining..... (Dan, ingat, di
tengah itu semua, bunga asmara pun bermekaran!).
Dan, gambaran Voldermort yang "less human" itu kok
mengingatkanku pada Jadis.... Sedangkan bagaimana dia "splitting his soul", yang
menurut Slughorn adalah "an act of violation, it is against nature",
mengingatkanku pada "malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas
kekuasaan mereka" (Yudas 1:6). Aku juga tersadar kemiripan Rowling dengan
Dickens. Menurutku, sebagai character, Harry agak bland; nah, his supporting
casts and his enemies justru colorful banget. Ya, kan? Akhirnya, belum pernah aku setidak sabar ini untuk
menunggu kelanjutan HP. Tahun depan 'kah?" ***
Mas Sasongko mengirimkan contoh buku cetakan kedua Bible
Trivial dan Gagal Menjadi Garam dari PBMR ANDI.
21/08
-- Ke Kebun Binatang Gembira Loka dengan keluarga.
19/08
-- Siang bolong, Mbak Tina dari Gloria Graffa menelepon,
memberitahukan bahwa Relung Hati, Relung Jiwa disetujui
penerbitannya, dengan tenggat paling lama enam bulan setelah
penandatangan kontrak. Thanks God, it's my sixth book!
*** Mengirimkan Alkitabingah
ke Metanoia. Semoga lolos! ***
Obrolan Tukang Nonton, atas kebaikan Pak Khun, kualihkan
dulu ke Voila! Books. Editornya, Melvi Yendra, sudah acc,
namun masih harus menunggu "wangsit" dari his big
boss. Semoga lampu hijau menyala!
05/08
-- Akhirnya Blessing beredar juga, dan kami mendapatkan
nomor bukti untuk edisi pertama, Agustus 2005. Renungan keluarga
ini ber-tagline "Enriching Your Family".
27/07
-- Ngobrol dengan Pak Otniel soal rubrik "Film"
ditautkan dengan filosofi, strategi dan taktik Bahana.
Rubrik itu sebetulnya memang diarahkan bukan sebagai ruang ulasan
film, melainkan "mengendarai" film (populer) untuk
berbagi nilai-nilai -- apa saja yang bisa dipungut dari situ.
Semoga deh aku bisa cukup luwes meladeni pendekatan ini. **
Mengirim Relung Hati, Relung Jiwa ke Gloria Graffa dan Obrolan
Tukang Nonton: Dari Charlie Chaplin Sampai Mengejar Matahari
ke Gradien. Kalau diberi lampu hijau, ya jadi buku keenam dan
ketujuh, deh....
26/07
-- Gradien mengajak diskusi soal kerja sama dengan GPU untuk launching
bersama Let's Go Into Narnia dan buku-buku Narnia yang
mereka terjemahkan. Wah, bagiku ini kesempatan dan pengalaman
pertama -- jadi, kenapa tidak dicoba?
15/07
-- Dua peristiwa bahagia.... **
Let's Go Into Narnia meluncur ke pasaran. Buku ini
mereupakan buku tercepat terbit dalam riwayat kepenulisanku.
Pengumpulan bahan dan pembiakan idenya sih sudah lama banget.
Namun, baru akhir Mei lalu, dalam waktu sekitar 4-5 hari, aku
suntuk menggarap draft pertamanya. Kukirim ke Pak Khun
ternyata beliaunya tertarik, namun menganggap naskahnya kurang
tebal. Revisi berjalan sambil jumpalitan mencari endorsement,
antara lain melalui Friendster, sampai tenggat 23 Juni.
Dan, untuk pertama kalinya
pula dalam riwayatku, buku ini langsung dicetak 5.000 eksemplar,
plus diriku disangoni 5 otak kartun nama berlatar Narnia. Kalaupun ada 'ganjalan', Narnia-nya GPU ternyata belum jadi edar 6
Juli kemarin, namun mundur sampai 3 Agustus (tentatif). Berarti mbabat
alas dulu nih! Nah,
kenapa tanggal terbitnya dipaskan 15 Juli, itu karena.... **
Hari ini pernikahanku dengan Rina genap lima tahun. Ya, di halaman
persembahan kutulis, buku ini adalah kado ultah kelima pernikahan.
Jadilah malamnya kami rayakan secara bersahaja bersama-sama dengan
KJM (Kelab Jumat Malam, mereka yang tengah mengikuti kelas bina
hubungan). Acaranya: "peluncuran" LGIN, kubacakan
Kuatrin Ulang Tahun, lalu
menyantap soto tambur, terang bulan dan ceriping singkong sambil
ngobrol bernostalgia.
13/07 -- Kelas juga akhirnya menerjemahkan buku The
Miracle of Life-Change-nya Chip Ingram. One of the best
book I've ever translated.
05/07
-- Tak terasa, dua tahun sudah situs ini menghuni cyberspace.
Banyak relasi baru terjembatani melaluinya. Tulisan saya pun
terkumpul dan terarsip dengan baik. Dan di ujung hari, saat saya
tengok statistik, sepanjang 2 tahun situs ini telah menerima 4.968
kunjungan.
21/06
-- Menandatangani kontrak buku kelima, Let's Go Into Narnia!
Mengenal Lebih Dekat Dunia Ajaib C.S. Lewis, yang akan
diterbitkan oleh Gradien pertengahan Juli nanti.
Melalui penerbitan buku ini, aku
jadi sedikit lebih melek soal marketing dan promosi.
Kesuksesan sebuah buku antara lain didukung oleh kolaborasi
kreatif antara penulis dan penerbitnya. *** Dipinjami The Da
Vinci Code-nya Dan Brown oleh Pak Xavier. Lumayan, lebih
leluasa membacanya ketimbang pinjam di rental. ;-) ***
Ehm aku juga mau cerita beberapa humor yang kudapat dari sana-sini
belakangan ini:
-
Seorang anak sekolah Minggu
ditanya apa cerita Alkitab favoritnya. Apa jawabnya? "Simson
dan Gorila!"
-
Para hamba Tuhan tampaknya
mesti berhati-hati memilih nama. Konon ada seorang hamba Tuhan
bernama Adoniram, diundang berkhotbah di sebuah gereja. Ketika
pendeta setempat mendoakannya pada akhir kebaktian, ia berucap,
"Tuhan, aku berdoa untuk Bapak Pendeta Bileam...."
Wheladalah!
-
Peristiwa yang satu ini
menimpa seorang hamba Tuhan dari luar negeri yang melayani
bersama timnya. Ketika tuan rumah mendoakannya, ia menyatakan,
"Tuhan, aku berdoa untuk Pastor XYZ dan gerombolannya...."
Untung, untung, orang itu nggak ngerti bahasa Indonesia --
tapi orang-orang Indonesianya pada sakit perut menahan tawa!
Mosok, hamba Tuhan kok and his gang! Emangnya si berat?!
***
Seorang sahabat memberiku nasihat-Yitro soal penulisan resensi. Ia
melihat aku terlalu banyak menginvestasikan waktu di bidang itu,
namun kalau hanya berhenti di resensi, "masa hidup"-nya
terbatas. Ia mendorongku untuk lebih mengarah ke tulisan reflektif,
yang orang tanpa mesti menonton filmnya pun bisa menikmatinya. Hm,
dengan kata lain, pola nonton filmku mesti lebih intensif,
bukannya ekstensif. Boleh juga!
18/06
-- Akhirnya terbit! Kumpulan cerpenku bareng Sidik Nugroho beredar
dengan tajuk, Never Be Alone (Kumpulan Cerpen tentang
Kemenangan Iman di Balik Pergumulan Hidup). Selain itu,
menerima surat pemberitahuan bahwa Diciptakan dalam Sebuah
Tarian akan dicetak ulang.
10/06
-- Catatan Denmas Marto dimuat di
ICW
(Indonesian Christian Webwatch), Volume 7/2005, Edisi
1049, yang mengangkat topik "Situs Pribadi". Ditulis:
"Bagi Anda yang sering membaca majalah Bahana, tentu mengenal sosok
Arie Saptaji yang resensinya mengenai film sering dipublikasikan di
majalah tersebut. Nah, bagi Anda yang penasaran dengan sosok yang membaptis dirinya dengan nama Denmas Marto ini, silakan berkunjung
ke situsnya. Selain menampilkan informasi seputar Arie Saptaji,
situs ini juga menampilkan berbagai tulisannya, baik yang sudah
dimuat di media cetak maupun yang belum. Harapannya situs pribadinya
ini dapat menjadi jembatan perbincangan dengan mereka yang juga
memiliki minat di bidang tulis-menulis."
08/06
-- Penasaran, kenapa nyaris tiga mingguan situs ini nggak
di-update? Hehe, Denmas Marto, antara lain, suntuk menyusun buku
kelimanya (kalau jadwal terbitnya lebih cepat, jadi buku keempat),
sebuah buku yang memperkenalkan C.S. Lewis dan karya klasiknya, Narnia. Awalnya
buku ini masih dalam pengumpulan bahan. DM berencana
menyelesaikannya sebelum film pertama Narnia rilis, awal Desember
nanti. Eh, pas iseng-iseng berselayar ke Gramedia.com, ternyata
GPU berencana menerbitkan terjemahan Narnia Juli ini. "Wah,
bisa nebeng, nih," pikir DM. Ngebutlah dia menyusun
bahan-bahan itu! Dalam
waktu sekitar seminggu, kelar draft awalnya. Sudah ada penerbit
yang kepincut menerbitkannya. Namun, DM diminta melakukan
sejumlah revisi dan mencari endorsement dari para penggemar
Narnia. Nah, nyari
endorsement-nya ini jadi petualangan asyik: ribet, gemes, tapi
sekaligus bungah, kenalan jadi tambah. Saat
ini dalam posisi menunggu endorsement dan menyiapkan tambahan
materi: sinopsis masing-masing judul dari ketujuh buku Narnia.
Jadi, agak luang, kusempatan meng-update situs tercinta.
;-)
02/06 -- Saat menelepon ke PBMR ANDI, Mbak Tutik memberi
kabar, Diciptakan dalam Sebuah Tarian
juga akan dicetak ulang.
28/05
-- Menerima surat pemberitahuan dari PBMR ANDI, Bible
Trivia akan dicetak ulang. 20/05
-- Komunitas jumpa darat lagi, kali ini mengundang Bambang Sigap
Sumantri, Wakil Kepala Biro Yogyakarta Harian Kompas. Dia
berbagi pengalaman menjadi penulis dan kemudian awak redaksi koran
terbesar di Indonesia itu, kemudian menjawab berbagai pertanyaan
peserta tentang kriteria naskah yang cocok untuk rubrik Opini Kompas.
Denmas Marto didhapuk sebagai pemandu diskusi.
Sampai
19/05
-- Kecemplung di Friendster gara-gara si Travis Bickle arek Malang.
;-) Ternyata formatnya, buatku, agak ruwet. Akan betul-betul
menyita waktu online kalau aktif "menjemput bola"
(cari/undang teman, beri/terima testimony). Aku akan tetap
fokus di situs ini dulu, FS-nya tunggu gawang saja. Lihat
perkembangan nanti. **
Rina, dengan modal pinjaman dari Mama (cari yang tanpa bunga!),
memulai usaha konveksi kecil-kecilan, dengan merek L'art (tebak
deh apa maksudnya!). Kulakan bahannya di Pasar Klewer,
Solo; aku kebagian jatah jaga anak seharian! **
Kirim Jakarta's Note: Ketapang dan 12 puisi berbahasa
Indonesia ke Itica atas undangan Bang Ikra (Ikranegara). Semoga
terpilih dan diterjemahkan untuk dipublikasikan dalam antologi di
AS. ** Diminta PBMR
ANDI menerjemahkan The Miracle of Life Change-nya Chip
Ingram, tentang transformasi pribadi. **
Membaca Momo-nya Michael Ende. Lagi-lagi, sebuah novel
anak-anak yang amat "dewasa", dengan kritik sosial yang
menyengat tentang waktu. Jadi ingat omongan Jung, "Keterburu-buruan
itu bukan dari Iblis; keterburu-buruan adalah Iblis itu
sendiri." Kubayangkan seandainya novel ini difilmkan.... (Karya
Ende yang lain, Neverending Story, sudah difilmkan. Dulu
sempat nonton videonya ramai-ramai dengan teman sekelas saat SMA.
Di rental yang ada sekuelnya, sebuah film dengan judul yang "lucu":
Neverending Story II. Nah lo!).
** Lesra mulai
menggangguku berkomputer sejak ia mahir ber-Magic School Bus.
Ia pun berdoa untuk punya komputer pribadi!
|