Menundukkan
Pandangan, Haruskah?
Berlakukah
aturan untuk menundukkan pandangan bagi kita?
Tentu saja, karena
aturan ini pada intinya bukanlah hanya mengenai hubungan pria
dan wanita, tetapi mengatur bagaimana manusia mengendalikan
nafsu dan hatinya. Karena kita juga dikaruniai nafsu dan hati
yang harus selalu dikendalikan, maka aturan inipun berlaku buat
kita. Pastinya dengan obyek berbeda, sesuai dengan kecenderungan
hasrat kita.
Mungkin akibat pengaruh
pendidikan di masa lalu, terjadi hal yang agak aneh pada kita.
Kita selalu diajarkan agar menundukkan pandangan dari lawan
jenis, dan ajaran inipun melekat pada otak kita. Yang terjadi
akhirnya kita selalu menundukkan pandangan dari lawan jenis,
dan merasa malu dan bersalah jika memandangi lawan jenis. Padahal
hal itu bukanlah yang dituju dari keberadaan aturan ini, karena
tanpa hasrat terhadap lawan jenis tak perlu usaha yang berat
bagi kita untuk melakukannya. Sedangkan terhadap sejenis kita
malah merasa bebas mengumbar pandangan, karena merasa tidak
ada aturan yang melarang.
Jika kita
mau sedikit menyelami tujuan dari aturan ini, sebagaimana telah
ditulis dalam artikel "Menundukkan
Pandangan, Menjaga Hati", sudah pasti akan kita temukan
bahwa bagi kita aturan menundukkan pandangan adalah terhadap
sejenis.
Seberapa jauh kita
harus menundukkan pandangan terhadap sejenis, mengingat kita
harus tetap berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sosial
kita? Tentunya kita bisa mengukur sendiri, kapan pandangan kita
hanya sekedar pandangan dan kapan pandangan itu mulai melibatkan
nafsu. Saat pandangan kita mulai menimbulkan hasrat untuk melihat
lebih lama, lebih banyak, lebih detil, apalagi diimbuhi dengan
fantasi-fantasi, saat itulah kita harus memalingkan pandangan
dengan mengingat bahwa Allah selalu melihat kita.
Mengikuti keinginan
mata yang telah dikendalikan nafsu, tidak akan pernah ada habisnya.
Nafsu memandang tidak akan pernah bisa dikenyangkan dengan hanya
memandang. Jika hal ini terus diperturutkan akan dapat membawa
kita ke arah dosa yang lebih jauh demi memuaskan nafsu, baik
itu langsung dengan obyek pandangan kita atau dengan obyek lain
sebagai pelampiasan. Yang paling ringan adalah membuat kita
berangan-angan, hati dan pikiran kita dibuat sibuk mengkhayalkan
obyek pandangan kita, sehingga kita merindukannya, menginginkan
lebih, padahal itu tidak mungkin. Dan akhirnya kita tersiksa
sendiri oleh angan-angan kita.
Akan relatif lebih
ringan bagi batin kita, jika kita mampu memalingkan pandangan
sebelum nafsu muncul lebih jauh. Kita tidak perlu tersiksa oleh
angan-angan, karena bayangan obyek itu belum terukir terlalu
dalam di otak kita. Apalagi jika kita juga ingat bahwa itu adalah
juga sebagai ibadah kita yang akan menerima ganjaran karena
mematuhi perintah Allah SWT.
Beberapa
hal yang perlu dilakukan dalam menundukkan pandangan:
- Sedapat
mungkin jangan lepas dari dzikir kepada Allah. Paling tidak
selalu ingat bahwa Allah dapat melihat apapun yang kita lakukan,
bahkan dapat mengetahui apa yang terbersit dalam hati kita.
- Kenali
saat-saat pandangan mata kita mulai melibatkan nafsu. Saat
itulah kita harus berusaha memalingkan mata dan hati kita
dari obyek tersebut. Jika pun karena sesuatu hal kita tidak
bisa memalingkan kepala, alihkan pandangan mata ke obyek lain
yang tidak menumbuhkan hasrat.
- Ingat
juga bahwa memandang dengan nafsu tidak akan pernah memberikan
apa-apa kecuali sekedar pandangan dan dosa. Nafsu kita tidak
akan cukup dengan memandang, dia akan meminta lebih dari itu
untuk dipuaskan. Karena itu jangan memancing-mancing timbulnya
nafsu, dan segera kendalikan ketika nafsu mulai timbul.
- Jangan
membiasakan diri memandangi bagian-bagian tubuh orang lain
yang bisa menimbulkan hasrat kita.
- Jangan
pula membiasakan diri memandangi gambar-gambar dengan obyek
yang menimbulkan hasrat. Gambar-gambar ini juga bisa membuat
kita berangan-angan terlalu jauh dan menggiring kita ke perbuatan
dosa.
- Perbanyak
ibadah kepada Allah. Dengan memperbanyak ibadah yang khusyuk,
hati kita akan selalu diliputi oleh suasana spiritual yang
dalam sehingga lebih mudah mengingat Allah.
Aturan-aturan
Islam dibuat untuk kemaslahatan kehidupan manusia dalam menjalankan
tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Aturan untuk menundukkan
pandangan ini bukanlah sebagai penjara bagi kita, yang mengekang
kebebasan kita. Tapi sebaliknya, aturan ini adalah untuk membebaskan
kita agar tidak menjadi tawanan hawa nafsu yang tidak pernah
puas. Lebih banyak hal yang dapat kita lakukan demi dunia dan
akhirat kita daripada hanya menyibukkan diri dan hati dengan
menjadi budak nafsu.
(mqzf)
|