Polisi Republik Indonesia | ![]() |
Dai Bakhtiar: biang koruptor di Polri |
Heboh Skripsi Mahasiswa PTIK soal KKN di Tubuh Polri. Mau Masuk Bintara? Bayar Rp 40 Juta
Dengan biaya kuliah sebesar itu, tak heran ketika lulus dan jadi perwira, para polisi berlomba-lomba korupsi guna mengembalikan uang kuliah. Belum lagi dengan jabatan kepolisian yang diperjual-belikan serta para atasan dari Kapolri hingga Kapolsek mengenakan setoran kepada bawahannya. Setiap bulan, anak buahnya harus menyetor jutaan rupiah kepada para atasannya. Hal ini juga terjadi di lembaga hukum lainnya seperti di Kejaksaan dan Kehakiman
Disuap, Polisi Coba Tutupi Kasus Adiguna yang Menembak Mati Pelayan
Adalah
satu praktek umum bagi polisi, jika tersangka memberi uang, maka kasus akan
disamarkan, meski menyangkut nyawa orang. Kasus Adiguna Sutowo (anak jutawan
Ibnu Sutowo) yang menembak pelayan Hotel Hilton, nyaris dipeti-eskan oleh
polisi, hingga akhirnya warga Flores (yang sesuku dengan korban) protes.
Presiden SBY pun sampai harus turun tangan agar kasus ini tidak dipeti-eskan
Jual-Beli Jabatan Polisi: Jalan Tol untuk Kapolres di Atas Rp 50 Juta
Jakarta,- Isu KKN paling hangat di korps polisi adalah soal jual beli jabatan. Ini pula yang mengilhami 147 mahasiswa angkatan 39-A PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) untuk melakukan penelitian skripsinya. Seperti apa? Aneh juga jika Kapolri, Da'i Bakhtiar, pura-pura tidak tahu, karena dia adalah bagian dari sistem itu.
Dipertanyakan, Korupsi dan Primordialisme di Polri
Jakarta, Kompas - Beberapa anggota Komisi II DPR mempertanyakan praktik korupsi
dan primordialisme dalam proses mutasi di Kepolisian Negara RI dalam rapat kerja
dengan Kepala Polri Jenderal Da’i Bachtiar, Rabu (25/2). Akibat budaya kurang
baik itu, banyak perwira yang ditempatkan di posisi strategis berasal dari etnis
tertentu, padahal mutunya pas-pasan. Di sisi lain, banyak yang dipromosikan di
jabatan tertentu, setelah diduga menyetor uang kepada pejabat berwenang.