| 
						 | ------------04. Penyabar
 ------------
 
 Allah berfirman dalam Q.S. At-Tahriim ayat 11:
 
 "Allah menjadikan istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman
 ketika ia berkata: 'Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di
 sisi-Mu dalam syura; dan selamatkanlaj aku dari Fir'aun dan perbuatannya;
 dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim'".
 
 Penjelasan:
 
 Sabar dalam bahasa Arab artinya lapang dada menerima kepahitan, kesulitan
 dan rintangan tanpa keluh kesah dan jengkel. Bila seseorang menggerutu
 menghadapi kesulitan, jengkel dan marah menghadapi rintangan. Dia dikatakan
 tidak sabar.
 
 Maksud ayat tersebut ialah bahwa seorang istri yang sabar menghadapi
 perilaku buruk suaminya sangat membantu mempertahankan keutuhan rumah
 tangga. Dalam kasus tersebut, istri Fira'aun sangat sabar menerima
 kekejaman Fir'aun terhadap dirinya. Ia tetap tabah menghadapi kekejaman
 suaminya dan hanya pasrah pada Allah.
 
 Istri penyabar seperti istri Fir'aun yang Allah gambarkan pada ayat
 tersebut tentu memberikan jasa sangat besar dalam memelihara keutuhan rumah
 tangga, kebahagiaan suami dan kegembiraan anak-anaknya. Ia tidak akan mudah
 menceritakan kesulitan dan berbagai permasalahan yang akan menyedihkan dan
 mecemaskan suaminya. Walaupun sebenarnya istri menyimpan kepahitan dalam
 hatinya, semua kesulitan dihadapinya dengan penuh ketabahan dan sikap
 pasrah kepada Allah. Hal itu menjadikan rumah tangganya selalu dipenuhi
 kegembiraan, keceriaan dan penuh tawa.
 
 Istri yang sabar tidak hanya memberikan semangat dan dorongan hidup kepada
 suaminya dalam menghadapi segala macam tantangan dan rintangan, ia juga
 dapat menjaga kehormatan suami di hadapan anak-anak dan orang lain. Istri
 yang sabar tidak akan manceritakan sikap buruk suami kepada anak-anaknya,
 karena ia tidak ingin melibatkan anak-anaknya dalam persoalan yang tengah
 dihadapinya. Sebaliknya, ia selalu memuji akhlaq suaminya di hadapan anak
 dan orang tuanya. Sikap semacam ini akan menciptakan hubungan mesra dalam
 rumah tangga karena anak-anak selalu menaruh hormat kepada bapaknya.
 
 Sebaliknya istri yang pemarah, suka membantah dan suka memaki suaminya akan
 menimbulkan konflik berkepanjangan dalam rumah tangganya. Bahkan konflik
 tersebut bisa melebar kepada anak-anak, orang tua dan mertuanya. Jika hal
 ini terjadi, pasti anak-anak dalam rumah tangga semacam ini akan mengalami
 stress dan kebingungan. Selain itu, tetangga pun akan merasa enggan
 berdekatan dengan rumah tangga yang dipenuhi konflik. Mereka mungkin saja
 turut merasakan ketegangan karena boleh jadi anak-anak yang berasal dari
 keluarga yang penuh konflik akan menimbulkan gangguan.
 
 Oleh karena itu, setiap laki-laki sangat perlu memperhatikan sifat calon
 istrinya, apakah dia bersifat penyabar atau pemarah, tabah menempuh
 kesulitan atau manja. Hal ini perlu diketahui sebab sifat-sifat buruk
 banyak berpengaruh dalam hidup berumah tangga. Bukankah tidak ada orang
 yang mau membangun rumah tangga dengan suasana penuh pertentangan,
 perselisihan dan permusuhan yang hanya akan menciptakan hidup penuh derita
 dan nestapa.
 
 Untuk mengetahui apakah calon istri penyabar atau tidak, dapat dilakukan
 penyelidikan dengan cara-cara antara lain:
 
 1. Menanyakan hal tersebut kepada teman atau tetangga dekatnya yang jujur
 dan adil bagaimana sikap yang bersangkutan dalam menghadapi kesulitan,
 rintangan dan kepahitan. Misalnya, dengan mengamati sikapnya apabila ada
 teman yang berbuat salah kepadanya, apakah dia cepat memarahi ataukah
 menerimanya dengan tenang. Apabila ternyata dia bersikap tenang tanpa
 menunjukkan sikap jengkel atau marah berarti ia orang yang sabar.
 
 2. Mengamati dan mengujinya dengan beberapa hal berikut:
 2.1. reaksinya ketika disuruh menunggu;
 2.2. reaksinya ketika ditegur karena melakukan kesalahan;
 2.3. reaksinya ketika dihadapkan pada kesulitan;
 2.4. sikapnya ketika menghadapi anak kecil, orang tua, orang sakit, orang
 lanjut usia, dan lain-lain.
 
 Setiap suami ingin istrinya mempunyai kesabaran jauh lebih besar daripada
 dirinya. Dia ingin menjadikan istrinya sebagai tempat menumpahkan segala
 keresahan hati dalam menghadapi problem kehidupan. Dia ingin agar istri
 dapat menenangkan suami dengan kesabaran dari segala keresahannya sehingga
 suami memperoleh kesegaran dan dorongan hidup lebih baik. Oleh karena itu,
 setiap laki-laki harus benar-benar mengutamakan calon istri yang penyabar.
 Insya Allah, segala tantangan dan kesulitan dalam rumah tangga akan
 teratasi dengan baik sehingga tercipta keluarga bahagia.***
 |