|
:: Hot News
::
|
Risalah Ramadhan
Oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al Jarullah
Keutamaan Puasa
1. Dalil:
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallahu
Alahi Wasallam bersabda: :

"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya,
dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan
sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman:
"Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya.la
telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.
"Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu
kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika
berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa
lebih harum daripada aroma kesturi."
2. Bagaimana bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah?
Perlu diketahui, bahwa bertaqarrub kepada Allah
tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini -yang
selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah
bertaqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan apa
yang diharamkan Ailah dalam segala hal, seperti: dusta,
kezhaliman dan pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah
darah, harta dan kehormatannya. Untuk itu, Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan
dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya.".(HR.
Al-Bukhari)
Inti pernyataan ini: bahwa tidak sempurna bertaqarrub
kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal
yang mubah kecuali setelah bertaqarrub kepada-Nya
dengan meninggalkan hal-hal yang haram. Dengan demikian,
orang yang melakukan hal-ha1 yang haram kemudian bertaqarrub
kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya
orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan bertaqarrub
dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat
badannya dalam shalat malam dan puasa ia mendapat pahala
karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang
hari berniat agar kuat beramal (bekerja), maka tidurnya
itu merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah
pada siang dan malam harinya. Dikabulkan do'anya ketika
berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang
yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia
adalah orang yang memberi makan dan bersyukur.
3. Syarat mendapat pahala puasa:
Di antara syaratnya: agar berbuka puasa dengan yang halal.
Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk
orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan
memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan
do'anya.
Orang berpuasa yang berjihad:
Perlu diketahui bahwa orang mu'min pada bulan Ramadhan
melakukan duajihad, yaitu:
l. Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.
2. Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, maka memenuhi
segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya, niscaya diberikan
kepadanya pahala yang tak terhitung."(Lihat Lathaa'iful
Ma'arif, oleh Ibnu Rajab, hlm.163,165 dan 183.
)
Bersambung
Informasi ini diambil dari buku Risalah Ramadhan |
|
|
|
|
:: Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi
::
|
|
|
|
|