Selamat datang di situs Taman Bacaan Al Madany Bandung

:: Anggota
Member
Sign Up
Login
 
:: Kita
History<new>
Profile
Produk
 
:: Cerita
Aida<new>
Lukisan Sakura
Akira Muslim Wathasiwa
Olin Selalu di Hati
Berjuta Hidayah<new>
 
:: Kisah
Islamnya Umar ra<new>
Khalid bin walid
Ja'far bin Abi Thalib
Romlah binti Abu Sofyan
Shuhaib bin Sinan Ar Rumy
Abu Fuaid Pejuang Gigih
:: Hot News ::

Risalah Ramadhan

Oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al Jarullah

Keutamaan Puasa

1. Dalil:
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alahi Wasallam bersabda: :

"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman: "Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya.la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku. "Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi."

2. Bagaimana bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?
Perlu diketahui, bahwa bertaqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini -yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah bertaqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Ailah dalam segala hal, seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah darah, harta dan kehormatannya. Untuk itu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya.".(HR. Al-Bukhari)

Inti pernyataan ini: bahwa tidak sempurna bertaqarrub kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali setelah bertaqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan hal-hal yang haram. Dengan demikian, orang yang melakukan hal-ha1 yang haram kemudian bertaqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan bertaqarrub dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat malam dan puasa ia mendapat pahala karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari berniat agar kuat beramal (bekerja), maka tidurnya itu merupakan ibadah.

Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam harinya. Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan bersyukur.

3. Syarat mendapat pahala puasa:
Di antara syaratnya: agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do'anya.

Orang berpuasa yang berjihad:
Perlu diketahui bahwa orang mu'min pada bulan Ramadhan melakukan duajihad, yaitu:
l. Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.
2. Jihad pada malam hari dengan shalat malam.

Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, maka memenuhi segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahala yang tak terhitung."(Lihat Lathaa'iful Ma'arif, oleh Ibnu Rajab, hlm.163,165 dan 183. )

Bersambung
Informasi ini diambil dari buku Risalah Ramadhan
 
:: Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi ::
Customer Service Taman Bacaan Al Madany Bandung
Kantor :
Jl. Radio Palasari Gg. Panyileukan No 76 Bandung
Telp : 022-5227902
Email : tamanbacaan2001@yahoo.com
Website : http ://www.tamanbacaan.com
   
:: Teknologi
Vo IP <new>
   
 
:: Jual-Beli
Notebook
Rumah
Kain
Buku
   
 
:: Pesan
Pakaian Muslimah<new>
Baju Koko<new>
Makanan
Tiket
   
 
:: Hot News
risalah ramadhan
   
 
:: Link
www.telkom.net.id
www.telkom.co.id
www.plasa.com
www.ristinet.com