Jilid II
Bagian I: AHLI KITAB
BAB 2-1-4
PENGUJIAN WAHYU
Misionaris Kristen sangat gemar mengulang ayat beri-kut dari tulisan Paulus. Karya Paulus paling banyak diban-ding semua penulis Injil lainnya. Paulus menulis lebih dari 50% kitab dan surat-surat Perjanjian Baru. Tepatnya 14 dari 17! Dalam wahyu yang diakuinya sendiri dia berkata,
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalah-an, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (Injil - 2 Timotius 3: 16-17).
Ini adalah surat pribadi kedua dari Paulus kepada Ti-motius (muridnya). Ingatkah Anda bahwa Paulus menasihat-kan Timotius dalam suratnya yang pertama - "Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah." (1 Timotius 5: 23)? Sekarang Paulus memberikan Timotius nasihat spiritual yang lebih penuh harapan, dan da-pat diadaptasikan lebih luas untuk para pendengar.
Tetapi siapakah Timotius? Dia direkrut untuk meno-long Paulus dalam misi yang ditunjuknya sendiri. Dia adalah anak dari ayah seorang Yunani dan ibu seorang Yahudi, se-hingga sesuai hukum Yahudi, Timotius adalah seorang Ya-hudi. Tetapi dia seorang Yahudi yang tidak dikhitan. Agar membuatnya "halal", Paulus mengharuskan Timotius ber-khitan (Kejadian 16: 3).
Dalam ayat tersebut, Paulus menasihatkan Timotius masalah "kitab suci Injil". Injil yang dijadikan acuan oleh Paulus bukanlah salah satu yang kemudian dikenal sebagai "Injil Matius" atau "Injil Lukas" atau "Injil Yohanes". Se-mua Injil ini belum ada dan baru dibuat beberapa dekade dan abad kemudian. Paulus tidak mempunyai pengetahuan tentang kitab-kitab tersebut. Paulus memberi Timotius "Ki-tab Suci" yang sudah dikenalnya sejak "masa kanak-kanak" Kitab orang Yahudi seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama. (Lihatlah hal tersebut pada 2 Timotius 3: 15).
Karena ayat 16 yang sedang didiskusikan ini diguna-kan dengan luas oleh para misionaris Kristen untuk membuk-tikan kebenaran Injil secara keseluruhan, kita akan menggu-nakannya sebagai sebuah uji kasus.
Ayat tersebut secara tidak langsung menyatakan bah-wa jika setiap tulisan berasal dari Tuhan, dia akan beimanfaat untuk:
1. Doktrin: Pengajaran
2. Teguran: Untuk menghukum, memarahi, untuk menun-jukkan kepada umat apa yang salah dalam hidup mereka.
3. Koreksi: Berguna untuk memperbaiki kesalahan.
4. Instruksi kepada kebenaran: untuk melatih dan mengajar-kan kita bagaimana hidup secara benar.
Menurut saya, empat judul katagori Firman Tuhan di atas adalah sangat beralasan. Saya telah menanyakan umat Kristen apakah mereka dapat menemukan judul kelima un-tuk katagori Firman Tuhan, dan berdasarkan pengalaman tidak pernah saya peroleh judul yang sesuai. Kita akan biar-kan seperti itu. Sekarang marilah kita kembali ke pasal 38 dari kitab kejadian yang terkenal itu untuk menganalisanya. Sangat penting untuk membaca dengan teliti keseluruhan pasal tersebut sehingga tidak seorang Misionaris pun pernah dapat menuduh Anda membaca Injil di luar konteks.
Apakah konteksnya? Lima ayat yang pertama berbica-ra tentang Yehuda dan tiga orang saudara kandungnya. Ye-huda adalah ayah bangsa Yahudi yang darinya kita turunkan kata "Judea" dan "Judaism." Juga Juda (bahasa Ibrani: Huda; juga bahasa Arab). Huda menjadi Hudi dan Yahudi, berarti bangsa Yahudi.
Yehuda mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan dan Syela. Anak yang pertama menikah dengan seorang wanita yang bernama Tamar. Tetapi ayat tujuh menulis ke-matian Er yang terlalu cepat.
"Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di ma-ta Tuhan, maka Tuhan membunuh dia." (Injil - Keja-dian 38: 7).
Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam 2 Timo-tius 3: 16 untuk menguji apakah tulisan tersebut berasal dari Tuhan, tanyakanlah teman misionaris kita: dalam judul apa ayat ini akan ditempatkan? Di bawah
1. Doktrin,
2. Teguran,.
3. Koreksi,
4. Instruksi kepada kebenaran(?).
Teman kita tersebut tidak akan kesulitan mendapatkan jawaban yang benar, "teguran!" Pelajaran yang didapat adalah jika kita melakukan sesuatu yang jahat dalam pandangan Tuhan, Dia akan menghancurkan kita. Itulah kandungan moralnya; itu-lah pelajarannya!
Dalam Kejadian 38: 8 dikatakan bahwa seorang tua bernama Yehuda mengatakan kepada anak keduanya, Onan, untuk menikah dengan janda almarhum kakaknya agar men-dapatkan seorang anak darinya untuk meneruskan nama al-marhum kakaknya, karena dia meninggal tanpa mempunyai anak. Dalam bangsa Yahudi nama seseorang tidak boleh hilang.
Di dalam Injil tertulis:
"Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: 'Hampirilah istri kakakmu itu (maksudnya, lakukanlah hubungan seksual dengannya), dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu'.
Tetapi Onan tahu, bah wa bukan ia yang empunya ketu-runannya nanti (anak tersebut tidak akan membawa namanya);
Sebab itu setiap kali ia menghampiri istri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.
Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga." (Injil - Kejadian 38: 8-10)
Tuhan membunuh Onan atas rasa irinya. Dia tidak menghendaki nama almarhum kakaknya terus hidup seba-gaimana yang dikehendaki hukum. Tanyakanlah kepada para penginjil, di bawah judul yang mana akan diletakkan perbuatan Tuhan tersebut? Di bawah: Doktrin? Teguran? Koreksi? Atau Instruksi kepada kebenaran?
Jawabannya seperti yang sebelumnya, yaitu "tegur-an!" Masalah ini tidak membebani pikirannya.
Saya harap Anda telah membingkai ayat 15-18 seperti yang diinstruksikan pada halaman 21. Pasal yang pendek ini, Kejadian 38, adalah bagian pornografi yang paling mesum dalam sebuah "Kitab Tuhan". Setelah membacanya berkali--kali, buatlah catatan.
Yehuda memulangkan menantunya, Tamar, ke rumah orang tuanya dengan janji jika anaknya yang ketiga, Syela, sudah cukup dewasa untuk menikah, dia akan memanggil-nya untuk memenuhi tugasnya memberi Tamar seorang bayi untuk mengekalkan nama almarhum suaminya, Er.
Yehuda adalah orang yang percaya kepada takhayul. Dia telah kehilangan dua orang anak laki-lakinya karena Tamar, menantunya, dan dia tidak berani mengambil resiko kehilangan anak yang tinggal satu-satunya, Syela, Yehuda ketakutan "Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya itu." (Injil - Kejadian 38: 11).
Syela telah dewasa dan mungkin telah siap menikah, tetapi ayahnya tidak memanggil Tamar untuk menikah de-ngan Syela sehingga Tamar dapat mengandung seorang anak yang membawa nama almarhum suaminya.
Tamar ingin balas dendam atas kelalaian Yehuda mela-kukan tugasnya. Dia mendapat kabar bahwa mertuanya se-dang pergi ke Timna untuk mencukur dombanya. Tamar me-rencanakan untuk mencegat Yehuda. Dia pergi dan duduk di tepi jalan, mengetahui dalam hatinya bahwa laki-laki tua tersebut tidak akan pernah melewatinya tanpa menegurnya. Begitulah, Yehuda melihat Tamar dan mengira dia adalah seorang Wanita Tuna Susila, seorang pelacur. Lalu berkata kepadanya (Tamar),
".... 'Marilah, aku mau menghampiri engkau,' (se-bab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepada-ku'…" (Injil - Kejadian 38: 16).
Pada saat itu orang-orang tidak membawa uang tunai atau kartu kredit, sehingga Yehuda berkata akan mengirim kepada Tamar seekor anak kambing setelah dia berhubungan seksual dengannya. Tamar bukanlah seorang yang dapat ter-buai oleh ucapan tersebut. Dia mempunyai rencana utama, yang telah dipikirkan dan dilakukan secara baik. Dia mena-war, "Apakah jaminannya bahwa anak domba tersebut akan
dikirim?" "Apajaminan yang Anda inginkan?", tanya Yehu-da. "Cincin dan gelang Anda (masyarakat pada masa itu biasanya menggunakan gelang pada pergelangan tangannya) dan tongkat yang Anda pegang saat ini." Laki-laki tua tersebut menyerahkan barang-barang yang diminta dan berhu-bungan seksual dengan menantunya. Dari hubungan ini Tamar mengandung. (Jangan lupa bahwa Er dan Onan gagal membuat Tamar mengandung).
Dalam masa tiga bulan; kehamilannya semakin nam-pak. Gunjingan mulai menyebar. Berita Tamar telah "mela-kukan pelacuran dan mengandung anak dari perbuatan ter-sebut" sampai kepada Yehuda. Yehuda sekarang mempunyai alasan untuk marah terhadap Tamar Dia memerintahkan, "Bawa dia keluar (perempuan jalang tersebut), dan bakar dia." Sebelum ini dia adalah perempuan yang jahat (Yehuda kehilangan dua anak laki-laki karena Tamar). Sekarang dia adalah seorang perempuan jalang dan patut dibakar hidup--hidup!
Tamar lebih cerdik dari yang dibayangkan Yehuda. Se-belum mertuanya melakukan hal tersebut, dia mengirim cin-cin, kalung dan tongkat, melalui seorang pelayan dan sebuah permohonan agar Yehuda mencarikan orang yang bertang-gung jawab atas kehamilannya. Tamar berkata, "Bersama laki-laki yang memiliki barang-barang ini, saya saat ini me-ngandung." Yehuda mengenali barang-barang miliknya dan berkata,
".... 'Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku yang masih hidup'. Dania tidak bersetu-buh lagi dengan perempuan itu." (Injil - Kejadian 38: 26).
Sembilan bulan setelah hubungan seksual di Timna antara Yehuda (seorang mertua) dan Tamar (menantunya sendiri), bidan berjaga-jaga di sisi tempat tidur Tamar. Dari ukuran perutnya, dia memperkirakan Tamar mengandung anak kembar Dan berdasarkan hukum Musa Alaihis-salam, dia harus sangat berhati-hati dalam memberi tanda "anak pertama". Jika wanita melahirkan anak kembar yang identik dan jika tidak hati-hati dalam memberi tanda kepada anak pertama, maka ditakutkan adanya ketidakadilan, karena anak pertama menerima bagian yang terbesar dari warisan ayahnya.
Ketika Tamar melahirkan, salah seorang bayi tersebut ditarik tangannya dan perawat mengikatkan sebuah benang merah tua untuk menandakan bahwa "Inilah bayi yang perta-ma lahir!" Tetapi hal ini terlalu sensitif untuk amak yang baru lahir, sehingga dia dengan cepat menarik tangannya ke dalam kehangatan ibunya, dan menyaksikan adik laki-lakinya lahir, dan bidan berseru,
"...'Alangkah kuatnya engkau menerobus keluar; ma-ka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah sau-daranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah." (Injil - Kejadian 38: 29-30).
Peres adalah sebutan untuk orang yang melompati an-trian, seorang yang telah membuat orang lain keluar dari gilir-annya, dan Zerah berarti "merah" dalam bahasa Ibrani kare-na dia memiliki benang merah pada tangannya.
Pertanyaannya adalah, Apa kandungan moral dari sek-sologi Injil pada pasal 38 kitab pertama yang terkenal ini? Tuhan membunuh Er: Pelajaran yang kita dapatkan adalah "teguran!"
Tuhan membunuh Onan: Lagi-lagi pelajarannya ada-lah "teguran!"
Sekarang Yehuda melakukan perbuatan zina dengan Tamar dan mendapatkan anak haram yang kembar yang kemudian dianugrahi menjadi nenek moyang satu-satunya "anak Tuhan!" Apa kandungan moralnya? Tidak ada, maka berarti tidak bermoral!
Di bawah judul apa Anda akan menempatkan cerita mesum ini? Apakah?
1. Doktrrn ?
2. Teguran ?
3. Koreksi ?
4. Instruksi kepada kebenaran?
(Injil - 2 Timotius 3: 16-17)
Jika kita tidak dapat memasukkan cerita mesum ini di bawah 4 judul tersebut dalam sebuah kitab Tuhan, maka kita terpaksa membuat judul kelima. Judul kelima yang tepat ada-lah - Pornografi.
Yehuda, Bapak bangsa Yahudi (darinya diturunkan ka-ta-kata - Jew, Judaism, Judea, dll), dan Tamar (menantunya) serta keturunannya yang haram -Peres dan Zerah- diaba-dikan perbuatan haramnya di dalam yang dinamakan Kitab Tuhan:
"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Ibra-him. Ibrahim memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar ..." (Injil - Matius 1: 1-3).
Di dalam setiap Injil yang menyediakan referensi si-lang, dimana kalimat "Yehuda memperanakkan peres dan Ze-rah dari Tamar" disebutkan, catatan marginal menunjuk ke Kejadian pasal 38 dengan kemesumannya secara terperinci.
Onan juga mempunyai label yang "termahsyur" (ter-mahsyur keburukannya!). Setiap kamus terkenal meng-abadikan perbuatan seksual yang tidak wajar akibat iri hati dalam judul - Onanisme. Dosa Onan; Coitus interruptus (berasal dari Onan, anak laki-laki Yehuda - Kejadian 38: 9).
Anak Tuhan atau Anak Roh Kudus!
Umat Kristen dalam semangat yang besar untuk mem-produksi sebuah silsilah bagi Tuhannya, telah menemukan
dua silsilah, sebuah oleh Matius dan yang lainnya oleh Lukas. Di antara dua daftar leluhur Yesus ini mereka memberinya enam puluh enam ayah dan kakek. Dari kedua daftar ini tidak ada nama yang identik, kecuali Yusuf (tukang kayu) yang tidak ada jalan lain disebut sebagai ayah Yesus Kristus, seperti yang dikatakan Matius kepada kita:
".... Ternyata ia (Maria) mengandung dari ROHKU DUS, sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup seba-gai suami istri. .... malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: 'Yusuf, anak Daud, janganlIah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, se-bab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." (Injil - Matius 1: 18-20).
Matius, dalam ketiga ayat tersebut menegaskan dua kali bahwa Roh Kudus-lah yang menyebabkan Mariam hamil. Dengan definisi yang kita ketahui bahwa dalam setiap bahasa di dunia seorang yang bertanggung jawab mengha-mili seorang wanita adalah ayah sebenarnya dan bukan yang dianggap ayah. Dari sini, berdasarkan pernyataan yang tegas dari Matius, Roh Kudus adalah ayah yang sebenarnya dari Yesus dan bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dunia Kristen harus meninjau ulang teologi mereka dengan menyebut Tu-han, sebagai Anak Roh Kudus dan BUKAN Anak Tuhan.
Sumber: Ahmed Deedat, The Choice (Dialog Islam-Kristen), Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Cetakan Kedua, September 1999 (Revisi).
|