Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan
rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun,
sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa.
Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena kesadahan
merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi
ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang
sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai
kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping itu,
kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya
dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe,
yaitu: (1) kesadahan umum ("general hardness" atau GH) dan
(2) kesadahan karbonat ("carbonate hardness"
atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan
yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan
total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH.
Penggunaan paramater kesadahan total sering
sekali membingungkan, oleh karena itu, sebaiknya penggunaan
parameter ini dihindarkan.
Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan
jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain
sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya
diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per
million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan
menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau
dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika,
kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu
satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO3.
Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen =
2.8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa kebanyakan teskit
pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk lebih
jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk
mengetahui dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari terjadinya kesalahan pembacaan.
Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa
dipakai:
- 0
- 4
dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah
(sangat lunak)
- 4 - 8 dH, 70 - 140
ppm : rendah (lunak)
- 8 - 12 dH, 140 - 210 ppm :
sedang
- 12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak
keras)
- 18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras)
Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting
peranananya dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total Apabila
ikan atau tanaman dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi
(keras) atau rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada
GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan
hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi kesuburan,
fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesadahan
(GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya, hampir
semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH
lokal, meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses
pemijahan. Pemijahan bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH
yang tidak tepat.
Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis
ikan, ia dapat dinaikan dengan menambahkan kalsium sulfat, magnesium
sulfat, atau kalsium karbonat. Akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa dampak lain yang perlu
medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan memberikan tambahan
sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati.
Sedangkan penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat
kedalam air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi
yang diinginkan perlu dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian
yang sesuai.
Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan
perlakuan-perlakuan yang mampu menghilangkan kadar kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) dari dalam air.
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang
menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat
(CO3--) di
dalam air. Dalam akuarium air tawar, pada kisaran pH netral, ion
bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada akuarium laut, ion karbonat
lebih berperan.
KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu
ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat
kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam sistem air
tawar, istilah
kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam,
dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang
sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman,
KH berperan sebagai agen pem-buffer-an
yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.
KH pada umumnya sering dinyatakan
sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya
GH.
Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus
air yang bersangkutan, atau dengan melalukan air
melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak praktis, kecuali
untuk akuarium ukuran kecil.
Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan
dengan menambahkan natrium bikarbonat (soda kue), atau kalsium
karbonat. Penambahan kalsium karbonat akan menaikan sekaligus
baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.
Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu
sendok teh (sekitar 6 gram) pada air sebanyak 50 liter akan
meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai dengan kenaikan nilai GH.
Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat (CaCO3) (sekitar
4 gram) pada air sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan KH dan GH
secara bersama-sama, masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada hal ini, maka
pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium karbonat akan
dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.
Mengingat
pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit dilakukan,
khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk
memastikan nilai KH dan GH yang telah dicapai.
Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio
1:100 sampai 100:1. Hal ini akan memberikan pH efektif pada
selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini secara
kebetulan merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup
akuatik. Apabila ion bikarbonat ditambahkan, rasio basa
terhadap asam akan meningkat, akibatnya pH pun meningkat. Laju
peningkatan pH ini akan ditentukan oleh nilai pH awal. Sebagai contoh,
kebutuhan jumlah ion karbonat yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan satu
satuan pH akan
jauh lebih banyak apabila pH awalnya adalah 6.3, dibandingkan apabila
hal yang sama dilakukan pada pH 7.5.
Kanaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan
akan diimbangi oleh kadar CO2 terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam karbonat dan bikarbonat yang
selanjutkan akan cenderung menurunkan pH. Mekanisme ini setidaknya dapat
memberikan gambaran cara mengatur dan menyiasati pH dalam akuarium
agar dapat memenuhi kriteria yang diinginkan.
Apabila air anda terlalu keras untuk ikan atau
tanaman, air tersebut dapat dilunakan. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Yang paling baik adalah
dengan menggunakan reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI). Celakanya metode ini termasuk
dalam metode yang mahal. Hasil reverse osmosis
akan memiliki kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air keran sedemikian rupa sehingga mencapai nilai
kesadahan yang diperlukan.
Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam
skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala
besar. Produk-produk komersial pengolah air untuk keperluan
rumah tangga pada umumnya tidak cocok digunakan, karena mereka
sering menggunakan prinsip pertukaran kation dalam prosesnya. Dalam
prosoes ini natrium (Na) pada umumnya digunakan
sebagai ion penukar, sehingga pada akhirnya natrium akan berakumulasi pada
hasil air hasil olahan. Kelebihan natrium (Na) dalam air
akuarium merupakan hal yang tidak
dikehendaki.
Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest)
dapat pula dilakukan untuk menurunkan kesadahan.
Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan
menggunakan jasa
asam-asam organik (humik/fulvik) , asam ini berfungsi persis seperti
halnya
yang terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion
dari air
pada gugus-gusus karbonil yang terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa media yang banyak mengandung asam-asam organik ini
diantaranya
adalah gambut yang berasal dari Spagnum (peat moss), daun ketapang,
kulit pohon Oak, dll.
Proses dengan
gambut dan bahan organik lain biasanya akan menghasilkan warna air kecoklatan
seperti air teh. Sebelum gambut digunakan dianjurkan untuk direbus
terlebih dahulu, agar organisme-organisme yang tidak
dikehendaki hilang.
Menurunkan kesadahan dapat pula dilakukan dengan menanam tanaman "duck weed" atau Egeria
densa.
Untuk meningkatkan kesadahan bisa dilakukan dengan
memberikan dekorasi berbahan dasar kapur, seperti tufa atau pasir koral. Atau
dengan melalukan air melewati pecahan marble (batu marmer) atau bahan berkapur lainnya.
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa
atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus,
alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas
pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion
karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air
akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan
menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm
(mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium
karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air
dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau
tingkat alkalinitas sedang.
Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan
ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm.
Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan
sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai
perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap
berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.
Pertahanan pH air
terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb:
CO2 + H2O <==> H2CO3 <==>
H+ + HCO3- <==> CO3--
+ 2H+
CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air.
Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman.
Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah
kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan
CO2).
Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan
memberikan "asam-asaman" artinya menambahkan H+ saja maka
(seperti ditunjukan mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat
oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2,
(CO2 ini
akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan, pH
akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai
bergerak ke kiri,pH akan kembali bergerak ke angka semula. Itulah
hukum alam, dan karena itu pulalah kita masih bisa menemukan ikan di
alam sampai saat sekarang. Dengan demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan
dengan penambahan asam saja. Untuk itu, cobalah pula usahakan
untuk menurunkan alkalinitasnya. Kalaupun dipaksakan hanya
dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan dalam
jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih
dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.
pH merupakan suatu ekpresi
dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air. Besarannya dinyatakan
dalam
minus logaritma dari konsentrasi ion H.
Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H
dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Karena untuk menuliskan
0.000001 (bayangkan
kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka tersebut
sehingga
manjadi -6. Tetapi karena ada tanda - (negatif) dibelakang angka
tersebut,
yang dinilai kurang praktis, maka orang mengalikannya lagi dengan tanda -
(minus) sehingga diperoleh angka positif 6. Oleh karena itu, pH diartikan
sebagai "-(minus) logaritma dari konsenstrasi ion H".
pH = - log (H+)
Yang perlu
diperhatikan
adalah bahwa selisih satu satuan angka pH itu artinya perbedaan
kosentrasinya adalah 10
kali lipat. Dengan demikian, apabila selisih angkanya adalah 2 maka
perbedaan konsentrasinya adalah
10x10 = 100 kali
lipat. Sebagai contoh pH 5 menunjukkan konsentrasi H sebanyak
0.00001 atau
1/100000 (seperseratus ribu) sedangkan pH 6 = 0.000001 atau 1/1000000
(sepersejuta).
Dengan demikian kalau kita menurunkan pH dari 6 ke 5 artinya kita
meningkatkan kepekatan iob H+ sebanyak 10 kali lipat. Kalau kita misalkan pH itu gula, maka dengan
menurunkan pH dari 6 ke 5,
sama artinya bahwa larutan tersebut sekarang 10 kali lebih manis dari
pada sebelumnya.
Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk
itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak
tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan
ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an.
Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air
karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di
dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya
hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH
maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk
menunjang kehidupan mereka.
Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai
dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang
dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7
menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan
pH = 7 disebut sebagai netral.
Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut.
Apabila
alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH.
Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas
dan tingkat kesadahan air. Apabila
hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.
Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau
pengubahan nilai pH akan lebih efektif apabila alkalinitas ditanganai
terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa cara pangananan pH, yang
kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung mengarah pada penanganan
kesadahan atau alkalinitas.
Penurunan pH
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan
pengukuran KH. Apabila nilai KH terlalu tinggi (12 atau lebih)
maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang biasanya
secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilia
pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus ( antara
6 -12)maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan
yang buruk.
Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut
(peat), biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal
dari moss). bisa juga dilakukan dengan mengganti
sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan atau air
yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata).
Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam
akuairum. Bogwood adalah semacam
kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap kesadahan. Sama
fungsinya
seperti daun ketapang,
kayu pohon asam dan sejenisnya.
Peningkatan pH
Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan air
melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Atau dengan
menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir koral. Atau dengan melakukan penggantian air.
Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan
hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari
10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti
menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi
ikan. Kadar karbon dioksida tinggi juga menunjukkan lingkungan
air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam
proses pem-buffer-an .
Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan,
terutama, oleh sistem pem-buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan
CO2 terlaut akan merupakan hubungan yang tetap. Dengan
demikian, salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan
mengatur parameter yang lain. Sebagai contoh nilai pH dapat
diatur dengan mangatur KH atau kadar CO2. Suatu sistem
CO2
injektor, misalnya, dapat digunakan untuk mengatur pH dengan cara
mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa apabila nilai pH nya mencapai
nilai tertentu. Dalam hal ini KH dibuat tetap. CO2
digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH
naik. Dengan sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka
sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH
tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai.
Tabel berikut menunjukkan hubungan antara kadar CO2
terlarut dalam air (ppm) dengan nilai KH dan pH. Secara umum dapat
dikatakan bahwa CO2 terlarut dalam akuarium dengan kepadatan sedang
akan berada pada selang 1-3 ppm. Untuk akuarium tanaman ph=6.9, KH=4 dan CO2 =15 ppm merupakan
nilai yang ideal.
KH
| pH
|
6
| 6,2
| 6,4
| 6,6
| 6,8
| 6,9
| 7
| 7,2
| 7,4
| 7,6
| 7,8
| 8
| 9
|
1
| 40
| 25
| 15
| 10
| 6
| 5
| 4
| 2
| 1,5
| 1
| 0,5
| 0
| 0
|
2
| 80
| 50
| 30
| 20
| 13
| 10
| 8
| 5
| 3
| 2
| 1
| 0,5
| 0
|
3
| 120
| 75
| 50
| 30
| 20
| 15
| 12
| 8
| 5
| 3
| 2
| 1
| 0
|
4
| 160
| 100
| 60
| 40
| 25
| 20
| 15
| 10
| 6
| 4
| 2,5
| 2
| 1,5
|
5
| 200
| 125
| 80
| 50
| 32
| 25
| 20
| 12
| 8
| 5
| 3
| 2,5
| 1
|
7
| 280
| 175
| 110
| 70
| 45
| 35
| 28
| 18
| 11
| 7
| 4
| 3
| 1,5
|
10
| 400
| 250
| 160
| 100
| 65
| 50
| 40
| 25
| 16
| 10
| 6
| 4
| 2
|
12
| 480
| 300
| 190
| 120
| 75
| 60
| 50
| 30
| 19
| 12
| 8
| 5
| 3
|
CO2
(ppm)
|
Keterangan:
|
: Kadar CO2 normal pada
akuarium tanpa Injeksi CO2 |
|
: Selang yang disarankan
untuk akuarium tanaman |
|
: Konsentrasi yang
membahayakan ikan |
Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan
terlarut dalam air. Dalam pengukuran salinitas turut pula
diperhitungkan komponen GH dan KH disamping bahan-bahan terlarut
lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas sangat penting
artinya dalam akuairum laut. Sedangkan dalam akuarium air tawar
mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat
jenis (specific gravity), yaitu rasio antara berat larutan
terhadap berat air murni dalam volume yang sama. Rasio ini
dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam
kehidupan sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah
dikalibrasikan untuk digunakan pada suhu kamar.
Salah satu komponen salinitas yang tidak tercakup
baik oleh KH dan GH adalah kadar natrium. Beberapa ikan air tawar
dapat menerima (toleran) kehadiran sejumlah kecil natrium dalam bentuk
garam. Bahkan sampai tahap tertentu digunakan sebagak terapi
pengobatan akibat parasit seperti ich. Sedangkan beberapa spesies yang
lain sama sekali tidak toleran terhadap garam. Jenis-jenis ikan
tidak bersisik dan corydoras diketahui sangat sensitif terhadap garam
dibandingkan dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya.
|