EDISI 12 |
April - Juni 1998
|
|||||||
Menu Utama
Daftar Isi
|
Mazmur 56:5 yang diucapkan oleh Daud menunjukkan kepada kita bahwa rasa takut adalah suatu perasaan yang wajar dihadapi oleh setiap orang yang berada di dalam bahaya. Tuhan mengizinkan anak-anakNya mengalami rasa takut, bingung, dan khawatir. Permasalahannya adalah "apa yang kita lakukan pada saat kita ketakutan. Di dalam Mazmur yang diinspirasikan oleh Allah, Daud mengatakan: "pada waktu aku takut, aku percaya kepada Tuhan". Bagi orangtua beriman dua hal terjadi pada waktu bersamaan: pada waktu perasaan takut muncul, keputusan hati untuk percaya pada Tuhan juga muncul". Rasa takut tidak bisa diatasi langsung dengan tindakan, tapi harus terlebih dahulu diatasi dengan "keputusan iman". Seseorang dapat memelihara rasa takut jikalau ia mengambil keputusan demikian. Ia dapat memeliharanya dengan membayangkan hal yang jauh lebih mengerikan daripada fakta yang sedang terjadi. Dia juga bisa mengembangbiakkan rasa takut dengan menularkannya kepada orang lain. Kita juga bisa mendidik anak kita untuk menjadi penakut, yaitu dengan cara memelihara rasa takut itu baik-baik. Lindungilah anak secara berlebihan ketika saatnya ia harus belajar mandiri. Temani anak anda terus-menerus, ketika teman-temannya bisa pergi sendiri dalam suatu acara berkemah. Gendonglah anak anda terus-menerus untuk buang air kecil di pagi hari. Jangan panggil dia untuk turun dari tempat tidur dan berjalan sendiri ke kamar mandi. Jangan pernah berikan kesempatan kepada anak untuk naik kendaraan umum sepulang sekolah, atau membeli karcis sendiri. Laranglah anak anda untuk naik tangga, atau memanjat suatu tempat yang tidak terlalu bahaya. Jangan biarkan anak anda terluka sedikit pun. Ceritakanlah semua rasa takut anda kepada anak anda. Biarkan anak anda menyaksikan ketakutan dan kepanikan anda. Kita pun dapat mendidik anak untuk tidak menjadi penakut, jika kita melakukan hal sebaliknya. Sudah barangtentu semuanya ditentukan oleh sikap iman kita sendiri secara pribadi. - Ev. A K, MDiv. |