Malang, 04
Januari 2005.
Suasana diskusi dan debat tentang isu-isu perkembangan HIV/AIDS
terkini pada "Pertemuan dan Evaluasi Peer Education II IGAMA" berlangsung gayeng dan meriah.
Sekitar 34 Peer Educater dari perwakilan beberapa tempat ngeber dan tokoh kunci di wilayah Malang
Raya hadir di Cafe Legian, pada 4 Januari 2004 lalu. Cafe yang terletak di Jl. Pandan 1 Kompleks
Pulosari Malang tersebut disulap tempat pertemuan yang membahas hasil kerja PE. Walaupun undangan
yang disebar hanya 30 orang PE yang diidentifikasi sebagai PE aktif, namun ternyata jumlah PE yang
hadir mencapai 34 orang. Hal itu terjadi karena beberapa PE yang diindikasikan sebagai PE non aktif,
ternyata turut hadir dalam acara tersebut.
PEang hadirtersebut merupakan key informan untuk kelompok yang
berbeda, seperti dari kalangan pekerja seks atau kucing, kalangan
gay terbuka dan gay tertutup serta kalangan gay feminin yang
berdandan seperti waria namun tidak mau diidentifikasi sebagai waria
ini juga menjajakan jasa layanan seks.
Menurut Mamad selaku
Program Manager IGAMA mengatakan bahwa acara pertemuan PE ini
dilakukan secara reguler tiap 4 bulan sekali. Sebagai tindak lanjut
dari program pelatihan PE yang dilaksanakan beberapa waktu lalu
serta pertemuan PE yang pertama di Sendangbiru Malang. egiatan ini
sebagai bagian dari program kerja atas hasil kerjasama IGAMA dengan
program ASA (Aksi Stop AIDS)-FHI Indonesia.Kegiatan pertemuan PE yang menjadi agenda rutin tiap 4
bulanan ini selain membahas hasil kinerja para pendidik sebaya tersebut di wilayanyamasing-masing,
juga membahas temuan dan hambatan atau kendala yang dihadapi para pendidik sebaya tersebut. Para PE
yang merupakan sukarelawan bagi program penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok MSM ini sangat membantu
kinerja para petugas outreach. Dengan jumlah jangkauan sekitar 1800 orang di 3 wilayah, akan sangat
kesulitan bagi 7 PO IGAMA dalam melakukan upaya penyamapaian informasi dan perubahan perilaku beresiko
HIV/AIDS. "Salah satu strategi untuk membantu penyampaian informasi dan upaya perubahan perilaku pada
kelompok MSM, akan leih efektif jika dilakukan oleh sebayanya,"ujar Mamad yang
juga salah satu pengurus inti IGAMA ini. Selan sebagai key
informan di kelompoknya dengan karakteristik yang berbeda,
kinerja PE ini sangat membantu program outreach (penjangkauan dan
pendampingan) yang dilakukan oleh PO IGAMA. Apalagi para PE ini
bekerja dengan sukarela,walaupun diantaranya bukan merupakan tenaga
volunteer IGAMA. Ditambahkan le Ipoel selaku Direktur
Program IGAMA, bahwa sebenarnya pada bulan Juli 2004 lalu, sebanyak 30 orang dilatih dan dididik menjadi PE.
"Evaluasi dan pertemuan juga telah dilakukan pada bulan Agustus 2004 kemaren. Dan pertemuan kali ini
sebagai pertemuan yang ke II. Dan untuk 3 bulan mendatang akan kami laksanakan
pertemuan PE yang III," tambah Ipoel.

|