Malang, 22 Januari
2005.
Atas undangan tokoh kunci (informal
leader) dari daerah Kediri dan Blitar, untuk menghadiri acara
silaturrahmi bagi komunitas MSM. Maka pada tanggal 21 Januari 204,
bertepatatn dengan hari libur Idul Adha, berangkatlah 2 rombongan
observer dai IGAMA. Satu rombongan dipimpin oleh PM dengan
didampingi 3 orang petugas outreach, mengunjungi Kota
Blitar. Sedangkan rombongan yang lain, dipimpin oleh Direktur
Program dan KL serta 3 orang PO memenuhi undangan tokoh kunci di
Kota Kediri.
Selain bertemu dengan
komunitas MSM dan tokoh kunci setempat, rombongan observer IGAMA
ini juga melakukan pemetaan wilayah geografis, serta estimasi
populasi MSM di tepat ngeber.
Sejatinya, rombogan observer
ini akan melakukan kegiatan observasi dan menghadiri undangan
tokoh kunci di dua kota ini secara bersamaan. Akan tetapi, untuk
menghemat waktu dan biaya, serta pertimbangan efektifitas akhirnya
rombongan dipecah menjadi dua. Selain itu, sesuai pepatah "sekali
mendayung, dua tiga pulau terlampui", makarombongan observer yang
dipimpim PM untuk tujuan Blitar juga menyempatkan diri untuk
menilik kegiatan kesenian Ludruk di daerah Karangkates Kabupaten
Malang.
Rombongan observer IGAMA
berangkat dari kantor menuju terminal Gadang, sempat mampir di
acara ludrukan di Karangkates dan langsung bertemu tokoh kunci
Richard di daerah Wlingi.
Memang, pertemuan dengan tokoh
kunci di Kota Blitar diselenggarakan secara informal di tempat
tinggal masing-masing tokoh kunci. Sebenarnya, ada beberapa tokoh
kunci dengan anak buah yang turut hadirdalam kegiatan silaturrahmi
ini. Sedianya akan diselenggarakan di sebuah cafe di kawasan
Alun-alun Kota Blitar. Akan tetapi karena persiapan yang mepet dan
koordinasi yang kurang, akhirnya team observer IGAMA yang harus
mengalah mengunjungi satu persatu tokoh kunci di rumah kediamannya.
Selain mengunjungi tokoh kunci
Richard, di Blitar juga bertemu dengan tokoh kunci Joned dan
pemilik sanggar DMC yang akrab dikenal dengan panggilan Ambon.
Rombongan observer
jugamengunjungi tempat-tempat ngeber favorit komunitas MSM di
Blitar, seperti di Alun-alun Kota serta perempatan Merdeka-Anggrek.
Sedangkan rombongan observer
ke Kediri, juga menemui tokoh kunci Iwan Kurniawan, pemilik
Satriawan Entertaint. Tempat ngeber Dermaga, kawasan pertokoan Sri
Ratu juga tak luput dari kunjungan rombongan ini.
Ada banyak kenangan dan kesan
yang didapat di beberapa tempat ngeberini. Selain karakteristik
yang berbeda, populasi MSM juga bebeda pula. BAnyak diantara MSM
di tempat ngeber ini yang merasa aneh dan asing dengan brosur atau
leaflet yang dibagikan para PO IGAMA.
Bahkan yang mengejutkan lagi,
kondom yang dibagikan para PO ini justru dikira permen oleh
komunitas MSM di lokasi Dermaga.
Sesuai pengakuan mereka,
memang mereka hampir tidak pernah mengenal agaimana bentuk kondom,
apalagi sampai menggunakan karet pengaman ini untuk aktivitas
seksual mereka. Padahal perilaku sesksual MSM ini sangat beresiko
terhadap penularan HIV/AIDS.
Oleh-oleh dari kegiatan ini,
IGAMA akan secara rutin mengadakan kontak secara langsung dan
berkunjung untuk mensuplai brosur dan kondom serta pemberian
informasi lewat penyuluhan di pertemuan-pertemuan kelompok MSM di
dua kota ini. Harapannya, bom waktu kasus HIV/AIDS dapat
dicegahatau minimal ditekan temuan kasusnya. Akan tetap, IGAMA
sadar bahwa kemampuan IGAMA juga terbatas, sehingga membutuhkan
kesadaran dan bantuan dari tokoh kunci setempat serta berbagai
pihak terkait.

|