M
alang,
25 Mei 2005
Ajang sparing partner bola voly IGAMA dengan unit aktivitas Bola
Voly Universitas rawijaya Malang menjadi ajang sosialisasi program
HIV/AIDS IGAMA. Kegiatan olahraga yang menjadi salah satu kegiatan
utama program IGAMA ini selain kegiatan di bidang lain seperti
kesenian, pendidikan non formal disamping program HIV/AIDS. Suasana
acara pertandingan antar klub bola voly ini tampak lain, karena
hampir seluruh PO IGAMA dibawah koordinator KLdan PM serta dipandu
direktur IGAMA tampak sibuk mensosialisasikan program HIV/AIDS IGAMA.
Selain menjelaskan beberapa hal tentang HIV/AIDS, hampir
semua PO juga tampak membagikan brosur program HIV/AIDS
IGAMA. Bahkan tampak beberapa PO terlibat obrolan serius
dengan beberapa kelompok mahasiswa yang ingin mengetahui
lebih lanjut tentang program-program kegiatan IGAMA.
Karena meskipun kelompok dampingan untuk program
HIV/AIDS IGAMA adalah kalangan MSM, namun sebagai wujud
kepedulian dan peran serta bagi masyarakat luas IGAMA
juga intensif mensosialisasikan program HIVAIDS pada
kalangan ibu rumah tangga atau PKK, kalangan pelajar dan
mahasiswa juga kalayak umum.
Apalagi dari hasil penjangkauan
dan pendampingan terhadap kalangan MSM tertutup baik melalui
internet ataupun penjangakauan langsung, ternyata hampir sebagian
besar status kelompok dampingan adalah kalangan mahasiswa. Hal ini
juga diakui oleh Gity, salah satu PO yang bertugas mendampingi ucing
dan gay feminin, "Hampir sebagian besar pelanggan atau klien dari
gay feminin yang mangkal di kawasan Soekarno-Hatta dan kampus
Unibraw adalah mahasiswa setempat. Baik anak Brawijaya (Unibraw,
red.) ataupun anak Poltek".
Sehingga untuk upaya pemutusan
mata rantai penularan HIV/AIDS tidak hanya difokuskan pada kalangan
pekerja seks pria ataupun kalangan MSM lainnya, tetapi juga kalangan
pelanggan dan masyarakat umum. "Ini bagian dari program terpadu
untuk upaya pemutusan mata rantai penulaan HIV/AIDS di Malang Raya.
Salah satunya kami di IGAMA intensif mensosialisasikan program
HIV/AIDS pada berbagai kalangan, termasuk kalangan mahasiswa," Ujar
Ipoel selaku direktur program HIV/AIDS IGAMA.
"Apalagi banyak mahasiswa yang
kurang memiliki pengetahuan yang cukup dalam masalah HIV/AIDS
walaupun mereka cukup pandai untuk kegiatan akademiknya. Tidak ada
jaminan, tingkat pendidikan yang tinggi serta merta tingkat
pengetahuan HIV/AIDS nya juga tinggi," tambah Mamad, program manager
IGAMA.
Ditambahkan Mamad, bahwa menurut hasil penjangkauan dan pendampingan
terhadap kelompok dampingan yang sebagian besar kalangan mahasiswa
dan mereka yang berpendidikan tinggi ternyata dari hasil galian PSP
(Pengetahuan-Sikap-Perilaku) nampak bahwa tingkat pendidikan yang
tinggi tidak menjadi jaminan tingkat pengetahuan HIV/AIDS-nya tinggi.
Acara
pertandingan voly di kawasan kampus memang telah sering
dilakukan oleh IGAMA, dan dengan khalayak penonton yang
berbeda, ternyata antusiasme para penonton untuk mencari
tahu tentang permasalahan HIV/AIDS juga cukup bagus.
NAmpak dari respon telphon hotline IGAMA yang selalu
berdering setelah usai kegiatan-kegiatan massal, seperti
kegiatan edutainment, kegiatan penyiaran di
radiotelevisi dan salah satunya kegiatan olahraga
voli.