Malang, 02
Desember 2005
Jumlah
penderita AIDS di Malang semakin lama semakin bertambah. Wilayah
ini di tepi jurang epidemi AIDS. Namun disesalkan, kampanye
pemberantasan AIDS seperti kampanye penggunaan kondom tergolong
tidak populis.
Beberapa perwakilan aktivis LSM Peduli AIDS di
Malang Raya, seperti IGAMA, Wamarapa, LSM Sadarhati dan LSM
Paramitra di sela-sela peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada
1 Desember, kembali menyerukan kepedulian untuk melaksanakan program
kesehatan, termasuk pemberantasan AIDS secara benar.
Menurut Mamad, ketua IGAMA selama ini dalam
pelaksanaan program kesehatan, di Indonesia terutama di Malang
terlalu banyak melakukan pencanangan kegiatan seperti hari AIDS,
pemberantasan polio, flu burung, dan sebagainya. Tapi ironisnya,
acara seremonial tersebut tidak diikuti dengan pelaksanaan program
di lapangan secara tegas dan konsisten, sehingga terus memakan
korban.
Tema HAS kali ini Stop
AIDS.
Keep the Promise (Hentikan AIDS. Jaga Janjinya),
Hari AIDS Sedunia kali ini, memang memberi penekanan khusus pada
peran perorangan dalam memberantas penyebaran HIV, virus penyebab
penyakit AIDS. Sesuai tema peringatan kali ini bertujuan menciptakan
fokus pada apa yang dapat dilakukan perorangan, terutama pria, untuk
membasmi HIV dan AIDS sesuai komitmen dan janji. Hal ini dapat
dimaklumi, karena angka-angka terbaru PBB menunjukkan, sekarang ini
40 juta orang mengidap HIV atau AIDS, yang berarti naik empat juta
kasus dari tahun lalu. Beberapa negara melancarkan kampanye dan
program AIDS bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia ini. Di
wilayah Sahara Selatan, Afrika, AIDS telah mencapai tingkat wabah,
dan menjadi penyebab kematian utama di sana. Namun para pejabat PBB
mengatakan, penyakit itu menyebar paling cepat di Eropa Timur, dan
Ukraina memiliki tingkat infeksi tertinggi. Hari AIDS Sedunia
dinyatakan tahun 1988 dalam sebuah konferensi para menteri kesehatan
sedunia, sebagai suatu cara untuk memberitahu masyarakat mengenai
penyakit itu.