Malang, 22
Pebruari 2006
Selain bekerjasama dengan Family Health International Indonesia,
IGAMA juga bekerjasama untuk kegiatan insidentiil dengan Global
Fund-ATM. Selain merekomendasikan 2 staf IGAMA untuk dilatih dan
dipekerjakan sebagai lay konselor bagi program VCT, IGAMA juga
diberikan kesempatan untuk mendidik dan melatih 26 orang Peer
Educater. Bertempat di Hotel Gajahmada, Jalan DR Cipto Malang,
diselenggarakan Pelatihan Peer Educater bagi Pria Pekerja Seks pada
tanggal 17-18-19 Pebruari 20
Selain dihadiri oleh para kucing, sebagian juga
dihadiri oleh gay feminin yang pada saat-saat tertentu
mengkontruksikan dirinya menjadi wanita alias waria. Komunitas gay
feminin ini secara kasat mata tidak ada bedanya dengan para waria,
akan tetapi justru mereka menolak jika diberi label waria atau
bencong, karena merasa bukan waria. Alasan yang diberikan mereka,
bahwa dirinya tampil dandan hanya pada saat saat tertentu, sesuai
keinginan ataupun karena keinginan untuk menggaet lelaki dengan cara
mudah. Mereka menyatakan bahwa yang disebut waria, adalah para pria
yang merasa ada keanehan pada dirinya, serta secara naluri mereka
merasa sebagai wanita yang terperangkap dalam tubuh pria, dan
tentunya akan memposisikan diri sebagai wanita. Akan tetapi mereka
dandan hanya karena iseng ataupun keinginan sesaat bukan jangka
panjang, karena dalam aktivitas seksnya, para gay feminin ini
mayoritas berperan sebagai “suami” atau top.
Pelatihan tiga hari di hotel berbintang ini
acapkali terdengar suara lengkingan dan teriakan khas. Selain
diberikan materi tentang pengetahuan IMS, HIV/AIDS secara dasar,
baik cara penularan, cara pencegahan dan pengobatannya. Selain itu
juga diberikan materi penggunaan kondom yang benar, pengenalan
materi KIE, pengenalan alat reproduksi, cara berkomunikasi, serta
materi penjangkauan. Fasilitator yang sebagian besar staf IGAMA,
seperti Mamad, Ipoel, Taufik dan Koko secara antusias memaparkan
materi-materi tersebut dengan sesekali diselingi permainan, ice
breaker dan role play. Hampir seluruh peserta pelatihan PE ini tidak
merasa jenuh hingga hari ke tiga. Secara sepakat mereka berkelakar,
tidak menjadi masalah jika pelatihan ini dilaksanakan sebulan penuh
sekalipun. Hal ini dapat dimaklumi, karena menurut pengakuan meraka
selain karena fasilitas hotel berbintang dan konsumsi yang jarang
dinikmati pada saat kondisi biasa, tak kalah berpengaruhnya para
fasilitator yang menyampaikan materi semua begitu pas dan familier
serta dalam suasana santai dan menyenangkan. Selain itu, suasana
kompetitif dan saling menunjukkan keaktifan dalam proses pelatihan
ini oleh hampir seluruh peserta, karena sejak awal penyelenggara
mengumumkan bahwa 5 peserta Pelatihan PE terbaik akan direkrut
menjadi staf GF-ATM. Acara pelatihan ini dimonitor oleh staf GF-ATM
dan Dinas Kesehatan, sebagai penyelenggara. Akhir acara, secara
resmi ditutup oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Eny Sekar
didampingi Program Manager Global Fund Malang, dr. Fathonah Jassin,
yang juga mantan Kasubdin P2M Dinas Kesehatan Kota Malang