IGAMA MALANG 

 

 

 

SEPUTAR IGAMA
Sejarah IGAMA
Profil IGAMA 
Visi dan Misi
Program Kegiatan
Foto Kegiatan

INFO HIV-AIDS
Info Dasar HIV/AIDS
Penularan&Pencegahan
Pemakaian Kondom
Terapi AIDS
Rujukan Klinik
Berita Seputar AIDS
Tes Darah
Infeksi Menular Sexual
Kelompok Dukungan

TANYA JAWAB
Konsultasi Kesehatan
Konsultasi Seksual

TIPS DAN TRIK
Negoisasi Kondom
Cari kenalan baru
Hubungan Seks Aman & Nyaman

       

KONDOM

Penggunaan yang konsisten berarti penggunaan kondom pada setiap tindakan seksual. Penggunaan kondom yang benar meliputi langkah-langkah berikut ini:

  • Gunakanlah kondom yang baru untuk setiap melakukan hubungan seks vagina, anal atau oral.
  • Gunakanlah kondom dari awal hingga selesai.
  • Pasang kondom setelah ereksi terjadi dan sebelum terjadi hubungan vagina, anal dan oral dengan penis. Pegang ujung kondom dan masukan ke dalam penis yang sedang ereksi, berikan ruang pada ujung kondom, tetapi pastikan tidak ada udara yang terjebak di ujung kondom.
  • Pelicin yang cukup sangat penting untuk mencegah kerusakan kondom, tetapi gunakanlah pelicin yang memiliki unsur air, seperti gliserin atau jeli pelicin (yang dapat dibeli di apotek mana saja). Jangan menggunakan pelicin yang berunsur minyak seperti jeli petroleum, krim dingin, pelembab tangan atau minyak bayi, yang dapat melemahkan kondom.
  • Lepaskanlah dari pasangan segera setelah terjadi ejakulasi, pegang kondom yang masih melekat pada penis dengan kuat untuk mencegah kondom terlepas.

Jika disimpan dengan tepat kondom masih baik digunakan untuk lima tahun setelah tanggal produksi. Kondom-kondom yang dilumasi dengan "spermatisida" akan tetap baik hanya untuk dua tahun. Pengguna-pengguna kondom harus memastikan bahwa masa kadaluarsa kondom tidak terlewati atau tanggal produksi tidak menunjukkan kondom terlalu tua.

Penggunaan kondom lateks dengan benar dan konsisten semasa hubungan seks-anal atau pun oral--dapat secara baik mengurangi risiko seseorang tertular atau menularkan banyak IMS, termasuk infeksi HIV, kencing nanah, Klamidia, trichomonas, human papilloma virus menular (HPV), dan hepatitis B. Melindungi diri Anda dan orang lain terhadap IMS merupakan hal yang penting karena kebanyakan penyakit ini memiliki penyulit yang serius. Melindungi diri Anda dan orang lain terhadap HIV merupakan hal yang penting karena mereka mengancam kehidupan dan belum ada obatnya.

Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa kondom lateks adalah penghalang efektif bagi HIV dan IMS lainnya. Dan lagi, beberapa penelitian menyediakan kumpulan bukti bahwa kondom lateks sangat efektif dalam melindungi terhadap infeksi HIV ketika digunakan untuk setiap melakukan sanggama. Bukti perlindungannya dapat sangat terlihat dari penelitian yang dilakukan pada pasangan-pasangan di mana salah seorang dari pasangan itu terinfeksi HIV dan yang lainnya tidak, discordant couple.

Kondom diklasifikasikan sebagai alat medis dan diatur penggunaannya. Setiap kondom yang diproduksi sebelum dipasarkan telah melalui pengujian. Selama proses produksi, kondom di-double dipped (dicelupkan ke dalam cairan untuk beberapa waktu) di dalam lateks dan diuji secara elektronis untuk kemungkinan terdapat lubang-lubang.

Beberapa penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa angka kerusakan kondom di kurang dari 2%. Kebanyakan kerusakan terjadi karena kesalahan penggunaan daripada kualitas kondom yang rendah. Penggunaan cairan-cairan yang berunsur minyak dapat memperlemah lateks, dan menyebabkan kondom hancur. Tambahan lagi, kondom dapat diperlemah dengan sengatan sinar/panas atau dengan umur atau mereka dapat robek oleh gigi atau kuku jari. Penelitian yang mengindikasikan bahwa kondom dapat terlepas dari penis sekitar 1--5% ketika terjadi hubungan seks vagina dan menjadi kendor (tetapi tidak lepas) sekitar 3--13 % sekali waktu.

Beberapa orang telah menunjukkan kepeduliannya mengenai penelitian yang melaporkan angka kegagalan yang tinggi di antara pandangan yang menggunakan kondom untuk pencegahan kehamilan. Hasil analisis penelitian-penelitian ini mengesankan bahwa jumlah yang besar dari angka kemanjuran berhubungan dengan penggunaan yang tidak konsisten dan tidak benar. Bahkan, kondom-kondom lateks sangat efektif untuk pencegahan kehamilan, tetapi hanya jika mereka digunakan secara tepat.

Penelitian mengesankan bahwa hanya 30--60% pria yang mengaku menggunakan kondom untuk kontrasepsi sebenarnya menggunakannya untuk setiap tindakan seksual. Lebih jauh lagi, bahkan orang yang menggunakan kondom secara rutin dapat saja tidak menggunakannya secara benar dari awal hingga akhir. Penggunaan yang tidak benar memberikan kontribusi kepada kemungkinan bocor atau rusaknya kondom. Kondom harus digunakan secara konsisten dan benar agar memberikan perlindungan maksimum.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, alasan utama kegagalan kondom mencegah infeksi HIV dan IMS atau kehamilan adalah penggunaan yang tidak benar dan tidak konsisten, bukan dari kegagalan kondom itu sendiri. 

Pengguna Kondom Memiliki Pilihan Produk

Terdapat beberapa tipe kondom. Hampir seluruh tipe menawarkan perlindungan terhadap HIV dan IMS lainnya.

Kondom-kondom lateks untuk pria. Kondom-kondom lateks dibuat dari jenis karet tertentu. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa kondom lateks yang sempurna memberikan perintang-perintang yang sangat efektif terhadap sperma dan mikroorganisme, termasuk HIV dan virus hepatitis B yang jauh lebih kecil. Keefektifan mereka telah terbukti selama bertahun-tahun.

Kondom-kondom sintetis. Bagi orang yang alergi terhadap lateks, beberapa materi baru digunakan untuk membuat kondom. Salah satu tipe baru tersebut adalah poliuretan, plastik lembut. Tipe lainnya adalah Tactylon, lateks sintetis. Tes-tes lab menunjukkan bahwa kedua materi ini menjadi penghalang yang efektif terhadap sperma, bakteri dan virus-virus seperti HIV.

Kondom Poliuretan untuk Wanita. Kondom wanita (Reality) pas dengan vagina dan melindungi beberapa area di luar vagina. Kondom ini juga terbuat dari poliuretan. Ketika kondom pria tidak bisa digunakan, pasangan harus mempertimbangkan untuk menggunakan kondom wanita.

Tidak seperti kondom-kondom lateks, kondom-kondom sintetis seperti kondom poliuretan untuk pria dan wanita dapat digunakan bersama dengan pelicin berunsur cairan ataupun minyak. Meskipun tidak teruji secara menyeluruh seperti kondom lateks, kondom-kondom sintetis kurang lebih memiliki kualitas perlindungan yang sama.

Kondom Kulit Anak Domba. Kondom-kondom ini terbuat dari membran hewan yang berisi lobang-lobang kecil. Meskipun mereka dapat mencegah kehamilan, mereka tidak boleh digunakan untuk pencegahan IMS atau HIV karena virus-virus dapat melewati lubang-lubang tersebut.

Kondom Novelty. Kondom-kondom Novelty (bermain) hanya digunakan untuk kepuasan seks. Saat ini Novelty tidak mengizinkan dikategorikan sebagai kondom, dan Novelty tidak boleh digunakan untuk pencegahan IMS maupun HIV.

Spermatisida. Meskipun penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa nonoxynol-9, spermatisida, membunuh HIV dalam pengujian laboratorium, tetap belum jelas apakah spermatisida digunakan sendiri atau bersama kondom selama terjadi hubungan memberikan perlindungan terhadap HIV. Oleh karena itu, kondom lateks tanpa atau dengan spermatisida harus digunakan untuk mencegah penularan HIV secara seksual.

Perlindungan Oral. Meskipun risikonya lebih kecil dari hubungan seks anal atau vaginal, orang-orang yang terlibat dalam seks oral dapat mengurangi risiko terkena HIV atau IMS lainnya dengan menempatkan penghalang pada vagina atau anus. Untuk tambahan kondom pria, sebuah produk yang didesain untuuk mengurangi risiko tertular IMS selama seks oral sekarang telah dijual. The Sheer Glyde Dam adalah lembaran lateks berukuran 25x15cm inci yang telah dilegalkan. Pembungkus makanan plastik, dental dam (lembaran lateks yang digunakan dokter gigi), dan kondom yang telah dibuka digunakan untuk melindungi anus selama hubungan seks oral, meskipun tidak ada informasi tentang seberapa baik bahan ini bekerja.

Pendidikan mengenai Kemanjuran Kondom bukan Berarti Mempromosikan Kegiatan Seksual

Program pendidikan seks yang khusus menunjukkan bahwa pendidikan HIV dan pendidikan seks yang menyertakan informasi tentang kondom tidak mempunyai pengaruh terhadap munculnya keinginan untuk melakukan hubungan; hal ini karena pendidikan seks/HIV tidak meningkatkan frekuensi hubungan seks, dan program yang menyertakan perkembangan kemampuan untuk menawarkan seks yang lebih aman malah menghasilkan penurunan jumlah anak muda yang ingin melakukan hubungan seks.

Sebenarnya program-program pendidikan seks tidak menemukan bukti bahwa pendidikan seks mengarah kepada kegiatan seksual yang lebih awal dan meningkat pada anak muda. Malahan, program-program seperti tersebut di atas dapat mengarah kepada penundaan atau penurunan kegiatan seksual. Karena program pencegahan HIV yang membidik penggunaan kondom tidak meningkatkan kegiatan seksual atau jumlah pasangan seks.

Tetapi penggunaan kondom memang meningkat di antara mereka yang dari dulunya sudah aktif secara seks. Sebuah penelitian tentang anak muda Amerika, 1987, yang dikirimi pamflet yang berisi tentang IMS dengan tawaran kondom gratis juga tidak menemukan peningkatan dalam kegiatan seks anak muda.