Presiden 3. Habibi.
Namanya sudah memberi tahu, yang artinya kasih sayang.
Memang beliau pintar dan tidak keras atau kejam seperti pendahulunya.
Keberhasilannya sebagai ilmuwan dinegara asing digunakan PH
disuruh untuk ikut membangun Indonesia.
Begitulah uang ada kepintaran punya. Idenya untuk membuat negara
Indonesia sebagai negara maju, menggunakan tenaga-tenaga/ilmuwan untuk menunjang rencananya. LIPI, pabrik pesawat terbang dsb. yang berhasil memang membuat kebanggaan bangsa.
Tetapi tulisan sejarah berobah, roda kehidupan PH yang berputar mulai
menjurus kebawah apalagi ban-nya kempes, tidak bisa jalan lagi.
Tidak ada jalan lain dan supaya selamat dari tuntutan rakyat/demo
mahasiswa, PH menyerahkan kekuasaannya kepada Habibi.
Habibi seperti tidak punya nyali, menghadapi segala persoalan didalam
negeri maupun dari luar negeri. Apalagi sifat pemerintahannya hanya sebagai
transisi.
Di tanah air karena kejatuhan PH, rakyat menuntut reformasi.
Reformasi yang mestinya pembaharuan untuk kesempurnaan, para pemimpin
hanya banyak bicara daripada bekerja. Mabuk merasakan kebebasan yang
tertekan selama PH memegang pemerintahan.
Diluar negeri terutama dari Australia, yang pemerintahannya berganti
aliran juga menggunakan kesempatan kelemahan Habibi, mulai mengungkit soal TimTim.
Maka Habibi yang hanya pinter mengurusi perusahaan (di Jerman) jadi
kebingungan.
Apalagi didalam negeri harus diadakan pemilihan umum, diapun menyetujui
adanya pemilihan umum diTimTim tanpa syarat, karena berharap negara
barat akan lebih bersahabat.
Padahal adanya Indonesia menguasai TimTim, selain dukungan dari negara
barat US dan Australia terutama, juga resminya sudah melewati pemilihan umum.
Negara barat menyokong karena mereka tidak mau berhadapan dengan
komunis/Fretilin diTimTim, jadi bisa mengurangi ongkos dan selamatkan nyawa (pengalaman kalah di Vietnam).
Untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bukan penjajah, TimTim
sebagai salah satu propinsi lebih banyak mendapat perhatian dalam arti
pembangunan.
Kenapa sebelumnya, US dan Australia tidak disuruh ikut bertanggung
jawab diTimTim sukur kalau mereka bisa ganti rugi kepada Indonesia..... Benar-benar ini salah langkah.
Itulah ketidak mampuan diplomasi kita. Kenapa waktu India mengambil
alih Goa jajahan Potugis dunia tidak rame-rame?
Pelajaran: mengurus negara tidak seperti mengurus perusahaan yang hanya
memperhitungkan laba rugi materi. Apalagi jaman transisi menuju
reformasi orang harus bisa bersih diri (saudaranya berkorban diri,
mengundurkan diri dari Batam)
|