A

Sekretariat:
Jl. Papanggungan VII/60B
RT 02/09 Bandung 40284
Telp. [022] 7317529
E-mail: flp_bandung@yahoo.com

Aku mencintaimu-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku adalah keadaanku yang senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu adalah menyingkap tabir hingga Engkau kulihat
(Rabi'ah Al Adawiyah)

A
Berbakti - Berkarya - Berarti                                                                                Berbakti - Berkarya - Berarti
A

[KEPENGURUSAN 2003-2005]

Ketua Umum:
M. Irfan Hidayatullah
Sekretaris Umum:
Agus Wibowo
Bendahara Umum:
Intan Riyani
Dana Usaha:
Riki Cahya
Sie PSDM:
Yus R. Ismail
Taufik Cahyadi
Tita Martiana
Sie Humas:
Hanum Sujana
Sie Workshop:
Topik Mulyana
Divisi Fiksi:
Yudhi Nugraha, Fauzan,
Mirah Arumsari, Muh. Asyrofi,
Suryati, Luthvi Irma Ulfia
Divisi Non Fiksi:
Rizqie Fajriyani, Ruspiadi,
Yuti Ariyani, Eti Setiati,
Neny Ratnawati
Divisi Puisi:
Lail Khair El-Rasyid,
Rini Ritawati, Adies Saputra,
Teny Indah Susanti
Divisi Folklor:
Aminudin
Sie Pustaka:
Ihsan, Adrian Ramdani
Sie Penerbitan Media:
Wardana, Rina Rahmawati,
Nita, Yuli Inrayani

 


:: CERPEN FAKTUAL? OYE!!!
Tammi Tinami F.

     Awal Januari 1996, media massa ramai memberitakan peristiwa yang terjadi di Palestina tentang keberhasilan agen zionis, Mossad, membunuh Yahya Ayyash. Yahya Ayyash adalah anggota Hamas yang dianggap teroris berbahaya dan otak berbagai peristiwa pemboman yang terjadi di Israel. Hamas merupakan gerakan perjuangan Islam Palestina yang sering digambarkan media massa Barat sebagai gerakan anti perdamaian dan ditakuti oleh penduduk Israel. Peristiwa ini menjadi berita besar karena sudah bertahun-tahun Ayyash dicari pihak keamanan Israel yang menduganya sebagai dalang sejumlah peristiwa peledakan di beberapa kota di Israel, termasuk di ibukota Tel Aviv. Keberadaan Ayyash nyaris tidak terlacak, seandainya tidak ada penghianatan di kalangan bangsa Palestina, yang membuka jalan bagi agen-agen Mossad untuk meletakkan dan meledakkan dari jauh bom jenis C-4 (semtex) pada telepon selular yang digunakan Ayyash. Penguburan Ayyash diikuti oleh lebih dari setengah juta penduduk Palestina.
     Majalah bulanan Annida edisi Februari 1996 memuat cerita pendek karya Helvy Tiana Rosa berjudul Je Ne Te Quite Jamais, Palestine. Setting cerpen ini diambil dari fakta di atas. Mengikuti jalannya cerita, kita dikenalkan kepada seorang 'aku', gadis bernama Zahwa, yang mengetahui pemberitaan situasi di Palestina dari media massa di negerinya, Perancis. Di Palestina 'aku' dihadapkan kepada fakta kepedulian dan kesedihan penduduk Palestina atas terbunuhnya Yahya Ayyash. 'Aku' pun melihat sikap dan kondisi penduduk terhadap situasi negerinya. Akhirnya 'aku' mengetahui, bagaimana sebenarnya posisi Hamas di mata rakyat Palestina.
     Setting  cerpen di atas, diambil dari suatu fakta peristiwa di Palestina. Mengindikasikan adanya riset yang dilakukan penulis cerpen sebelum menghasilkan karya. Riset yang berusaha menyarikan the truth (kebenaran) dari fakta-fakta. Cerpen ini berangkat dari kebenaran yang dirumuskan sebagai cerpen faktual. Cerpen faktual, meski dalam penulisannya berangkat dari fakta, memang tidak dapat dikategorikan sebagai tulisan sejarah apalagi sebagai sumber sejarah. Akan tetapi sastrawan yang baik akan selalu berhasil melukiskan dan mencerminkan zaman dan realitas masyarakat yang dengan sendirinya antikompromi terhadap pamalsuan sejarah. Munculnya cerpen faktual berkaitan erat dengan perkembangan media massa. media massa yang rentan terhadap berbagai tarikan kebijakan dan kepentingan. Faktor tersebut akan turut mewarnai tulisannya dalam usaha menginformasikan fakta. Keterbatasan memberikan informasi fakta ini semakin sempit dengan terjadinya ketimpangan arus informasi di dunia.
     Hingga kini, sitem informasi dunia dikelola oleh 4 kantor berita raksasa (Associated Press dan The United Press International dari AS, Reuters dari Inggris, Agence France Presse dari Perancis) -biasa disebut Pentagon- sebagai pusat informasi internasional. berita-berita dari sanalah yang kemudian mendominasi isi media massa di berbagai belahan dunia. Dominasi warna pemberitaan ini sebagian besar mengenai masalah-masalah yang terjadi di lingkungan negara-negara Muslim. Kemudian banyak pula yang dikutip oleh para wartawan di negara Islam. bahkan, media Muslim menggantungkan diri pada kantor-kantor berita tersebut untuk berita-berita hangat. Sayangnya, walaupun bersaing ketat, kantor-kantor berita internasional itu hanya memberikan satu perspektif tentang berita dunia. Betapa banyak berita mengenai Islam dan dunia Islam dalam media internasional yang ditulis dengan prakonsepsi tertentu dan mengalami didstorsi, seperti berita yang disebarluaskan kantor-kantor berita raksasa.
     Simak saja terjadinya trial by the press, prasangka, stereotyping (penyamarataan), dan kebencian terhadap Islam dan Arab/Timur Tengah, memang tidak dapat dihindari pertumbuhannya. Media massa gencar menampilan cerita-cerita keliru tentang Islam. Penganut Islam dan orang Arab digambarkan sebagai kaum bar-bar yang mengancam manusia beradab. Alhasil media massa menjadi alat yang sangat potensial untuk mempengaruhi pola berpikir dan prilaku orang dalam jangka waktu panjang. Kekuatan media massa ini ditunjukkkan oleh teori komunikasi agenda setting dimana pers sebagai media komunikasi massa tidak merefleksikan kenyataan melainkan sebuah kaleidoskop yang menyaring dan membentuk cahaya. Artinya, selain menginformasikan, media massa mampu mempengaruhi persepsi khalayak mengenai suatu peristiwa. Media massa berperan penting dalam menyikapi penting tidaknya suatu masalah. Media massa mempunyai kepentingan dalam setiap sepak terjangnya, mereka mempunyai agenda tersendiri dalam pemberitaan. Maka distorsi informasi dunia Muslim telah mencapai puncaknya, ketika masyarakat mayoritas Muslim sendiri sudah merasa phobia terhadap Islam. Terjadi distorsi informasi dunia Muslim di berbagai media. Celakanya, untuk menghadapi kekuatan pusat komunikasi internasional tersebut, media Muslim masih sangat lemah.
     Fenomena ini mengarak pada ketidakberdayaan jurnalisme menampilkan dan menyarikan the truth (kebenaran) dan fakta dunia Muslim secara utuh. Harapan terciptanya tatanan dunia baru (new world order) yang dapat disumbangkan Islam tidak dapat ujug-ujug terjadi. Apalagi opini publik yang berorientasi negatif terhadap Islam sedemikian meratanya dalam sistem tatanan ini. Sementara sumber daya Muslim masih tertinggal jauh dalam bidang jurnalistik. Namun ada angin segar dalam media kini, dimana karya sastra terutama puisi dan cerpen mendapat tempat khusus di media massa. Munculnya cerpen faktual setidaknya dapat menyumbangkan perannya untuk meluruskan opini publik yang keliru dan terlanjur terbentuk.
     Cerpen faktual bukanlah semata-mata produk sastra, apalagi bila hadir di media massa, tetapi lahir dan dipresentasikan dengan sejumlah kepentingan. Pada proses penulisan cerpen faktual, ada suatu pengamatan terhadap gerak-gerik dan apa yang terjadi di suatu negara, termasuk perkembangan ekonomi, politik dan sosial. Jadi tak cukup dengan pengamatan sesaat atau pengetahuan dari buku saja untuk menampilkan suatu peristiwa secara utuh. Porsi cerpen yang masih kecil di media massa, bahkan alasan menyurutkan semangat memberikan kontribusi positif terhadap keberadaannya. Sebut saja Seno Gumira Ajidarma yang berhasil mengguncang khalayak dengan cerpen faktualnya mengenai Timor Timur. Demikian pula Helvy Tiana Rosa, dimana keberadaan cerpen-cerpennya menjadi fenomena, mendapat sorotan sejumlah sastrawan dan pengamat sastra karena dianggap memiliki ciri khas menarik dalam karya-karyanya. Isi cerpen yang sarat dengan sorotan pilihan tema, saratnya pesan moral, kecenderungan lintas negara, riset yang dilakukan sebelum penulisan dan pengungkapan fakta melalui cerpen.
     Begitu luasnya otonomi pengungkapan fakta melalui cerpen faktual. Di sana tidak ada bias-bias tertentu, yang menghalangi penulisnya dalam menyarikan kebenaran. Cerpen faktual berangkat dari komitmen kejujuran membuka jendela realitas, tanpa terikat oleh berbagai macam kendala yang kerap mewarnai jurnalisme.

 

:: Artikel
Menitipkan pesan pada cerkan - Abu Izzati
Ketika fiksi menyikapi fakta
- Abu Izzati

:: Cerpen
Serenade malam - Vani Diana Puspasari
Langgam dari tanaku - Intan Riyani
Persaksian (sebuah) sahabat - Aswi
Tawaran yang tak bisa aku tolak - D. Utami

:: Wacana
Minat baca di kalangan pemuda - Agus S.
Baca... Baca... Baca... - H.S. Ibnu Sabil

 

 
:: Puisi

Sketsa jalan (Nurleilla Hsoleh), Rumah kardus (Lina Herlina), Kerinduan semu (Ipah Latifah), Dagelan hati (Aswi), Do'a (Aswi), dan Menjadi tuhan, Tuhan (M. Irfan Hidayatullah)

:: Info

Karya anggota, yaitu kumpulan berita tentang anggota FLP Bandung yang karyanya berhasil dibukukan, baik tergabung dalam antologi bersama, atau pun merupakan kumpulan cerpen sendiri, termasuk novel.
A A  

A
muka | latar belakang | kontak

copyright by FLP Bandung 2003