.. . . . . . Membuat Tanggapan . . . . . . . . . . . . . . |
Skenario Indonesia 2010
Secara umum keadaan Indonesia saat ini merupakan masa transisi dari
krisis multi dimensi menuju keadaan yang baru. Masa transisi ini ditandai
dengan anomi, yaitu keadaan masyarakat yang kehilangan pegangan nilai-nilai
yang diakui umum, norma-norma menjadi kabur, dan ditambah dengan menipisnya
kesabaran telah menimbulkan berbagai tindakan anarki, serta konflik horisontal
yang luas. Oleh karena itu satu dua tahun ini adalah masa paling kritis
dan penting untuk menentukan masa depan Indonesia. Sikap dan tindakan masyarakat
dan pemerintah tahun-tahun ini menentukan masa depan Indonesia. Mempersiapkan diri Inilah sebagian kenyataan Indonesia saat ini. Perubahan berlangsung cepat dan unpredictable. Lalu apa yang harus kita perbuat. Apakah kita membiarkan diri kita terbawa arus perubahan keadaan, tanpa persiapan sama sekali, atau kita mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kejadian yang mungkin terjadi di masa depan? Membiarkan diri terbawa arus perubahan keadaan mempunyai risiko yang lebih besar bagi Indonesia maupun diri kita masing-masing, daripada mempersiapkan berbagai antisipasi terhadap segala kejadian yang mungkin terjadi. Landasan pemikiran inilah yang mendorong 26 orang di Jawa Barat datang ke "Pertemuan Puncak" di Puncak Pass Hotel, Cianjur, 1-5 Desember 1999. Ke 26 orang ini berasal dari berbagai kalangan, antara lain buruh, petani, pedagang, pengusaha, TNI, Polri, birokrat, wartawan, aktivis LSM, mahasiswa, dosen, dan lain-lain. Para peserta ini berdialog dengan menggunakan scenario planning yang pernah dilakukan di Afrika Selatan dan Kolumbia. Inisiator pertemuan ini adalah Kelompok Indonesia Masa Depan yang didukung oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Kelompok IMD ini juga menyelenggarakan dialog penyusunan skenario di provinsi-provinsi lain, yang kemudian diangkat dalam dialog nasional, tahun 2000. Empat skenario "Pertemuan Puncak" itu memilih eksistensi Indonesia sebagai focal concernnya. Apakah Indonesia masih ada pada tahun 2010, jika masih ada bagaimana keadaannya? Dari sini peserta mencoba mencari driving forces yang paling dominan mempengaruhi focal concern tersebut. Dari dialog diambil kesimpulan, bahwa driving forces yang paling berpengaruh bagi tegak dan rubuhnya Indonesia adalah tingkat peranan masyarakat, serta tingkat intervensi pemerintah terhadap perekonomian. Tingkat peranan masyarakat terbentang di antara dua ekstrem, yaitu masyarakat terbuka dan masyarakat tertutup. Masyarakat terbuka ialah suatu masyarakat yang membuka diri terhadap perubahan kemajuan, dan perbaikan dengan mengikutsertakan partisipasi warganya dalam mengambil keputusan dengan memberdayakan kreativitas setiap warganya. Sedangkan masyarakat tertutup adalah sebaliknya. Adapun intervensi pemerintah terhadap kehidupan ekonomi juga terbentang di antara dua ekstrem, yaitu tingkat intervensi yang rendah dan yang tinggi. Masa depan Indonesia sangat ditentukan pilihan masyarakat dan pemerintah, apakah mereka memilih masyarakat tertutup atau terbuka, dan tingkat intervensi pemerintah dalam kehidupan perekonomian. Paparan 1. Matriks Skenario Indonesia 2010 1. Skenario yang lahir dari gabungan masyarakat tertutup dengan tingkat intervensi pemerintah yang tinggi dalam kehidupan perekonomian, yang kemudian disebut sebagai Skenario Zamrud Berserakan. Skenario ini menggambarkan Indonesia terpecah, pelanggaran hak asasi manusia sering terjadi. Peranan masyarakat rendah, setelah terjadinya kudeta yang mengubah keadaan masyarakat terbuka menjadi masyarakat tertutup. Untuk bertahan hidup, pemerintah melakukan intervensi ekonomi yang sangat tinggi. Kelaparan terjadi di mana-mana. Pada saat yang sama Indonesia dikucilkan oleh masyarakat dunia. 2. Skenario yang lahir dari gabungan masyarakat tertutup dengan tingkat intervensi pemerintah yang rendah dalam kehidupan perekonomian, yang kemudian disebut sebagai Skenario Riak Tangis di Nusa Damai. Skenario ini menggambarkan ketidaksabaran masyarakat dan pemerintah Indonesia setelah menyaksikan bahwa pengambilan keputusan dan kompromi dalam masyarakat terbuka terlalu banyak memakan waktu dan energi, yang disertai dengan perdebatan sengit dan bising. Padahal masalah yang dihadapi Indonesia sangat berat dan memerlukan penanganan yang cepat. Maka diambillah pilihan untuk membatasi keterbukaan masyarakat, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih cepat dan kerja bisa lebih efisien. Di bidang ekonomi, pemerintah hanya sedikit melakukan intervensi, sehingga pertumbuhan berlangsung cepat. Namun karena kebijakan negara memprioritaskan ekonomi, dan untuk itu hak-hak rakyat banyak dikorbankan. Pada akhirnya, masyarakat dunia tidak bisa mentoleransi lagi terhadap Indonesia, dan kampanye pemboikotan terhadap produk Indonesia dilancarkan di seluruh dunia. 3. Skenario yang lahir dari gabungan masyarakat terbuka dengan tingkat intervensi pemerintah yang tinggi dalam kehidupan perekonomian, yang kemudian disebut sebagai Skenario Kawah Bergolak. Skenario ini menggambarkan keadaan Indonesia yang tak pernah reda sejak runtuhnya Orde Baru. Masyarakat terbuka merangsang perdebatan tidak ada hentinya di kalangan masyarakat. Waktu dan energi hanya digunakan untuk berdebat dan mengatasi pergolakan politik. Padahal tekanan kemiskinan akibat krisis ekonomi perlu mendapat penyelesaian segera. Untuk mengatasi masalah kemiskinan ini sesegera mungkin, maka pemerintah melakukan intervensi yang tinggi demi menyelamatkan masyarakat miskin, akibatnya pengurasan sumber daya alam tak terkendali sama sekali. Indonesia bagaikan kawah yang bergolak. Setiap waktu bisa meletus dan memporakporandakan Indonesia. 4. Skenario yang lahir dari gabungan masyarakat terbuka dengan tingkat intervensi pemerintah yang rendah dalam kehidupan perekonomian, yang kemudian disebut sebagai Skenario Fajar Menyingsing, Kabut Mulai Tersibak. Skenario ini terjadi karena masyarakat dan pemerintah konsisten dan sabar untuk membangun masyarakat terbuka, yang mendorong makin kuatnya peranan masyarakat dan makin berkurangnya kekuasaan pemerintah. Ketidaksabaran memang terus menggoda dan korban benar-benar berjatuhan. Berkali-kali masyarakat dan pemerintah tergoda untuk mengurangi keterbukaan masyarakat, tapi niat itu dikalahkan dengan ketakutan makin terancamnya kemanusiaan dan Indonesia. Di bidang ekonomi, pemerintah mengurangi intervensinya, kecuali beras. Konflik-konflik horisontal yang terjadi di awal pemerintahan Gus Dur membuat orang makin takut terhadap perpecahan. Jika Indonesia pecah, maka nusantara akan kembali seperti sebelum dijajah Belanda. Perang antar negara baru tak akan terelakkan. Ketakutan perang antar negara -pecahan Indonesia- inilah yang menjadikan masyarakat tetap menjaga kesatuan Indonesia. Kemungkinan salah satu dari skenario itu akan terjadi di Indonesia, tapi mungkin pula yang terjadi tidak ada kemiripan sama sekali dengan ke empat skenario tersebut. Mungkin ada orang yang tidak sependapat dengan perumusan skenario dan merumuskan berbagai kemungkinan masa depan Indonesia sendiri, setelah mereka membaca empat skenario ini. Paparan 2. Diagram Pohon Skenario Indonesia 2010 Jika hal itu terjadi maka penyusunan skenario ini boleh dikatakan berhasil, karena usaha ini memang dimaksudkan untuk merangsang diskusi di tengah-tengah masyarakat tentang segala sesuatu yang mungkin terjadi di Indonesia di masa depan. Jika memungkinkan empat skenario ini akan disebarkan melalui media massa, sehingga bisa diketahui masyarakat luas, dan tidak hanya menjadi milik segelintir elit dalam masyarakat, khususnya Jawa Barat. Dengan demikian diskusi tentang skenario ini menjadi wacana publik, dan diharapkan setelah itu muncul gagasan-gagasan lain dalam masyarakat. Diharapkan dalam diskusi itu, anggota masyarakat lebih memfokuskan pemikiran untuk masa depan Indonesia, dan tidak terlalu terbelenggu oleh masa lalu maupun masa kini. Dan yang terpenting, masyarakat diminta untuk memfokuskan pada apa yang mungkin terjadi, dan bukan pada apa yang harus terjadi. Hal ini perlu digaris bawahi untuk mengubah cara berpikir yang konvensional tentang masa depan. Neraca, Strategi, dan Masa Depan Jika gambaran masa depan Indonesia sudah tergambar dalam skenario, maka langkah selanjutnya adalah menentukan common ground. Perlu dibuat neraca keadaan Indonesia dalam bidang ekonomi, kemasyarakatan, politik, hukum, pertahanan, dan lain-lain, yang kira-kira bisa mudah dimengerti oleh semua orang. Dan, yang terpenting adalah menemukan common value yang menjadi pegangan seluruh masyarakat Indonesia. Apakah itu Pancasila atau hak-hak asasi manusia. Secara umum keadaan Indonesia saat ini merupakan masa transisi dari krisis multi dimensi menuju keadaan yang baru. Masa transisi ini ditandai dengan anomi, yaitu keadaan masyarakat yang kehilangan pegangan nilai-nilai yang diakui umum, norma-norma menjadi kabur, dan ditambah dengan menipisnya kesabaran telah menimbulkan berbagai tindakan anarki, serta konflik horisontal yang luas. Satu dua tahun ini adalah masa paling kritis dan penting untuk menentukan masa depan Indonesia. Sikap dan tindakan masyarakat dan pemerintah tahun-tahun ini menentukan masa depan Indonesia. Skenario yang ditawarkan oleh "Pertemuan Puncak" ini hanya memberikan gambaran apa yang mungkin terjadi, yang kemungkinan terlahir dari pilihan sikap dan tindakan kita saat ini. Namun, harus segera dicatat, bahwa kemungkinan keadaan Indonesia bisa lebih parah daripada yang digambarkan oleh skenario ini, atau sebaliknya. (Muhammad Ridlo 'Eisy)*** Bandung, 1 Januari 2000 |
Halaman Berikutnya |
Sekapur Sirih | Pandangan
dari Jawa Barat : Skenario Indonesia 2010 |