ORANG BICARA ANJING MENGONGGONG !!!

           Apakah anda masih ingat pada pelajaran peribahasa yg pernah diajarkan pada anda? Yach! Peribahasa sangat banyak dan mungkin kita akan bingung bila disuruh menghafalkannya. Peribahasa merupakan salah satu gambaran dari berbagai sifat manusia, suatu bentuk sindiran, atau juga hanya rangkaian kalimat biasa yg akan banyak artinya jika dipelajari lebih lanjut. Lalu sebenarnya siapa sich pencipta peribahasa itu ??? Dan kenapa peribahasa selalu bertata bahasa puitis??....Wah ! jika disuruh menjawabnya, saya akan bingung. Karena saya sudah lupa sebagian besar ttg pelajaran ini. Terserah anda untuk menjawabnya sendiri. Lalu apa hubungannya peribahasa dgn tulisan ini ? Kali ini saya akan menggunakan peribahasa sebagai perumpamaan ttg apa yg akan saya tuangkan dalam tulisan ini. Walaupun toh saya bukanlah seorang pengamat atau penulis yg baik (karena saya tidak pernah memperdulikan tata bahasa, argumentasi,deskripsi-deskripsi, formal-nonformal,etc) tapi boleh kan saya menulis tentang sesuatu, apalagi masih ada hubungannya dengan kalian juga. Sekalian saja, saya ingin bernostalgia mengingat peribahasa-peribahasa yang dulu pernah saya pelajari. Apakah ada dari anda yang masih mengingat peribahasa-peribahasa ini. Semoga anda menjawab. Ya wis, ra sah kakean cangkem, monggo !!!

          “Mati satu tumbuh seribu”. Wah ini yg mudah diartikan. Seperti kayaknya sebuah medan perang, dimana banyak prajurit yg gugur namun kemudian akan lebih banyak lagi yg terjun dalam peperangan untuk membela apapun keyakinan mereka. seperti juga rakyat Palestina yang akan terus berjuang melawan tekanan negara zionis Israel. Mungkin kurang lebih seperti itu yach? Tentang scene kita ? Kemungkinan ada kemiripan. Dimana ada satu orang menghilang atau tidak aktif lagi dalam scene (entah itu karena tuntutan hidup atau bosan) namun akan lebih banyak orang lagi yang terjun dalam scene. Regenerasi yang akan terus berkelanjutan......semoga saja akan membuahkan banyak hasil, positif atau negatif ? Pasti akan ada hasilnya walaupun nanti adalah sebuah kemajuan atau kemunduran. Lalu apa selanjutnya ? Atau lebih tepatnya....akan kearah mana budaya hardcore, punk, etc ini akan kita bawa  ? Kanan-kiri ? Maju-mundur ? Atau hanya mandeg di tengah jalan ? Pertanyaan simpel, dan pasti anda akan berkata “tentu saja akan dibawa ke arah yang lebih baik”, ho-oh ! Pasti itu jawaban anda. Tentu saja saya harap anda/kita bersama punya jawaban sendiri dan punya cara masing-masing utk membawa jawaban ke arah yang lebih nyata, bukan hanya melintas bicara atau sekedar ungkapan.....yg akan terlupakan dan sia-sia saja. Lalu sebenarnya ada apa saja atau ada berapa tipe orang yang berada di tengah-tengah kita.....wah banyak ! Bermacam-macam dan juga membingungkan.

          “Zaman bertukar musim berganti” diartikan bahwa tidak ada apapun yg statis, semuannya akan berubah. Entah dalam kurun waktu 1 jam atau juga seribu hari, atau entah kapan ? Perubahan positif akan terjadi. Seperti juga suasana hati atau arah pikir kita berjalan pasti juga berubah-ubah. Mungkin saat ini kita menyukai budaya “hc, punk, etc” lebih dari apapun di dunia bahkan lebih daripada agama yang kita anut. Tapi bagaimana  dengan 5 tahun nanti ? Apakah kita akan tetap seperti ini ? Seperti juga si A yg dulu seorang “penegak miras” yang kemudian memutuskan untuk hidup bersih, atau juga si B yg kemarin berdandan skinhead kemudian sekarang bergaya kombor-kombor, atau malah si C yg pernah menjadi seorang sxe namun kemudian merubah arah menjadi perokok berat. Semuanya membuktikan bahwa perubahan akan selalu terjadi, roda kehidupan selalu berjalan. Bagaimana dengan diri kita, hati kita keinginan kita, idealisme, tekad, atau omong kosong kita ? Apakah juga akan terus berubah ? Wah, kalo behgitu berarti apa yang pernah saya alami ada benarnnya juga. Dulu saya merasa bahwa saya telah memiliki teman-teman terbaik, yang selalu sejalan, selalu saling mendukung, selalu saling mempercayai. Saat itulah saya merasa bahwa sangatlah menyenangkan mempunyai teman-teman seperti mereka .....bahkan lebih dekat daripada seorang saudara saya sendiri. Tapi keadaan menjadi berubah 180˚ ketika pada akhirnya mereka mulai goyah, berubah, dan rasa saling memiliki perlahan menghilang. Mengecewakan......yach ! Sangatlah mengecewakan bahwa semuannya berakhir seperti ini. Di saat seperti niilah saya merasa asing di tengah mereka....kebersamaan menjadi aneh, lucu, dan membingungkan. Lalu apa sebab terjadinya hal seperti ni ? Wah macem-macem. Ada pertentangan, pergolakan hati, perbedaan pendapat, egoisme, atau bahkan pengaruh dari luar. Komplit, kompleks, dan tampaknya masuk akal walaupun (jangan lupa) sebenarnya ada kesalahpahaman di antara orang-orang tersebut.

          “Buruk muka cermin dibelah”. Peribahasa ini kurang lebih berarti melemparkan kesalahan sendiri ke orang lain. Apakah ini salah satu unsur perpecahan ? Yach...mungkin benar ! Dan ini juga bisa terjadi di lingkungan anda. Dan jangan lupa tipe seperti “lempar batu sembunyi tangan”, hal tersebut juga ada. Heheheheh....saya yakin anda pernah melakukan ini, lha wong saya juga pernah koq. Walaupun dalam kadar ringan-ringan saja seperti merusakkan pita kaset misalnya. Dalam kadar permasalah yang serius, sikap-sikap seperti ini hendaknya dikurangi. Jangan sampai hal tersebut merontokkan persahabatan di tengah-tengah kalian. Apalagi pihak luar yang mungkin menyusup dan merusak kebersamaan tersebut. Ini adalah hal paling mudah, paling rentan untuk memecah-mecah sebuah pola pikir yang sebelumnya objektif dan harmonis.........mendengarkan hasutan orang....oalah !!!

Lalu jangan lupakan orang bisa diumpamakan sebagai “buah manis biasanya berulat” yakni orang dengan tutur kata yang indah, muluk-muluk namun mempunyai tipu daya yang kuat. Tipe seperti ini jarang ketahuan belangnya karena dia cukup cerdik dalam memperkeruh masalah dan pintar menghasut orang. Malah dengan culas dia bisa bergerilya diantara teman-teman si korban kemudian menyebar gosip,fitnah, atau bahkan memprovokasi mereka untuk meninggalkan si korban atau memusuhinya. Dan kebanyakan tindakan tersebut dilakukan oleh orang yang cerdik dalam memutar balikkan fakta, pintar mendebat, dan tidak mau kalah dalam sebuah pembahasan masalah, sekaligus pandai membuai pendengarnya dengan omong kosong. Anda bisa bayangkan sendiri kan, kalo hal seperti ini terjadi di lingkungan anda dan anda menjadi korbannya. Tidak hanya individu yang, tidak hanya komunitas, tidak hanya scene, agama,suku,ras, bahkan negara sekalipun bisa berperang dan saling bunuh bila orang-orang penghasut tersebut kalian dengarkan.

          “Tong kosong berbunyi nyaring”, ini juga banyak berkembang di negara kita. Iya khan  ? Kadang-kadang saya juga heran......kenapa sekarang banyak orang berbicara, buka mulut panjang lebar. Apakah kini semua orang sudah berprofesi sebagai tukang hasut, tukang kritik, crigis, juweh, cerewet, cangkeman......atau hanya ingin disegani, ingin dihormati, ingin terpandang,etc walaupun akhirnya cuman memperkeruh segalanya. Haha!.........mungkin juga anda mengangggap saya termasuk kategori di atas iya khan ? Saya tidak takut dikatakan sebagai orang yang cerewet selama apa yang saya cerewetkan benar, jujur, dan tidak merugikan orang lain. Karena didalam lingkungan kita banyak mulut bisa berkomentar macam-macam sehingga timbul aturan, hukum, norma yang tidak tertulis, yang harus diikuti, dipatuji, dicamkan, sebagai syarat untuk tergabung dalam scene. Hal inilah yang menyebabkan orang takut untuk melakukan sesuatu, takut untuk mengambil langkah yang berbeda, takut untuk berbeda pendapat karena banyak yang akan berkomentar macam-macam. Saya hanya bisa berkata dalam hati....terserah yach. Terserah anda dan mulut anda yang sering berbicara dan toh mulut anda juga banyak didengar pasukan anda. Saya hanya bisa berharap agar dalam mengungkapkan kata-kata, anda tidak sembarangan berbicara apalagi tentang orang-orang yang berbeda pandangan tentang anda. Ingat kebersamaan adalah hal yang menyenangkan namun kebersamaan juga bisa berubah menjadi sesuatu yang menyesakkan dada, beban pikiran, bikin mual....atau jelasnya tai asu !!! Tolong berpikir lebih jauh sebelum seenak perut berbicara, karena itu bisa menjadi bumerang bagi anda. Apakah ini juga sebuah bukti bahwa Indonesia bukan hanya “negara korupsi tetapi juga “negara komentator” ? Bisa jadi begitu.

          “Tak ada gading yang tak retak”....inilah kesimpulan terakhir yang terlintas di kepala saya. Tidak ada seorangpun yang sempurna, semuannya pernah berbuat salah, pernah bikin gara-gara, pernah berdosa. Semuanya adlah sebuah proses menuju pendewasaan diri dan pikiran. Barangkali proses tersebut akan menjadikan diri kita lebih baik, arif, dan bijak. Semoga apa yang saya harapkan tidak jauh berbeda dgn harapan anda, karena banyak yg menyalahartikan harapan saya sebagai egoisme pribadi, omong kosong munafik, tujuan yg utopis, dan lain-lainnya. Terima kasih buat semua orang yang mengkritik saya, mendebat saya, dan juga mau menilai saya macam-macam. Juga terimakasih bagi anda yang masih mau bersedia mendengar dan juga membaca tulisan ini. Akhir kata....selamat melangkah dengan pikiran pribadi anda dan jangan lupakan peribahasa kita.

          “Berat sama dipikul ringan sama dijinjing”, “bermain air basah bermain api hangus”, ”kalah jadi debu menang jadi arang”, “anjing menggonggong kafilah tetap berlalu”, “pagar makan tanaman”,”air susu dibalas air.....” dibalas apa ya ??!.....aaaaasssshhhhh prekkkk!!!!

by unpopkid@fightlink.com

 

 

NON-VIOLENCE STRAIGHTEDGE

 Straightedge, merupakan sebuah paham positif yang muncul pertama kali pada tahun 80-an di Amerika Serikat. Sebuah band bernama Minor Threat, mengangkat paham tersebut ke permukaan scene hardcore/punk melalui musik punk/hc-nya dengan irama yang cepat. Sang vokalis, Ian Mckaye merasa bahwa remaja pada jaman itu telah banyak yang terusak oleh berbagai macam zat perusak tubuh khususnya drugs. Sebagai salah satu remaja Amerika yang merasa sadar terhadap hal-hal negatif tersebut, ia merasa perlu untuk berpartisipasi dalam memberantas hal tersebut, minimal mengurangi jumlah percandu obat-obatan terlarang tersebut. Istilah straightedge atau sering disebut sxe diambil dari salah satu judul lagu Minor Threat, “Straightedge”. Generasi sxe berikutnya diteruskan oleh band-band baru yang bermunculan pada sekitar akhir 80-an atau awal 90-an.

Generasi kedua ini menambahkan “aturan” dalam paham sxe yang tidak hanya “no drugs, no alcohol, no smoke” saja, tetapi dengan semacam filosofi tambahan, yaitu “pro-life, no free-sex, environmentalism, dan animal right” yang diwujudkan melalui vegetarianisme dan atau veganisme”. Tetapi issue yang sering diangkat adalah masalah animal rights. Salah satu  “tokoh” atau band pentolan yang menganut “sxe-isme baru” pada masa itu adalah Earth Crisis, sebuah band newschool hardcore yang mengusung lagu-lagu yang bertemakan veganisme yang tentunya juga masalah sxe secara tradisional.

Paham “straightedge baru” tersebut diikuti dengan cara baru dalam penyampaian pesan-pesan sxe-nya. Dari yang mulanya melalui musik (hc/punk) atau pergerakan pasifis saja, kemudian berubah atau bertambah cara, yaitu melalui direct actions. Dari dua kata tersebut saja dapat kita tebak cara baru tersebut, yaitu melalui cara-cara langsung turun ke lapangan. Secara ekstrim saya katakan bahwa cara tersebut (sering) dilakukan secara radikal atau militan. Penyampaian pesan-pesan --atau lebih tepatnya propaganda-- yang pada awalnya hanya melalui musik tersebut dirasa masih kurang menimbulkan efek yang signifikan terhadap para perokok, pemakai drugs, ataupun para drugs-dealers. Sehingga mereka pun merasa perlu untuk memutar otak agar perkembangan hal-hal yang negatif --menurut  standar pikiran mereka-- dapat tertekan, atau lebih tepatnya terhapus dari muka bumi ini. Cita-cita utama mereka adalah menghapuskan hal-hal negatif semacam drugs, alkohol, smoke, zat-zat kimia yang membahayakan, pencemaran lingkungan, dan pembunuhan/pembantaian hewan (baik untuk kepentingan apapun). Dan satu-satunya jalan yang menurut mereka paling efisien dan paling efektif adalah dengan cara-cara kekerasan. Violence adalah jalan terakhir yang dapat dilakukan dalam upaya penyadaran masyarakat, penghapusan “hal-hal negatif” tersebut, dan misi lebih jauhnya (tentunya) adalah untuk kepentingan social-change, dimana masyarakat berubah menjadi sadar akan kekeliruan-kekeliruan yang telah mereka perbuat sebelumnya yang dianggap melanggar prinsip dasar kehidupan, yaitu straightedge (atau lebih tepatnya vegetarian/vegan straightedge), dikarenakan pergerakan / aksi mereka tidak hanya akan berhenti pada level penyadaran sebagian masyarakat, tetapi lebih dari itu.

Band-band sxe dengan paham “sxe baru” pun bermunculan di berbagai kota bahkan benua. Mereka mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai cita-citanya, disamping juga tetap dengan media musik yang kadang-kadang dengan lirik yang pedas, tajam, eksplisit, bahkan sering terdengar menyakitkan (bagi yang tidak sepaham). Di dalam sampul kaset tidak jarang ditemui kalimat-kalimat yang menunjukkan bahwa mereka adalah penganut “sxe baru” tersebut. Bahkan kalimat-kalimat tersebut sering terasa kasar, vulgar, dan yang jelas adalah mengejek dan menantang. Suatu terobosan baru bagi paham sxe itu sendiri, yang pada awal munculnya adalah suatu paham positif yang penyebarannya adalah dengan cara-cara damai atau tanpa kekerasan (misalnya melalui musik), kemudian berubah drastis.

Sebenarnya paham “sxe baru” tersebut mulai dihembuskan oleh sebuah band oldschool hc/punk bernama Youth of Today (YOT). Semua hc kids pasti mengenal band yang satu ini. Ya,...dengan fronted man-nya, Ray Cappo, mereka sudah mulai meneriakkan yel-yel sxe dengan lirik yang lebih “menyakitkan” dibandingkan Minor Threat. Misalnya, terdapat sebuah lirik yang mengejek orang-orang yang mabuk pada saat shows sedang berlangsung yang diteriakkan Ray dengan vokalnya yang sangat tipikal tersebut. Tetapi pada perkembangannya, Ray (dkk) justru tidak meneruskannya dengan aksi-aksi radikal yang dilakukan oleh band sxe 90-an, karena ia (malah) berubah menjadi orang yang sangat religius dengan mulai menganut Hare Krishna atau Krishna Consciousness, sehingga ia sering disebut sebagai tokoh lahirnya krishnacore.

Kembali ke masalah “sxe baru”, bahwa paham tersebut pada akhirnya (setelah melihat aksi-aksinya yang dapat dikatakan brutal) sering disebut sebagai militant sxe. Biasanya mereka membuat suatu kolektif, komunitas, kumpulan, atau secara ekstrim saya katakan sebuah geng dalam usaha pelaksanaan misi brutal mereka. Kolektif yang sebenarnya tidak terdiri dari banyak anggota tersebut melakukan aksi-aksi radikalnya seperti merusak sebuah pesta --yang disertai-- minuman keras, berkelahi dengan orang-orang yang dianggap menyindir gaya hidup sxe mereka, merusak tempat animal testing, bahkan ada yang sampai membunuh, atau mengebom sebuah restoran cepat saji. Sebuah gaya hidup positif yang sebenarnya saya pikir malah sangat negatif. Saya mendapatkan info dari sebuah website, bahwa di sebuah SMU di Amerika didalamnya terdapat beberapa geng yang salah satunya adalah geng sxe, yang sering berkelahi dengan geng lainnya dalam satu sekolah. Karena aksi-aksinya yang dianggap sudah terlalu brutal dan tergolong sering, maka sekitar tahun 1998-1999 FBI dan departemen polisi di beberapa negara bagian di Amerika Serikat membuat departemen baru yang menangani masalah geng sxe.

Disamping dianggap kriminal oleh pihak berwajib, maka sxe militan pun mendapat masalah baru, yaitu perseteruan dengan hc ataupun punk kids di dalam scene sendiri. Sebuah scene yang tadinya tidak ada keributan masalah paham kemudian mulai terjadi konflik-konlik terbuka secara fisik. Band-band sxe yang sering lahir adalah band-band dengan aliran hardcore (oldschool, newschool, maupun metalcore). Sehingga di scene hc, paham sxe adalah bukan sesuatu yang baru. Tetapi setelah muncul para militant sxe-ers, maka timbullah perpecahan di dalam scene itu sendiri. Suatu hal yang sebenarnya sangat ironis, dimana mereka lahir dari scene itu, tetapi mereka pulalah yang mulai  memecahnya dengan memisahkan diri.

Para penganut sxe baru tersebut juga sering bergabung dengan semacam organisasi yang mereka anggap mewakili pergerakan mereka, seperti Animal Liberation Front (ALF), semacam organisasi yang memperjuangkan animal rights hingga ke akar-akarnya. Mereka sering melakukan radical direct actions, semacam perusakan tempat-tempat bagi animal testing (tempat untuk melakukan percobaan terhadap hewan-hewan, baik untuk kepentingan kedokteran/ilmiah maupun kepentingan bisnis, seperti pengetesan kadar alkohol pada sebuah merk parfum) yang juga disertai dengan pembebasan hewan-hewan tersebut. Biasanya para anggotanya adalah penganut vegetarianisme atau veganisme, mayoritas vegan. Untuk di Indonesia sendiri saya kurang tahu apakah sudah terdapat sebuah organisasi straightedge militan semacam itu atau belum.

Dari penjelasan diatas dapat saya katakan bahwa paham “sxe baru” (militant straightedge) tersebut dari satu sisi adalah hal yang baik, karena kegiatan mereka adalah menghapuskan hal-hal negatif (drugs dan alkohol memang tidak baik bagi kesehatan), tetapi tidakkah mereka sadar bahwa di lain sisi hal-hal positif yang mereka lakukan adalah hanya berdasarkan tolok ukur mereka, sehingga dapat dikatakan mereka membuat standar ukuran bagi yang positif dan negatif. Merupakan hal yang sangat sulit dicari indikatornya, bahkan tidak bisa sama sekali. Merokok menurut mereka adalah hal negatif, tetapi tidak bagi perokok (bahkan bagi pecandu rokok). Saya menyadari bahwa tujuan mereka adalah perubahan sosial, suatu perubahan ke arah yang lebih positif dimana tidak terdapat orang merokok, memakai drugs, ataupun sudah tidak ada lagi penjagalan hewan yang berarti restoran cepat saji semacam McDonald’s, KFC, CFC, dan bahkan pasar tradisional adalah b u b a r. Lalu mau dikemanakan para karyawan/karyawati yang berjumlah ratusan ribu (atau mungkin lebih) yang terdapat di seluruh penjuru dunia tesebut? Dan akan kerja apakah para penjual daging di pasar yang notabene mereka hanya bisa bekerja seperti itu karena tidak punya keahlian? Apakah kalau sudah tidak ada penjagalan hewan maka semua manusia akan menjadi vegetarian/vegan dan sadar? Rupanya mereka lupa bahwa sxe atau vegetarian/vegan harus dilakukan atau dijalani dengan rasa tulus dari dalam hati setiap penganutnya. Tidak bisa asal paksa saja, yang terjadi malah vegetarian/vegan sxe palsu, dan trendi..dan lagi sok militan,....wah...fuckin’ trendy militant vegetarian/vegan sxe!!! Sxe is a lifetime commitment...remember it! Bukan temporari! Sama sekali bukan!

Saya sendiri adalah seorang vegetarian sxe. Saya menjadi vegetarian sudah tiga tahunan, dan sxe selama seumur hidup saya sejak lahir (karena saya tidak mengkonsumsi zat-zat tersebut sebelumnya, itu hanya masalah klaim diri dan konsekuensi), tetapi saya bukanlah seorang penganut militant sxe. Dan menurut cara pandang saya, bahwa militant sxe adalah sebuah gerakan fasis. Mengapa? Karena mereka menggunakan cara-cara kekerasan, teror, perkelahian tak seimbang,  dan bahkan penetrasi untuk pencapaian goal-nya. Tahukah kalian bahwa cara-cara itu sering dipakai Hitler dalam pelaksanaan misi Nazi-nya? Kalau para militant sxe tersebut bertindak berdasarkan alasan ilmiah (semacam bahaya asap rokok terhadap kesehatan/lingkungan, bahaya daging bagi kesehatan, dan bahaya tempat penjagalan daging (limbahnya) bagi lingkungan sekitarnya), maka alasan saya diatas juga tidak kalah kuatnya. Sxe adalah untuk pribadi yang juga disebarkan ke orang lain tetapi tanpa kekerasan. Paham tersebut seharusnya disebarkan dengan cara-cara kemanusiaan yang berpendidikan, seperti melalui newsletters, magazine, radio, tv, musik, kampanye, dialog, dan sebagainya. Bukankah cara-cara tersebut malah membawa nilai-nilai sxe yang selalu positif disamping juga malah dapat menarik simpati dari orang lain?

Mungkin dari tulisan saya diatas terkesan bahwa saya adalah seorang vegetarian sxe yang anti terhadap vegetarian/vegan sxe yang lain (militant sxe). Perlu saya jelaskan bahwa saya tidak anti terhadap mereka, tetapi saya tidak setuju terhadap cara yang  mereka terapkan dalam usaha pencapaian tujuan mereka. Masih ada jalan lain untuk mencapai tujuan tersebut seperti yang saya tulis sebelumnya. Mungkin orang-orang (yang menganut militant sxe) akan menganggap sxe yang saya anut terlalu individual,...YAA! MEMANG! Sxe adalah (hanya) salah satu jalan hidup dari beratus-ratus atau bahkan beribu-ribu jalan hidup yang ada di dunia. Saya tidak bisa memaksakan mereka semua yang bertentangan dengan jalan hidup saya untuk mengikuti cara saya, apalagi dengan cara-cara kekerasan dan penetrasi. Yang utama adalah rasa saling menghormati dan toleransi terhadap semua jalan hidup yang berbeda-beda, tidak hanya “isme” di underground atau scene hc/punk saja. Kalau yang dilakukan adalah konflik dengan mereka yang tidak sepaham, maka yang mereka (sxe militant) lakukan tidak jauh berbeda atau malah bisa dikatakan sama dengan para aktor-aktor perang agama, dimana agama dipakai untuk menebarkan kebencian. Penelanan mentah-mentah terhadap suatu paham akan mengakibatkan kita terombang-ambing dan mudah melakukan sesuatu yang tanpa pikir panjang dan sebenarnya malah menyimpang dari ajaran yang kita anut tersebut. Di situlah akal sehat menjadi mandeg, macet, bahkan mati total, seperti apa yang dilakukan oleh para pemain perang agama di dunia.

Bukannya dengan tanpa kekerasan maka paham sxe adalah sebuah paham yang longgar, bisa dipakai sewaktu-waktu. Semisal sekarang mengklaim sxe (tidak  merokok, minum alkohol, no using drugs), seminggu kemudian merokok karena tidak kuat. Atau merokok sambil di balik telapak tangannya tergambar dengan jelas tanda “X” dan besoknya melakukan aksi militan....ck...ck...ck…fuckin’ fake…poser! Kita hidup dengan heterogenitas yang sangat tinggi sekali, mulai dari agama/kepercayaan, historis, ras, suku, golongan, dan sebagainya. Masing-masing dari mereka pun mempunyai cara pandang yang berbeda-beda pula. Sxe itu “seperti” agama, dimana diyakini dengan sepenuh hati tetapi dengan pertanggungjawaban moral yang sangat tinggi terhadap diri kita sendiri dan tentunya terhadap scene dan masyarakat, disinilah kita akan mendapat sanksi apabila melanggarnya. Seorang “sxe kid” dengan tanda “X” di balik telapak tangannya sambil merokok seyogyanya tidak dipukuli oleh ”the true sxe kids”, tetapi ia seharusnya sadar dan malu akan perbuatannya itu, dan kalaupun sanksi datang dari scene berarti hanyalah sanksi pengucilan dan krisis kepercayaan. Dan itu sangat berat sekali. Dan kalau sebuah scene masih bisa menerima “fake sxe kid” itu, berarti scene itulah sudah bobrok.

Maaf, saya tidak sedang dalam rangka berbicara masalah “fake sxe” walaupun itu cukup berhubungan. Sekali lagi, untuk masalah militant sxe, hal tersebut adalah fasis, ...sekali lagi fasis!!! Ketika saya berkata demikian maka akan memunculkan pertanyaan, “Bagaiaman kalau ada seorang pemabuk yang menawarkan untuk minum alkohol?”. Jawablah dengan rendah hati bahwa kita tidak minum, pastilah orang tersebut juga akan menghormati kita dengan toleransinya. Saya yakin di dalam scene ini masih ada respect yang terhadap sesama, walaupun sudah agak luntur. Mari kita pertahankan keutuhan scene ini tanpa mengkotak-kotakkan paham dan tentunya dengan rasa rendah hati dan saling menghormati yang tinggi.

 by Nanu, Yogyakarta Straightedger

 

 

SEMUA DAPAT BERMULA HANYA DARI SEBUAH ZINE

        Sebelum menulis kolom ini saya kesulitan mencari topik yang tepat untuk dibahas. Sebenarnya begitu banyak isu yang bisa ditulis seperti masalah brotherhood & unity, feminisme, politik, dll. Tapi saya tidak pede untuk menulis mengenai hal-hal itu karena saya masih tidak begitu bagus dalam prakteknya. Sampai akhirnya saya putuskan kenapa saya nggak menulis mengenai apa yang menjadi alasan saya mulai menulis zine ini. Cerita ini bermula ketika  suatu hari saya meminjam HeartAttack zine dari salah seorang teman saya. Dan ternyata.....isinya cukup mengejutkan.

Heartattack adalah sebuah zine yang berasal dari Amerika, yang sudah beredar cukup lama. Kalo nggak salah edisi terbarunya sudah sampai nomor #39. Zine ini terbit setahun 4 kali. Formatnya sama dengan majalahnya Positive Youth Foundation yaitu HVS folio dengan kertas buram. 88 halaman dengan didominasi oleh teks-teks berukuran mini dalam bahasa Inggris. Pertama kali melihat zine ini dalam hati saya bilang, busyet dah nih zine pede banget, udah kertasnya buram, isinya tulisan doang, kecil-kecil pula, bahasa Inggris lagi. Tapi saya kemudian penasaran kenapa zine yang menurut saya nggak bakal ada yang mau baca ini bisa bertahan sampai issue ke #22. Dan sesudah saya baca....lima lembar...sepuluh lembar..... dua puluh lembar..... lho kok nggak bisa berhenti......sampai abis baru kemudian saya temukan jawabannya kenapa, walaupun dengan mata yang sedikit sakit.

Ternyata HeartAttack adalah sebuah politikal zine. Bukan politikal dalam arti sebenarnya (walaupun ada beberapa artikel seperti itu) melainkan isu-isu politikal yang mudah dijumpai dalam scene punk/HC maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hampir 75% dari isi HeartAttack berisi opini/kolom baik dari para editor HeartAttack itu sendiri atau dari pembacanya dari seluruh penjuru dunia. Topik yang dibahas pun beragam, mulai dari isu feminisme, isu DIY, masalah pemerkosaan, bahkan sampai masalah sex sekalipun. Zine ini begitu menginspirasi......membuat saya berhenti sejenak setiap kali selesai membaca setiap kolomnya. Banyak sekali hal yang bisa dipelajari dari kolom-kolom yang mungkin ditulis dengan font ukuran 7/8 ini.

Yang mau saya bahas di sini bukan tentang HeartAttacknya melainkan mengenai telah begitu majunya pemikiran mereka. Bagaimana mereka mereka telah membawa punk/HC satu langkah ke depan. Mereka bukan hanya telah mewujudkan punk/HC dalam bentuk pergerakan-pergerakan, tetapi juga membawanya dalam kehidupan sehari-hari. Punk/HC telah ikut berpengaruh sebagai salah satu elemen penting bagi mereka dalam mengambil sebuah keputusan. Bukan secara sengaja agar terlihat mengesankan tetapi secara otomatis seperti sudah menjadi bagian hidup mereka. Dari apa yang saya baca saya bisa mengambil kesimpulan bahwa buat mereka punk/HC memang bukan hanya sekedar musik (lagi). Buat mereka punk/HC adalah sebuah alternatif dari cara berpikir mainstream. Punk/HC adalah sebuah alat untuk berpikir kritis terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.

Saya sadar sebenarnya mungkin sudah banyak dari kalian yang mempunyai pemikiran seperti itu. Tapi saya rasa masih sangat sedikit sekali yang benar-benar perduli. Saya adalah satu dari sebagian besar mereka yang tidak begitu peduli. Saya sadar lirik adalah sesuatu yang sangat penting tapi selama ini saya jarang mau bersusah payah mendapatkannya. Juga saya tau memperoleh dan membaca sebuah zine sama pentingnya dengan memperoleh sebuah rilisan tapi selama ini saya hanya mengandalkan orang lain untuk memperolehnya (dengan kata yang mudah dikenal : meminjam). Saya mengerti ide-ide mengenai kapitalisme tapi saya tidak pernah benar-benar perduli dengannya. Sampai akhirnya sebuah zine menyadarkan saya. Hey....wake up, man! Punk/HC bukanlah sekedar musik/fashion belaka! Jika ia hanya sekedar musik/fashion maka ia tidak akan ada bedanya dengan genre-genre lainnya! Dan semua ide-ide yang ada dalam sebuah zine itu seperti mendoktrin saya.......rasisme, feminisme, vegetarianisme/veganisme, environmentalisme, straight edge, homophobia, keraguan dan pertanyaan mengenai pentingnya sebuah organized religion, kepedulian terhadap sesama, dsb. Semuanya mengingatkan saya bahwa ide-ide ini bukan hanya sekedar dinyanyikan tetapi juga untuk diperjuangkan. Tentu saja saya tidak menelan mentah-mentah semua ide itu karena saya sadar bahwa semua ide-ide yang dikemukan dalam zine itu hanyalah pendapat pribadi.....sebuah ide yang muncul dari individu, yang tidak memiliki kepastian benar/salah. Tapi semuanya itu membuat saya berpikir. Sebuah awal yang menurut saya menjadi dasar yang kuat untuk melangkah lebih lanjut.

Saat ini, saya nggak mau munafik, musik masih menjadi alasan nomer satu mengapa saya masih terlibat di scene ini. Kecintaan saya pada musik ini yang membuat saya kemudian mengenal filosofi yang ada di dalamnya. Bohong besar kalo saya memberitahu kalian motivasi utama saya terlibat di scene HC saat ini adalah karena gaya hidupnya atau pemikiran-pemikirannya. Tapi di samping menikmati musiknya saya tersadar bahwa mencari lirik atau membaca zine adalah satu hal yang penting karena hal inilah yang paling bisa mengingatkan saya bahwa ada ide-ide penting di balik musik yang hebat ini. Mempraktekkan semua ide-ide itu?.......sama sekali bukan hal yang mudah karena kita harus melawan ego kita yang selama ini begitu menguasai kita. Ego yang berusaha semaksimal mungkin memikirkan bagaimana caranya memuaskan diri sendiri. But this is what punk/HC all about! it’s about fight againts our ego first! Setelah itu barulah kita bisa mewujudkan resistansi terhadap dunia luar yang sudah bobrok ini.

Saya akui ego saya masih terlalu besar untuk dikalahkan. Masih banyak dari ide-ide dari punk/HC scene yang belum dan tidak bisa dipraktekkan (mungkin tidak akan pernah). Tapi saya tidak akan pernah berhenti melawan ego itu. Zine inilah salah satu bentuk perlawanan saya terhadap ego saya. Sebelumnya sama sekali tidak terpikirkan untuk membuat sebuah zine apalagi seorang diri. Tapi ide-ide dan pemikiran yang membuat saya berpikir kembali saya dapatkan dari sebuah zine. Dan saya ingin melakukan hal yang sama untuk orang lain. Zine adalah sebuah alat yang bisa diandalkan untuk mengingatkan kita bahwa kita ada di scene ini bukan hanya sekedar untuk musik atau fashion. Zine adalah sebuah sarana yang paling baik untuk menyalurkan ide-ide yang ada dalam diri kita. Jika kalian cukup perduli maka zine bukan hanya sekedar bacaan di waktu senggang tapi akan membantu kalian mempertanyakan kembali semua hal yang selama ini kalian anggap benar.

By webmaster