T a b l o i d    S a s t r a    D i g i t a l

 ALTERNATIF

 Edisi Lalu

Terbit Sekali Seminggu

Edisi IV/Minggu, 22 Februari  2004

HALAMAN SATU

HALAMAN DUA

HALAMAN TIGA

HALAMAN EMPAT

BERITA INDEKS

REFLEKSI

REDAKSI

SALAMSASTRA NOVEL GALERI PUISI

CERPEN PILIHAN I

PUISI PILIHAN

CERPEN  PILIHAN II

DARI REDAKSI  

Soal Novel 

"Terbuai Mimpi"

 

Mulai edisi ini, kami menurunkan sebuah novel berjudul "Terbuai Mimpi", karya Saiful Bahri. Novel ini pernah diterbitkan oleh PT Balai Pustaka, Jakarta pada 1993. Naskah novel itu adalah pemenang III Sayembara Penulisan Naskah Buku Bacaan Remaja yang diselenggarakan Klup Perpustakaan Indonesia dalam rangka memperingati ulang tahunnya ke-6 pada Januari 1998.  

Ada beberapa pertimbangan mengapa kami memilih memuat secara bersambung novel ini.  Pertama, Saiful sangat antusias novel ini dimuat tanpa perlu dibayar. Memang itulah problem pertamanya, seperti berkali-kali kami sampaikan, kami belum mampu memberi pengganti ongkos kirim bagi karya yang dimuat. Sebab, situs ini murni lahir karena semangat, tanpa modal.

Kedua, novel Xenon Micros --- begitu ia menggunakan nama samaran ketika menulis novel ini dan saat diterbitkan --- menyajikan pengungkapan yang "lain", terhadap realitas. Ia cenderung memilih cara yang surealis untuk mengungkapkan gagasan. Tak heran gagasan-gagasan itu --- termasuk kritik di dalamnya --- dibalut dengan bungkus yang jenaka dan tak jarang puitis. 

Khusus soal novel "Terbuai Mimpi" ini, pekan depan, kami akan menurunkan pula sebuah tulisan yang mengungkapkan secara lebih jelas tentang novel ini. Mudah-mudahan bisa menjadi gambaran bagi pembaca untuk terus mengikutinya. Tulisan itu bukan sinopsis, tetapi sebuah telaah  ---- katakanlah sebuah resensi --- terhadap novel itu. 

Saiful sejak awal menulis memang memilih pola ungkap berbeda dengan kebanyakan. Surealisme menjadi pilihannya untuk mengungkapkan ide-idenya. Dan novel "Terbuai Mimpi" ini tampaknya menjadi titik tolak. Ia menulis novel ini ketika masih duduk di bangku sebuah SMA di Banda Aceh. Selanjutnya, mengalirlah karya-karyanya yang lain, berupa cerpen, yang juga tidak jauh dari karakter serupa: puitis, surialis, dan kadang jenaka. Kesurialisan, kepuitisan dan kejenakaannya terkadang muncul juga di panggung -- dalam kapasitasnya sebagai seorang aktor. Selain menulis, ia memang penggiat teater. 

Saiful adalah penulis yang produktif.  Ia banyak melahirkan cerpen, namun sedikit yang dipublikasikan di media cetak luar (Aceh). Ia hampir tidak pernah mengirim karya-karya ke media-media besar dan majalah-majalah sastra terkemuka. Itu pula yang membuat namanya tidak bergema di tingkat nasional. Padahal karya-karyanya tak kalah menjanjikan.  

Hal ini menjadikan dia sendiri menjadi sosok yang surealis pula, puitis sekaligus jenaka --- sebagaimana kesehariannya. 

Selamat menikmati sajian kami.

REFLEKSI

LK Ara

MENGUTIP PANTUN

 

Ketika kudengar

Berita duka

Diujung negeriku

Aku sedang mencari pantun

Aku sedang tersuruk-suruk

Dikolam-kolam di rawa-rawa

Pantun sudah terendam

Tertimbun timah dan lada

Di pulau Bangka

 

Ketika kudengar

Berita duka

Diujung negeriku

Aku sedang mengutip pantun

Serta merta kulihat

Pantun berobah jadi air mata

Menetes

Menetes dari kolam kesedihan

Kesedihan bertahun

 

Mentok, 6 Januari 2004

 

LK ARA, lahir di Takengon, Aceh Tengah, l2 Nopember l937. Selain menulis puisi, ia juga menulis cerita anak, ulasan sastra, kolom, dipublikasikan di sejumlah media cetak maupun diterbitkan dalam belasan buku. Ia juga kerap menjadi pemrakarsa dan penyunting sejumlah antologi puisi bersama, antara lain antologi sastra Aceh "Seulawah" (1995). Puisi ini diambil dari sejumlah puisi yang dikirim khusus ke ALTERNATIF. 

CERPEN PILIHAN I:

Negeri Tanpa Kerudung 

BUDI P HATEES

 SALIHATI memandang Nyonya Pasque dengan sorot mata seseorang yang tidak ingin dikasihani. Sejak ia datang ke kota ini dari sebuah kota kecil di sebelah barat Indonesia sekitar setahun lalu, gadis yang menutup seluruh auratnya dengan kerudung itu tidak pernah ingin dikasihani oleh siapa pun.

 

CERPEN PILIHAN II:

Tongkat Musa
KURNIA EFFENDI

 

Pulang dari kantor, dia temukan sebatang tongkat di dekat lemari jam. Dia memang biasa menggantungkan jas dan dasi di kapstock sebelah lemari jam. Dengan demikian, wajarlah jika keberadaan tongkat itu langsung diketahuinya. Terbuat dari galih kayu, tampak kuat sosoknya. 

 

PUISI PILIHAN

ISBEDY SETIAWAN ZS

Edisi kali ini memuat sejumlah puisi sastrawan dari Lampung ini, baik yang diambil dari kirimannya ke pengelola situs ini, maupun di dikutip dari beberapa antologi puisi dan media cetak. Silakan simak karya-karyanya di halaman empat.

 

GALERI PUISI 

Sejumlah penyair dari berbagai daerah ikut mewarnai galeri puisi kali ini, yakni Wiratmadinata (Aceh),  Arwinto Syamsunu Aji (Jawa Tengah), serta Syahfida dan Deddy Koral (Jawa Barat)

 NOVEL

TERBUAI MIMPI

KARYA SAIFUL BAHRI

dimuat secara bersambung mulai edisi IV

Minggu, 22 Februari 2004

Silakan klik di halaman dua

dan ikuti terus ceritanya di 

Tabloid Sastra Digital

ALTERNATIF

www.sastraalternatif.uni.cc

 

 

AKLUMAT: Hak cipta pada penulis masing-masing. Boleh mengutip untuk kepentingan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, dengan menyebut sumber.  Untuk kepentingan bisnis, seperti  pencetakan, penerbitan, penyiaran, harus seizin penulis. 

web design by: musismail