![]() Ringkasan buku |
Bagian 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | GAS BERACUN, BAU MAYAT, DAN MALARIATerowongan Viet Cong seperti sebuah kota bawah tanah. Di sana ada rumah sakit, toilet, kamar tidur, dan dapur-dapur umum. Ada pula teater politik, gudang militer, pusat konferensi, percetakan, lumbung padi, pemakaman sementara, bahkan ruang untuk menyembunyikan kerbau pembajak sawah yang berharga, serta--yang terpenting--bengkel pembuatan senjata, granat, dan ranjau. Sementara tank-tank baja sekutu merayap di atas, dan bom-bom menghujani bumi, mereka aman di pelukan bumi, dalam arti harfiahnya. Di siang hari, ketika tentara Amerika bertebaran di mana-mana, tak ada suara, tak ada yang bergerak. Bumi seakan mati. Tapi begitu orang-orang Amerika itu pergi, begitu malam mulai turun, kota bawah tanah itu menjadi hidup. Makanan dan Amunisi Pertama-tama mereka menyalakan dapur Dien Bien Phu. Dapur "tanpa asap" ini pertama kali digunakan semasa perang Prancis dan kemudian makin disempurnakan pada 1960-an. Asap dapur disalurkan melalui beberapa cerobong asap ke permukaan tanah, tujuannya untuk menyebarkan asap itu agar tak terlihat dari udara. Tapi asap kompor sering bocor ke terowongan. Kolonel Dr. Vo Hoang Le, pejabat medis senior Viet Cong, mengakui betapa sulit dan tidak nyamannya memasak di bawah tanah. "Biasanya kami hanya makan makanan kering. Memasak dengan benar hanya mungkin dilakukan di atas. Asap sangat mengganggu kalau memasak di bawah tanah." Tapi kebutuhan orang-orang yang terluka kadang memaksa penggunaan dapur itu. Kehadiran tentara sekutu yang makin dominan ikut membantu masalah penyediaan makanan di bawah tanah. "Mereka tanpa sadar menyediakan makanan yang cocok untuk kehidupan bawah tanah bagi kami," ujar Kolonel Le, "mereka selalu meninggalkan sisa makanan setelah sebuah serangan infanteri. Kadang cukup banyak. Daging kaleng, beras kering, mi instan dengan udang, rokok dan cokelat." Setelah makanan, prioritas kedua yang penting bagi kelangsungan perjuangan Viet Cong adalah amunisi dan senjata. Pada hari-hari awal kehadiran Amerika, Viet Cong sangat kekurangan senjata. "Kami jarang menerima senjata dari Utara," kata Kapten Linh. "Kami hanya mendapat detonator ranjau. Kami butuh bahan peledak, dan untungnya tak lama kemudian bahan itu mudah ditemukan di sekitar kami." Satu batalion sekutu di Cu Chi dalam sebulan menembakkan tak kurang dari 180.000 granat ke distrik Cu Chi, atau rata-rata 4500 sehari. Dalam sebulan, di seluruh Vietnam Selatan, tentara AS menembakkan sekitar seribu milyar peluru, 10 juta mortar, dan 4,8 juta roket. Ini baru pada awal perang. Menurut Kapten Linh, sebagian besar artileri ini gagal meledak. Viet Cong memunguti bom-bom yang tidak meledak untuk mendapatkan TNT, kemudian merakit bom sendiri. Kaleng-kaleng Coca-Cola dibuat menjadi granat tangan. Di bawah penerangan lilin dan lampu parafin, Kapten Linh memulai "industri perakitan senjata" bawah tanahnya. "Kami melawan Amerika dengan senjata mereka sendiri," ujar Linh bangga. Percetakan Komunis Pada Desember 1969, Pasukan Alpha, menghabiskan waktu tiga hari untuk meledakkan bunker di hutan Boi Loi, barat daya Cu Chi. "Kami menemukan ventilasi udara ke sebuah terowongan," ujar Sersan Kermit Garrett. "Kami periksa daerah itu untuk mencari pintu perangkap. Tapi tidak menemukannya. Kami putuskan menggali ventilasi itu." Kermit melakukan penggalian hingga mentok ke sebuah dinding beton. "Kami hampir tak mempercayai apa yang terlihat di bawah sana," ceritanya kemudian. "Sebuah percetakan lengkap untuk membuat sebuah surat kabar!" Mesin cetak seberat 1500-pon itu masih bekerja sempurna. Penyair dan penulis Vien Phuong, yang kini ketua Asosiasi Budaya Ho Chi Minh City, membenarkan bahwa percetakan bawah tanah itu memang banyak digunakan selama perang. Selama beberapa tahun Asosiasi Seniman dan Penulis Komunis Saigon berkantor di terowongan. "Kantor kami berpindah-pindah, karena diserang atau keperluan memperluas jangkauan. Kami punya percetakan bawah tanah di Ho Bo, Phu Trung, Xom Thuoc. Sebagiannya masih ada hingga kini. Kami menggunakan percetakan itu terutama untuk menyebarkan informasi ke penduduk desa," ujar Phuong. Mimpi Buruk Yang paling mengerikan bagi penghuni terowongan adalah gas beracun yang digunakan tentara Amerika untuk memaksa Viet Cong keluar. Udara teramat berharga dalam ruangan di perut bumi itu, dan terus-menerus tercemar oleh kegiatan memasak dan toilet yang terbuka. Kalau ketika AS menggunakan gas, pintu perangkap dan sekat penahan air tidak bekerja, maka terowongan itu berubah menjadi tempat maut, perlahan-lahan merenggut nyawa penghuninya. Tiga anggota pers partai tewas akibat menghirup gas beracun yang dipompakan tentara AS di kompleks percetakan di terowongan Xom Thuoc. Mereka adalah Vu Tung, wartawan Saigon, Huong Ngo, juga seorang penulis dari Saigon, dan Nona Tam, yang baru saja bergabung. Mayat-mayat Viet Cong yang tewas di dalam terowongan dikuburkan di pemakaman sementara. Mayat-mayat itu disimpan di dinding dalam posisi seperti janin dan ditutupi tanah dengan ketebalan beberapa inchi. Satu-satunya pertahanan individual terhadap gas ini adalah topeng gas buatan lokal dari kain nilon yang biasanya diambil dari bahan parasut. Ketika perang semakin hebar, topeng gas ini makin sulit didapat. Militer dan penduduk sipil terpaksa menggunakan sepotong kain yang sudah dicelup ke dalam urine sebagai penggantinya. Sistem sanitasi sangat primitif. Biasanya kendi besar, kalau ada, digunakan untuk tempat penampungan. Kalau tidak ada, mereka menggali tanah dan menutupnya lagi ketika sudah penuh. Baunya tak terbayangkan. Kapten William Pelfrey, yang pernah turun untuk bertempur di bawah, berkata, "Bau betul di bawah itu. Setelah berada di sana tiga atau empat puluh menit memang tidak terasa, tapi begitu naik lagi, engkau akan pingsan. Benar-benar pingsan!" "Makanan cepat membusuk di bawah sana," Vien Phuong berkisah. "Barang paling berharga di bawah tanah adalah wadah-wadah plastik atau baja yang ditinggalkan tentara AS....kurang gizi dan malaria adalah masalah utama yang tak pernah luput dari kami." Seorang tentara AS menduga berada di pemakaman sementara ketika tiba-tiba dia muntah akibat bau yang teramat menyengat, padahal yang ditemukannya adalah sekarung nasi yang sudah membusuk. Luka sekecil apa pun cepat menjadi parah. Terowongan itu tempat berbiak organisme kecil tak terlihat mata, namanya Vets atau Chiggers. Hidupnya di dinding dan langit-langit terowongan, bersama segerombolan besar nyamuk. Jika tersentuh, sekalipun terhalang pakaian, organisme ini akan masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan rasa gatal yang tak tertahankan. Viet Cong hidup dalam puncak keprihatinan, demi keyakinan mereka akan hak atas tanah air yang diagresi penjajah asing yang tak sepenuhnya mereka pahami dari mana datangnya. Ketika berkomentar tentang para penghuni terowongan, Robert McNamara, ketika menjabat menteri pertahanan, mengingatkan audiensnya tentang ketidaefektifan strategi pengeboman di Vietnam Utara. "Ekonomi mereka bersifat agraris, penduduknya tidak akrab dengan kenyamanan modern yang sudah biasa bagi orang Barat...moral mereka tidak mudah patah, karena mereka terbiasa dengan disiplin, penderitaan, dan kematian."[] Bagian 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | Bandung, November 1997. Pernah dipublikasikan di Majalah berita mingguan UMMAT Kembali ke Halaman Depan |