EDISI 14  
Oktober-Desember 1998 

Menu Utama


Daftar Isi
 Renungan Bagi Orang Tua

 Bintang Yang Sesungguhnya

 Bintang Di Malam Gelap

 Nona Kecil Bernama Jessica

 Papa Di PHK

 Tahukah Anda

 Ucapan Natal & Tahun Baru


Email

Bintang Yang Sesungguhnya

idak ada anak yang tidak kenal Joshua yang menyanyikan lagu “diobok-obok airnya diobok-obok”, demikian juga dengan Maisy si centil kecil yang luar biasa talentanya. Setiap orangtua tentu berharap anaknya bisa menunjukkan prestasi sedini mungkin. Apalagi kalau anaknya bisa menjadi “BINTANG”. Kita kenal Nikita, Joy Priscilla, dll. BINTANG-BINTANG bagi Kristus. Pertanyaannya adalah: Apakah ada dampak negatif bagi para bintang tersebut?
Sejak tahun 1986, saya rindu untuk dapat melatih anak-anak memakai talentanya bagi pekerjaan Tuhan. Seperti nasehat Paulus kepada Timotius: “Fan into flame the gift of God, which is in you…”. (2 Timotius 1:6) Akan tetapi saya merasa ada hal yang penting untuk kita sebagai orang dewasa perhatikan:

1. Anak masih sangat ‘tidak dewasa’ di dalam menanggung banyak perkara.
Anak-anak adalah ‘anak-anak’. Mereka bukan orang dewasa dan kita tidak bisa memperlakukan atau mengharapkan mereka sebagai orang dewasa. Sebagai bintang rohani, anak harus menanggung banyak perkara yang membutuhkan kedewasaan:
a. pengertian yang dalam tentang pelayanan,
b. kerendahan hati,
c. keramahan kepada semua fans,
d. kemampuan untuk membagi prioritas,
e. penguasaan diri.
Oh….. betapa banyaknya beban yang harus ditanggung seorang anak kecil yang masih kecil.

2. Bintang yang terutama adalah Kristus.
Orang dewasa saja sulit untuk menomor satukan Kristus, apalagi anak-anak yang masih sangat bersifat human-centris. Sebelum mereka siap di dalam pengertian siapakah Kristus, mereka sudah menjadi seorang yang terkenal. Setelah itu mereka harus belajar untuk tidak membanggakan diri yang sebenarnya secara wajar mereka perlu merasa bangga. Oh… betapa beratnya beban orangtua dari para bintang.

3. Privacy seseorang terganggu sejak awal.
Seorang anak yang diminta menjadi bintang iklan menjadi jengkel sekali, ketika ia harus terus menerus menjawab pertanyaan orang: “Siapa namamu..”. Pada mulanya ia menjawab dengan ramah dan lugu, lama-kelamaan dia hanya menjulurkan lidahnya saja. Di saat anak-anak perlu dengan wajar bermain, berkelahi, menangis, merengek,… seperti layaknya seorang anak, ia diawasi oleh ribuan orang yang mengharapkan seorang anak yang dewasa dan rohani seperti orang dewasa. Oh… betapa beratnya beban yang harus ditanggung selama puluhan tahun dalam hidup bermasyarakat.
     Di lain pihak kita melihat betapa perlunya kita memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menggunakan talenta mereka bagi Tuhan. Mendorong anak lain untuk berani dan bersedia melayani Tuhan.
     Jadi, bagaimana? Perlukah kita menyembunyikan talenta anak kita? Perlukah kita menahan mereka sampai dewasa? Bukankah justru waktu usia muda ini keluguan seorang pelayan Tuhan dapat menjadi pelajaran rohani bagi orang banyak?
Beberapa pemikiran yang saya gumulkan adalah:
1. Prioritaskan pembinaan iman mendahului pelayanan anak.
2. Usahakan anak muncul dalam kelompok.
3. Ikuti perkembangan talenta anak - hati-hati dengan ambisi orangtua.
4. Relakan untuk menghentikan kegiatan anak jika ada hal yang membahayakan
perkembangan jiwa anak yang wajar.
5. Hindarkan tren “Bintang Cilik”, tanamkan kerinduan menjadi “Pekabar Injil kecil”
6. Berikan cerita-cerita tentang para martir, misionari dll. Untuk mengimbangi figur bintang cilik sekuler.
|Anda mungkin mempunyai pemikiran lain yang lebih baik dan Alkitabiah. Tapi, saya berharap pada hari Natal tahun ini, di saat banyak bintang yang manggung (mungkin termasuk anak anda), anda dapat merenungkan bagaimana meninggikan BINTANG NATAL yang seharusnya, yaitu: Yesus. Juga bagaimana memupuk kerinduan untuk meninggikan BINTANG itu kepada anak anda melalui talenta mereka masing-masing.

+We need to dedicate the heart of the child before we dedicate her hands, voice, or body+

Ev. A K, MDiv.