The Systematic Murder of Moluccan Christians (29/09/2000) #497
The fact of the matter is, the military pretend to be the protector of the people,
but in reality they are still actively aiding the Moslems in destroying the Christians
population in the Moluccan islands. It is obvious that the military and the Moslem
jihad have a “symbiotic” relationship. The military like to preserve their dual
function in the Indonesian society, while on the other hand the fundamentalist
Moslem would see that Indonesia become an Islamic state. It's inaccurate to say
that what happen in the islands is a result of a sectarian war between Moslems
and Christians.
Historical Pictures of RMS = Republik Maluku Salam (29/09/2000) Terlepas dari sukanya tidak seseorang terhadap RMS, seperti Rustam Kastor dan
serdadau Laskar Jihad Jahanamnya yang telah memanipulasikan fakta sejarah.
Dalam berbagai propaganda Kaum Jihad Jahanam, dikatakan RMS sebagai Republik
Maluku Sarani [Nasrani atau Kristiani]. Melihat gambar-gambar bukti sejarah ini
orang pun bisa mengatakan RMS itu adalah Republik Maluku Salam [Islam]. RMS Historical Picture 1 - RMS Historical Picture 2
Joshua: Yang Nampak dari Ambon dan Saparua (29/09/2000) #496
Siapapun juga yang masih menyebut "kelompok perusuh dan penjarah" yang
menamakan dirinya "laskar jihad", sebagai 'pekerja sosial' atau 'juru dakwah', adalah
ibarat orang "mengunyah kotoran kambing dan menganggapnya butiran cokelat
M&M"!!! Khotbah si ustadz "jafar umar thalib" di Al Fatah, Ambon, yang lebih barbau
hasutan daripada khotbah, telah memberikan "potret wajah asli" dari gerombolan
ini!!! Lebih daripada itu, 'khosutan' (khotbah-hasutan) tersebut adalah juga
pernyataan sifat "brutal" yang menantang wewenang Pemerintah dan Negara!!!
SOS Appeal from Crisis Centre Diocese of Amboina (29/09/2000) #495
The motivation of the Jihad warriors exceeds by far the motivation of the security
forces, they are even assisted by part of these. They are also superior in
weaponry and numbers. They seemingly succeed in convincing public opinion that
they are fighting "christian RMS-separatists" (whereas in fact there is no RMS at all
here nor any apparent instigation for separation). All of this contributes to their
immediate goal: conquering Passo, after which they are expected to launch their
final attack on the town of Ambon. Ambon undoubtedly will be attacked from the
east (Passo), from the sea and from within (the various muslim quarters in town).
Perusuh Gempur Daerah Perbatasan Desa Suli (29/09/2000) #494
Menurutnya, penyerangan yang datang dari arah Desa Tial itu mulai dilakukan
sekitar pukul 09.15 WIT. Kontak senjata antara kelompok penyerang dengan aparat
TNI yang terdiri atas 2 kompi Yonif 407 dan Yonif 521, ditambah 2 kompi Yon 403
yang dikirim dari Sektor A serta 2 pelaton Brimob yang selama ini telah bertugas di
sekitar daerah perbatasan Suli-Tial.
Oknum TNI-AD Ikut Andil Serang Desa Hative Besar (29/09/2000) #493
Ternyata yang melakukan penyerangan ke dusun Sahuru dan Wailete, Desa Hative
Besar, dilakukan sekitar satu kompi aparat TNI AD yang ada disekitar wilayah itu.
Demikian diungkap Herry Kastanya, seorang saksi mata yang nyaris mati ditengah
dentuman ledakan mortir di kedua dusun tersebut "Demi Tuhan, saya lihat sendiri
bahwa yang mengadakan penyerangan itu aparat TNI AD sendiri, setelah itu baru
sebagian ada yang pura-pura memakai kain putih dan saya lihat mereka dari jarak
dekat.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 66 & 67 (28/09/2000) #492
At the evening news on local TV, military chief commander I Made Yasa
acknowledged to the mass media that the leader of the Laskar Jihad, Jafar Umar
Thalib, must be interrogated, because of his influence on recent development of
the situation in Ambon, both negative and positive. But - he said - it was not his
competence to summon him.
Tanggapan Terhadap Pembentukan Posko Perdamaian (28/09/2000) #491
Informasi tentang Posko ini -- menurut seorang relawan kemanusiaan di Ambon --
tidak riel. Mereka sempat mendengar kabar tentang Posko sejenis ini melalui aparat
darurat Sipil. Tapi bagaimana mungkin ada pertemuan antara kelompok Muslim dan
Kristen saat ini. Terutama setelah sejumlah penyerangan yang dimotori terus oleh
laskar jihad dengan berbagai macam nama seperti mujahidin Maluku dll kembali
mengharu-biru kehidupan masyarakat. The Attack on Hative Besar Village by Muslim Mobs (27/09/2000) #490
Today, 26th September 2000, a morning attack was made of the area around the
village of Hatiwe Besar (a Christian village) on the island of Ambon. This attack
took place at 8.30 WIT in the morning when all the members of the Christian and
Catholic community were preparing themselves to attend the opening service for
the Week of Mourning, an contemplative activity that has been agreed by all the
Protestant Churches and the Roman Catholic Church in the Moluccas in order to
wrestle with and reflect on the persecution and the situation faced by the Church
in the Moluccas.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 65 & 64 (27/09/2000) #489
After post-mortem examination on the body of Betty Leinata, the nurse who was
killed in Sahuru, it was reported by the responsible physician of the hospital in
Kudamati, that there was no apparent indication that Betty was sexually molested
before being murdered. Neither was there any mentioning of her body being cut
into pieces. She apparently had been shot and her right shoulder had been cut.
Surat SOS: Forum Komunikasi Masyarakat Maluku (27/09/2000) #488
Mencermati keadaan akhir, setelah kepulangan kami " Menghadap Presiden Gus Dur
" awal September 2000, maka apa yang kami prediksikan " bahwa darah kembali
tertumpah di bumi Maluku " menjadi kenyataan, dimana masyarakat Kristen diserang
dan digusur/ dipaksakan meninggalkan daerah tanah leluhurnya.
An Appeal to International Community from Maluku (27/09/2000) #487
The situation in the Moluccas and in the city of Ambon up to the time of making
this appeal (15th September 2000), is increasingly causing anxiety. Moluccan
Community is becoming increasingly concerned and anxious in facing an "Unnerving
Calm". The community is witnessing the fact that the terrorists are hiding (not
stopping) their acts of terrorism by using veiled strategies in preparation for the
next onslaught of destruction. The community is feeling even more concerned
because of the clear signs that indicate future acts of destruction that wii be more
tragic than the previous ones.
Operasi Penguasaan Jasirah Leihitu Berlanjut (26/09/2000) #486
Dalam penyerangan ini, seorang perawat puskesmas di dusun tsb, yang saat itu
sedang berjaga yakni Ny. Betty Leinata, diperkosa sebelum akhirnya dibunuh secara
menyedihkan. Informasi yang kami terima, mayat korban ditemukan
terpotong-potong. Berikutnya lagi massa juga menghabisi dan membakar dua warga
Kristen yang adalah seorang bapak dan anaknya, yakni Mesak Kastanya dan Heri
Kastanya.
Surat Laporan Tim Pengacara Gereja Maluku (26/09/2000) #485
Pemerintah Indonesia hendaknya dapat menghargai umat Kristen di Maluku dan di
maluku Utara sebagaimana layaknya umat manusia yang menginginkan hidup
terlepas dari: rasa takut, pemaksaan agama, penindasan, penyerangan dan
berbagai tindakan kejahatan dan pelanggaran hak-hak manusia lainnya.
Penyerangan Desa Hative Besar oleh massa muslim (26/09/2000) #484
Menandai Hari Pembukaan Usbu (Minggu) perkabungan Gereja-Gereja di Maluku Hari
ini, 26 September 2000, terjadi serangan pagi terhadap wilayah desa Hatiwe Besar
(desa Kristen) di pulau Ambon. Serangan terjadi di pagi hari pukul 8.30 WIT pada
saat semua umat Kristen & khatolik hendak mempersiapkan diri menjalani ibadah
pembukaan Usbu perkabungan, sebuah kegiatan meditatif yang disepakati oleh
semua gereja protestan & Gereja katholik di Maluku dalam rangka menggumuli dan
merefleksikan penganiayaan dan situasi gereja di Maluku.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 63 (26/09/2000) #483
However, own sources tells us that this morning muslims attacked and burned the
village of Wailete. Wailete lies on the opposite shore of the bay of Ambon.
Christians who travel between Ambon town and Laha airport, usually go by
speedboat from Gudang Arang (Ambon) to Wailete; from Wailete by car to Laha
(and the other way round). Now the only alternative way left for christians who
want to go to the airport, is disembarking at the village of Tawiri, close to Laha. Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 62 (25/09/2000) #482
This morning an attack was launched on Suli Bawah ("Lower Suli" = Suli at the
coast), at a short distance from Suli Atas or "Upper Suli", where a military training
centre is situated. Suli lies in the eastern part of Ambon island, south-west of the
islam village of Tulehu, whereas the islam village of Tial lies to the east and the
large christian village of Passo lies to the west.
Desa Suli Diserang massa Muslim desa Tial (25/09/2000) #481
Kekuatiran akan tereskalasi dan melebarnya konflik kekerasan di Saparua ke Ambon
kian bertambah setelah pada hari ini, massa Muslim dari desa Tial Muslim melakukan
aksi penyerangan ke desa Suli Bawah (desa Kristen) sekitar pukul 8.00 WIT. Pemicu
aksi serangan ini terjadi setelah tertembaknya seorang warga Muslim Tial di hutan
saat melakukan aksi Pengerusakan hutan desa Tial Kristen dalam bentuk
penebangan pohon-pohon cengkeh milik warga Kristen Tial. Penembakkan itu sendiri
dilakukan oleh warga pengungsi desa Kariu yang kini menetap di desa Suli (desa
Kariu adalah desa Kristen di pulau Haruku yang dibumi-hanguskan pada tahun
1999).
Kasus Saparua: Konspirasi Pemusnahan Umat Kristen (25/09/2000) #480
meskipun mayoritas penduduk Saparua beragama Kristen, toh minoritas Muslim di
situ tidak pernah diapa-apakan. Itu berarti umat Kristen tidak berpikir picik terhadap
sesama manusia. Dicontohkan, desa Iha itu penduduknya sangat kecil dan diapit
oleh sejumlah desa Kristen dengan jumlah penduduk yang jauh lebih besar. Tapi
ternyata dia dilindungi. Herannya, konflik yang terjadi ini malah Desa Iha yang
menyerang desa Noloth. "Ini kan aneh. Apalagi korban yang teridentifikasi dari pihak
penyerang itu ada marga dari desa Pelauw, Kulur dan sejumlah desa Muslim lainnya.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 61 (25/09/2000) #479
Tomorrow sixteen combined christian churches in Ambon will start nine days of
mourning, repentance and prayer (up to October 4). The opening day is to be a
day of fasting and abstinence, abstaining also from daily work. Christians are asked
to wear a mourning patch on their left sleeves.
Tanggapan: Benarkah Waai milik Islam? (25/09/2000) #478
Sesungguhnya, sangat keliru kalau orang berpendapat bahwa Waai itu milik Islam
atau Kristen. Pandangan keliru ini juga dilontarkan si jafar umar, panglima laskar
jihad yang hanya mampu menjadi alat militer. Dia memang tidak tahu bahwa negeri
Waai itu pertama-tama bukan milik umat Islam atau Kristen, tapi milik orang Ambon.
Tentu pengetahuan jafar umar tentang Ambon sangat minim kalau tak mau disebut
kosong.
Perkembangan Konflik di Pulau Saparua (24/09/2000) #477
Dari desa Pia diketahui bahwa saat desa Pia diserang oleh para perusuh Muslim dari
desa Kulur, ada delapan aparat Brimob yang mencoba bertahan dan
mempertahankan desa tersebut dari serangan perusuh. Terungkap oleh pihak
aparat Brimob itu bahwa senjata yang digunakan oleh para perusuh adalah senjata
berat dan tidak sebanding dengan senjata type SS-1 yang digunakan aparat
brimob. Ketika pembakaran desa Pia telah mencapai gedung gereja, massa perusuh
kemudian melakukan langkah mundur meninggalkan desa. Sebagian massa dijemput
dengan speed boat sedangkan sebagian menggunakan jalan darat.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 59 & 60 (23/09/2000) #476
Apart from Sirisori kristen, also other villages on the island of Saparua became
targets. Yesterday in the early afternoon, after the police chief commander had
left Saparua, the village of Noloth was attacked in a similar way as Sirisori Kristen
had been assaulted previously: with mortirs/grenades and organic weaponry. A still
uncounted number of houses was destroyed. One civilian, Petrus Sopacua (19) was
killed, four others were seriously wounded.
Operasi Genocida Terhadap Desa Kristen P. Saparua (23/09/2000) #475
Dengan demikian, ketiga desa Muslim di pulau Saparua, dengan menggunakan
momentum penembakan peristiwa misterius di tanjung Ouw, telah berposisi sebagai
pusat-pusat pengerahan massa perusuh dengan target bumi-hangus desa-desa
Kristen di pulau Saparua. apabila eskalasi penyerangan para perusuh dalam waktu
dekat tidak berhasil di hentikan maka dapat dipastikan bahwa 13 desa di pulau
saparua terancam Christian Cleansing mengingat hebatnya kekuatan amunisi mortir,
bom, granat hingga senjata organik yang dimiliki perusuh dan adanya dukungan
aparat TNI-Brimob dibalik penyerangan massa perusuh.
Surat Laporan Tim Pengacara Gereja Maluku (23/09/2000) #474
Melalui mesjid Al-Fatah, panglima laskar jihad memprovokasi umat Muslim dengan
kalimat-kalimatnya antara lain: Saya mendengar sendiri dari seorang
jenderal……bahwa diusulkan dalam pokja perdamaian Maluku yang sekarang
digodok oleh Gus Dur di Jakarta ialah gubernur itu harus orang Kristen dengan
alasan tidak adil sudah dua kali gubernur dari kalangan Muslim masa sekarang
gubernur mau dari Muslim lagi... … pemerintahan Gus Dur adalah pemerintahan
penghianat bangsa, penghianat negara, insya allah dalam waktu tidak lama lagi dia
dihukum oleh rakyatnya. Dia hanya menjalankan kepentingan asing kepentingan
Yahudi … … dst".
Ratusan Mortir Militer Tamatkan Desa Sirisori Kristen (23/09/2000) #473
Kelompok penyerang berasal dari wilayah tetangga Desa Sirisori Islam yang
didukung oleh para oknum aparat pembelot, baik TNI AD maupun anggota Brimob
yang tengah bertugas di Masohi, juga orang-orang sipil dari luar Pulau Saparua
dengan seragam putih-putih dan lengkap bersenjata organik (mortir, granat,
amunisi). Para saksi mata dari medan pernyerangan melaporkan, kelompok
penyerang jumlahnya mencapai ratusan orang. Titik awal serangan dimulai dari atas
pegunungan seputar kawasan Sirisori Kristen hanya dalam radius tembakan kurang
dari 1000 meter.
Penyerangan Desa Sirisori Sarani oleh massa muslim (23/09/2000) #472
Konflik di Kecamatan Saparua masih berlanjut. Desa Sirisori Kristen, digempur massa
penyerang sekitar pukul 14.00 WIT, Kamis kemarin. Akibatnya, dua orang tewas,
satu hilang dan sekitar 80-an rumah musnah dibakar. Informasi yang dihimpun
Siwalima menyebutkan, Desa Sirisori Kristen digempur massa penyerang
menggunakan mortir, ledakan granat, bom rakitan. Pula, tembakan senjata organik.
Tak pelak, warga lari kocar-kacir menyelamatkan diri ke tempat aman.
Penyerangan Terhadap Desa Kristen di P. Saparua (22/09/2000) #471
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya bahwa informasi akan adanya
penyerangan kelompok Muslim terhadap desa Ulath hari Kamis 21 September 2000
dalam rangka evakuasi jenasah warga desa Sirisori Salam di Hutan desa Ulath
ternyata bukan kabar bohong. Walaupun faktanya bukan desa Ullath yang diserang,
sejak pagi hingga siang tadi, kawasan desa-desa Kristen di pulau Saparua mulai
mendapat serangan. Informasi terakhir yang kami terima pada pukul 15.00 WIB
menyebutkan Desa Kristen yang mengalami penyerangan paling parah adalah desa
Sirisori Sarani yang hampir sebagian desanya porak-poranda dengan jumlah rumah
hancur-terbakar berkisar 30-40 rumah.
Tiga Oknum Brimob Terlibat Penembakan KM Anda-02 (22/09/2000) #470
Insiden penembakan KM Anda-2 berbuntut panjang. Diduga, tiga oknum anggota
Brimob terlibat penembakan kapal motor nelayan yang menewaskan dua penumpang
dan melukai 15 orang lainnya, Selasa (19/9). Diduga, ketiga oknum pasukan elit
kepolisian itu menembak KM Anda-2 dari arah sekitar dermaga speedboat
Batumerah, ungkap Komandan Sektor I/Ambon,Kolonel Inf. Siswanto dalam laporan
telegramnya kepada Pangdam XVI Pattimura di Ambon, Rabu (20/9) kemarin.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 58 (22/09/2000) #469
The conflict on the island of Saparua which lies not far from Ambon, with only the
island of Haruku between them escalated on September 21. At 2.00 p.m. an attack
was launched at the village of Sirisori Amalatu (christian) by muslim fighters from
Sirisori Islam, enforced by warriors from other places, who had come on nine
speedboats. The assault was apparently well organized and the attackers used
bombs, grenades and automatic weapons to which the Brimob polices forces had
not adequate response.
Persiapan Menjelang Penyulutan Bom Waktu (21/09/2000) #468
Seperti yang kita ketahui bahwa sebelum terjadinya peledakan konflik kekerasan
baru di 3 pulau di Maluku, Panglima laskar Jihad sedang berada dalam tahap
penyidikan atas dakwaan provokasi kerusuhan. Kelihatannya ada tekanan pusat
terhadap Polda Maluku untuk mendudukan Sang Panglima sebagai salah satu
terdakwa. Sebuah berita menyebutkan bahwa Kapolda sempat diberi ultimatum oleh
anak buah Panglima Laskar Jihad saat beliau bertemu dengan panglima mereka di
daerah Galunggung Ambon. Isi Ultimatum yang juga adalah acaman ialah apabila
panglima laskar Jihad akan ditangkap maka laskar Jihad akan menciptakan
kerusuhan.
Insiden Tanjung Ouw: Sebuah Cerita Fiktif? (21/09/2000) #467
Dalam kaitan ini berkembang juga beberapa informasi aneh dan menarik, yang masih
perlu ditelusuri kepastiannya. Antara lain informasi intel KODAM XVI Maluku (yang
kemudian diekspose media masa) tentang meninggalnya nyonya Saimima dan
terlukanya Abdul Patty, warga desa Sirisori Salam yang turut dalam pelayaran
tersebut. Hal ini terasa aneh mengingat informasi yang berkembang di masyarakat
Saparua, bahwa nyonya Saimima justru diberitahukan dibawa ke Masohi-Pulau
Seram untuk dimakamkan (mengapa harus di Masohi dan bukan di kampung
halamannya?). Beberapa keanehan tersebut mengindikasikan adanya skenario fiktif,
yang masih harus ditelusuri kebenarannya.
Atambua or Molucca: No More Time To Wait (21/09/2000) #466
I was very suprised to see the reaction from international world that occured over
the murder of three members of the UNHCR in Atambua, East Timor recently. Even
more to the statement made by the UN Security Council as a strong response
toward the incident. At the same time I am disappointed to see that our struggle
to get the international attention on the humanitarian tragedy in the Moluccas gets
a weak slow response. I was struck by a reality of injustice not only in a national
scale in Indonesia but also internationally.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 56 & 57 (21/09/2000) #465
The conflict between the villages of Sirisori Islam and Ulath on the island of
Saparua (see Report 55 no.2) flared up again on Wednesday, September 20, early
in the morning (from 4.00 a.m. to 6.30 a.m.). It started when an Ulath villager by
the name of Buang Ahuluheluw, was killed by a bullet from afar while he was
cleaning up the ruins of his house which had been burned the day before. Another
one was seriously wounded.
Kronologis Peristiwa 19 September di Ambon (21/09/2000)#464
Konflik hari ini merupakan peningkatan eskalasi konflik yang terjadi sebelumnya di
Negeri Oow, Ulath, Sirisori Salam, dan Masohi. Pkl. 09.00 WIT Terjadi pembakaran
rumah beberapa warga Kristen di Halong atas oleh penetrasi masa Muslim dari arah
Galunggung dan Kebun Cengkeh. Pada saat yang bersamaan terjadi penembakan
terhadap speed boat tujuan Galala-Benteng. Arah tembakan berasal dari sebuah
rumah putih di tepi pantai Poka, yang telah dijadikan markas laskar jihad.
Facing New Challenges Towards A New Indonesia (20/09/2000) #463
"What is happening in the Moluccas now cannot possibly be called 'riots' or
'violence' or 'bloody conflict' or even 'war': this is an organized cold-blooded
murdering of innocent people, conceded by the Moslems themselves by means of
the loudspeakers of their mosques which call for annihilating all 'Christian infidels'.
The violence can no longer be looked on as a conflict, but a straight-forward
endeavour to clear the Moluccas from everything that is Christian." In reality
Christians were already wiped out from some areas in the northern Moluccas such
as Ternate, Tidore, Morotai, Obi, Bacan, Sula, Buru. Ambon and other parts of the
Moluccas have become killing-fields.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 55 (19/09/2000) #462
We add to this report both straight and as attachmenta discourse by Rev. J.
Mangkey Msc, a Manadonese priest, presented at the Annual Conference of Kirche
in Not / Church in Need in Königstein, Germany, on 19 September 2000. (Click Here
to download).For any reaction to this discourse please contact ioanem@misacor.org.
Berita Harian Umum Siwalima - Edisi 19 Sept 2000 (19/09/2000) #461
Dicontohkannya, sulitnya aparat keamanan meringkus Panglima Laskar Jihad, Jaffar
Umar Thalib lantaran pimpinan forum Komunikasi Ahlussunah Waljamaah ini selalu
berlindung dibalik seragam agama. Lebih jauh dikatakan, mestinya, aparat tidak
terkooptasi dalam frame itu, apalagi sampai mengabaikan hukum legal yang berlaku.
Padahal, Jaffar Umar Thalib, adalah sosok yang tak bisa dipisahkan dibalik
kerusuhan Maluku.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 54 (16/09/2000) #460
After the meeting, the police chief commander, Mr. Firman Gani, declared to the
press that it was a strictly informal meeting (silahturahmi), and had no connection
with any investigation that is planned towards Jaffar Umar Thalib following his
speech in the Al-Fatah Mosque on September 3. He also declared that the
governor had asked Jaffar to endorse his efforts to bring about peace to the
Moluccas without any further bloodshed.
Berita Harian Umum Siwalima Ambon Edisi 15 Okt (16/09/2000) #459
Keputusan yang sama dinilai memperteguh kesan yang beredar luas di kalangan
masyarakat bahwasanya kelompok jihad yang selama ini terus melancarkan praktik
provokasi dan agitasi untuk mengobarkan pertikaian di ini daerah sama sekali tidak
menghitung kredibilitas gubernur sebagai penguasa darurat sipil daerah. Tidak lain,
karena sikap lunak Gubernur meluluskan KM Rinjani merapat di Pelabuhan Yos
Soedarso masih bertepatan dengan tabligh akbar Jaffar Umar Thalib yang
bertendensi provokatif.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 53 (14/09/2000) #458
The Crisis Centre acknowledges to have hardly any contact with the muslim
civilians in Ambon. On September 13 some christians had the opportunity to visit
the muslim refugees camp at the Ambon neighhourhood of Waihaong. Joshua: Dulu, Umat Islam & Kristen Maluku "RMS" (14/09/2000) #457
Saudara-saudara mungkin masih mengingat tulisan-tulisan saya tentang RMS
dimana nama-nama seperti "Ibrahim Ohorella", dan "Abdullah Soulissa" saya
sebutkan!!! Sekarang ini saudara memperoleh satu nama lagi, "Duba Latuconsina"!!!
Ingat bahwa saya juga pernah mengatakan bahwa "pemimpin aktivis RMS" di
Ambon/Maluku, sekarang ini, berasal dari "desa Muslim", di Pulau Haruku, "Pelauw",
desa asal "Saleh Latuconsina" (Gub-Maluku).
Siwalima Report 43 - Masariku Network 2000 (13/09/2000) #456
Massa Muslim, katanya, menuntut beberapa hal. Tanpa tedeng aling-aling, massa
merampas kamera dan merusak semua film yang berisikan dokumentasi kondisi Desa
Waai terkini. Sedangkan dua kamera tustel dan satu handycam disandera. Setelah
"diperiksa" massa, sekitar pukul 17.00 WIT, mobil tentara tiba di lokasi dan semua
personil pindah ke sana dan tiarap demi keselamatan, selanjutnya bertolak menuju
markas Rindam-Suli.
Siwalima Report 42 - Masariku Network 2000 (13/09/2000) #455
Belum ada kejelasan mengapa KM Rinjani yang seharusnya merapat di Lanal
Halong,tiba-tiba beralih ke Pelabuhan Yos Sudarso. Koordinator Ahli Bidang
Penerangan Darurat Sipil Maluku, Mayor Marthen L. Djari yang dihubungi menolak
berkomentar. Dia berkilah bahwa Gubernur sendiri yang akan menjelaskan hal itu
"Anda tanyakan saja hal itu kepada Pak Gubernur.
Analisa Situasi Ambon dan Sikap Laskar Perusuh (13/09/2000) #454
Si "SETAN" berusaha mengobarkan "isu-isu RMS", karena "tipuan ularnya" berupa
alasan "berdakwah" dan "bakti sosial" untuk mengelabui orang banyak, sudah tidak
mempan lagi!!! Oleh sebab itu, "ke tujuh penipu" yang bertandang ke SALEH
LATUCONSINA atas nama "humas laskar biadab" ini, tidak mampu "membedaki"
wajah biadab mereka dengan berlagak suci, maka si USTADZ SETAN lalu
"memperlihatklan ujud aslinya" melalui "orasi IBLISnya" di AL FATAH, Ambon!!!
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 52 (13/09/2000) #453
Though the governor, Dr.Ir. Saleh M.Latuconsina. had stated that the PELNI
passengerships, which, starting on September 11, will dock at Ambon again, will
not dock at the main harbour Jos Sudarso Harbour (dominated by muslims), but at
the neutral naval base of Halong, this decision was suddenly cancelled: The MS
Rinjani , upon entering Ambon Bay, headed straight for Jos Sudarso harbour with
permission of the governor.
Crisis Centre Diocese of Amboina - Report no. 51 (12/09/2000) #452
The Tabligh Akbar ( official lecture ) by the leader of the Jihad Communication
Forum Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Ustad Jaffar Umar Tahlib, in the Ambon Al-Fatah
Mosque on September 3, which was broadcasted on Radio Gema Suara Muslim is
still much being talked and written about. The governor ordered him to be arrested
on account of his provocative words, which jeopardize the recent relative
conducive situation in Ambon. However, such a thing is not easy, for it may induce
unanticipated reactions. Nevertheless people are asking: What is the use of having
isolated Ambon during one month (August 10th - September 10th) if provocators
like this Jaffar Tahlib have been able to enter unhindered?
Your God Is No Longer Mine : Moslem-Christian Fratricide in the Central
Moluccas (Indonesia)- by Dieter Bartels (11/09/2000) #451 The conflict can be divided into two rather distinct phases: Phase I began in
January of 1999 and ended end of April 2000. This phase was characterized by
mutual attacks of native Christians and Moslems using largely primitive home-made
weapons and bombs (rakitan). Generally, there was an equilibrium of strength.
Phase II, having began in May 2000, is characterized by the massive arrival of
non-Ambonese, mostly Javanese, Moslem vigilante group, called Laskar Jihad ("Holy
War Forces"). They brought with them sophisticated modern weaponry and allied
themselves with the Moslem personnel of the military which constitutes about
eighty percent of the troops. These developments totally destroyed the previous
balance, tipping the scale in favor of the Moslems.
Maluku Riot: Latest Situation and the Points of Ideas on Conflict-Ending in
Maluku (08/09/2000) #450
They expressed the feelings of Christians in Maluku, that their citizenship had been
rejected because they were not treated as citizens of the Republic of Indonesia,
when the government failed to provide protection to Christians from attacks of the
jihad warriors with the assistance of certain factions within the army. This is the
reason why they have to look for help from the international communities.
Materi Konferensi Pers Hasil Pertemuan Wakil Umat Kristen Maluku dengan
Presiden Republik Indonesia (08/09/2000) #449
Pelibatan PBB dalam rangka menghentikan pertikaian dan membangun rekonsiliasi
sosial ini merupakan keniscayaan karena masalah hancurnya kemanusiaan yang
menjadi prioritas penyelesaian kerusuhan Maluku adalah masalah yang melampaui
batas-batas wilayah dan ideologi. Karena itu dukungan untuk mengatasi masalah
kemanusiaan merupakan concern umat manusia yang melampaui batas-batas
wilayah, suku, ras, bangsa, negara, agama dan ideologi.
Bin Laden 'Linked to Indonesian Militants' - SMH (07/09/2000) #448
Western intelligence sources say bin Laden's terrorist network has regular contact
with at least one leader of the Laskar Jihad, a group of Muslim radicals who trained
openly in a camp outside Jakarta early this year then went to the Maluku islands to
launch a "holy war" against Christians.
Annual Report on International Religious Freedom on Indonesia from US
Department of State (07/09/2000) #447
Another Muslim group that appeared in early 2000, the Laskar Jihad ("holy war
troops") engaged in paramilitary training and moved about freely, armed with
swords, daggers, and spears. Some members of the movement reportedly believed
that they could "enter heaven by killing infidels." Leaders of the group announced
that they were planning to wage war on Christians in the Moluccas. The
Government clearly was reluctant to challenge them openly. The Government did
close a conspicuous Laskar Jihad training camp south of Jakarta, but as of June
2000, the group had not been disbanded. Many of its recruits were deployed to
Maluku and North Maluku provinces starting in late April 2000; some continued
training elsewhere.
Joshua: Penipuan di Sekitar Konflik Ambon/Maluku (07/09/2000) #446
Coba tanyakan, apakah warga Kristen Ambon/Maluku yang "menyelamatkan"
peralatan medis RS Otto Kuyk (ke Al Fatah)"??? Apakah warga Kristen
Ambon/Maluku yang "menyelamatkan" barang-barang milik Universitas Patimura,
barang-barang milik penduduk Poka dan Rumahtiga??? Apakah warga Kristen
Ambon/Maluku yang "menyelamatkan" barang-barang milik warga desa Waai,
sehingga tegel dan seng dari rumah yang dibakar juga mesti dicongkel"????? Otak
kambing laskar perusuh dungu ini sudah begitu berlepotan kelicikan dan
kemunafikan, sehingga mereka tidak sadar, bahwa "upacara sedekah konyol" ini
justeru "memperlihatkan siapa mereka sebenarnya": PENJARAH BARANG-BARANG
HARAM milik KAUM KAFIR!!!!!
Crisis Centre Diocese of Amboina Report no 49 (06/09/2000) #445
The Christian/Muslim delegation which had a meeting with President Gus Dur at his
request (see Report 48 no.1) on September 2, declared on a press conference in
Jakarta that UN presence in the Moluccas is the only possible way to put an end to
the conflict, the violence and destruction and to pave the way for reconciliation.
This presence is visualized in four ways: (1) Humanitarian Aid, (2) International
Observer, (3) Peace Keeping Mission and (4) Independent Investigation Team. The
Indonesian government will prove its credibility in the eyes of the world, if it allows
all of these four activities to take place in the Moluccas.
Crisis Centre Diocese of Amboina Report no 47 & 48 (05/09/2000) #444
'Siwalima' newspaper reports that in the destroyed Poka-Rumahtiga area, which is
now dominated by muslims, many graves in the general graveyard are being robbed
from any valuable objects. The same is happening at the general graveyard of
Kebun Cengkeh, at the outskirts of Ambon (close to Batumerah / Galunggung).
Laporan Kejadian yang Berhubungan dengan Konflik Bernuansa SARA di
Maluku Utara (01/09/2000) #443
Sehubungan dengan pemberitaan beberapa media, baik media cetak maupun
elektronika secara nasional mengenai kejadian di Tidore, Ternate, dan di Halmahera
(Propinsi Maluku Utara) yang jelas-jelas tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan
yang sebenarnya, bahkan cenderung telah memanipulasi berita, maka kami sebagai
pengamat dari sebagian peristiwa yang kami saksikan sendiri, merasa terpangggil
untuk meluruskan berbagai berita tersebut secara kronologis sebagaimana berikut
Proposal-Penanggulangan Korban Kerusuhan Maluku (01/09/2000) #442
Forum Komunikasi-Koordinasi Korban Kerusuhan Maluku (FK4M) yang dibentuk oleh
masyarakat korban kerusuhan Maluku merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi
dalam menanggulangi dampak kerusuhan ini, dengan menyadari sungguh bahwa
"Korban Kerusuhan" bukanlah semata-mata sebagai obyek yang dilayani, melainkan
pula sebagai subyek yang perlu diberdayakan dan memberdayakan pelbagai potensi
diri yang dimiliki.
Letter from Members of Congress of the United States to President of
Republic of Indonesia (01/09/2000) #441
We are writing to request your intervention in the Malukus to bring an end to
widespread violence and killings throughout a number of communities in that area.
We are deeply disturbed by the daily reports about increased massacres, the
kipnapping of women and children, the continue shipment of arms, and the
declarations of "Jihad"against the inhabitants of these islands. We appreciate the
goverment's efforts and their positive effects in the Northern Malukus, but are
concerned about the worsening of the situation in Ambon.