Sekilas Tirta Samudra

Sejarah Lengkap

Sejarah Tirta Samudra

IV. Stagnasi

Popularitas di satu sisi, Ketidakjelasan di sisi lain

Salah satu implikasi menarik dari situasi di atas adalah popularitas Tirta Samudra yang diikuti popularitas personelnya. Hal ini diawali dengan pemunculan Tirta Samudra pertama kali di media massa Jawa Pos – Radar Malang melalui rubrik wawancara khusus seorang personelnya yaitu Seputro Kokasik. Popularitas Seputro ini kemudian diikuti dengan popularitas personel-personel yang lain. Fakta ini dibuktikan dengan sambutan meriah, bahkan terkadang agak histeris, terhadap penampilan personel TS dalam berbagai eksebisi. Popularitas klub yang didukung popularitas personal ini membuat penampilan tim TS bukan sekedar penampilan beladiri biasa, tapi sudah mirip penampilan selebritis. Pernah suatu kali, dalam penampilan di sebuah sekolah di mana terdapat penampilan cabang beladiri selain wushu, sambutan penonton jauh lebih meriah didapat TS daripada penampilan olahraga tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa tiap personel TS yang tampil memiliki kelompok penggemar tersendiri. Inilah salah satu ciri khas era ini, yaitu bahwa personel-personel TS bukan lagi sekedar atlet kualifikasi Jatim, tetapi juga selebritis publik Malang.

Di samping prestasi-prestasi yang membanggakan, terdapat juga hal-hal yang kurang menyenangkan. Salah satunya terjadi di tahun 2000, dimana kontingen Tirta Samudra yang memiliki beberapa gelar 6 besar tingkat propinsi, ternyata tidak dilibatkan sedikitpun dalam Kejurnas maupun PON, tanpa penjelasan yang layak. Hal ini tentu sangat disayangkan. Kekecewaan lain yang terjadi pada tahun yang sama adalah tidak terlibatnya TS dalam even pertandingan tingkat Jatim di tahun 2000. Pada tahun tersebut, pengda WI Jatim dan Konida Jatim tidak mengadakan kejurda karena konsentrasi tenaga dan dana untuk pengadaan PON XV. Kemudian pengcab Surabaya berinisiatif mengadakan Invitasi Pertandingan Se Jawa – Bali yang diadakan di Surabaya. Tapi sayangnya, klub TS baru mengetahui sehari sebelum pertandingan melalui Koran Jawa Pos. Saat panitia penyelenggara dikonfirmasi tentang hal ini, pihak panitia menyatakan bahwa mereka tidak tahu harus mengirim ke mana proposal untuk TS. Jawaban ini sangat aneh karena bagaimana bisa proposal 2 kejurda sebelumnya selalu sampai, tapi kali ini tidak. Pihak klub dengan segera mengantisipasi dengan mengirim personel atletnya selaku peninjau pada pertandingan tersebut, yang ternyata hanya diikuti oleh atlet asal Surabaya saja dan tak satupun atlet non Surabaya yang turut serta.