EDISI 13
|
Juli - September 1998
|
||||||||
Menu Utama
Daftar Isi
|
Kelekatan atau attachment adalah ikatan kasih sayang dari seseorang terhadap pribadi lain yang khusus. Pada usia yang sangat dini, ikatan ini adalah antara bayi dan orang tuanya, dan sebagian besar adalah antara bayi dengan ibunya. Ikatan antara bayi dan orang tuanya ini merupakan ikatan yang primer, dan ikatan dengan pribadi yang lain adalah bersifat sekunder. Ikatan ini juga merupakan keterikatan yang bersifat emosi, dengan kata lain adalah ikatan kasih. Riset menunjukkan bahwa dari usia yang sangat dini sampai usia dua tahun, perkembangan anak yang normal sangat dipengaruhi oleh faktor kelekatan ini. Ditemukan juga bahwa hubungan kasih dan kebergantungan ini merupakan suatu awal kehidupan yang baik. Hal ini akan sangat mempengaruhi kehidupan seorang anak baik dalam perkembangan kepribadiannya , maupun perkembangan hubungan sosialnya. Freud juga berpandangan bahwa kelekatan ini sebagai suatu hal yang penting bagi perkembangan anak. Anak yang mendapatkan kelekatan yang cukup, akan merasa aman dan lebih positif terhadap kelompoknya, menunjukkan interes yang lebih besar di dalam mengajak bermain. Anak-anak ini juga lebih bersifat sosial tidak hanya dengan kelompoknya, tetapi juga dengan kelompok usia lain / intergenerasi. Studi terhadap anak-anak prasekolah menunjukkan dengan jelas bahwa anak yang mendapatkan "secure attachment" lebih mampu menjalin relasi dengan anak lain daripada yang mengalami "insecure atttachment." Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah anak juga membutuhkan keleluasaan untuk bereksplorasi. Padahal kelekatan ini menjadikan anak dekat dengan ibunya. Karena itu, anak juga harus diberikan keseimbangan antara kelekatan dengan eksplorasi. Kelekatan berbeda dengan perlindungan yang berlebihan terhadap anak. Anak-anak membutuhkan waktu-waktu dimana anak dapat bermain sendiri. Namun demikian, jikalau pada masa awalnya anak telah mendapatkan kelekatan yang aman, lebih menunjukkan keseimbangan yang baik antara kelekatan dengan eksplorasi daripada anak yang tidak mendapatkan atau yang ambivalen. Kelekatan yang mula-mula juga mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Hal ini sangat berhubungan dengan kebutuhan anak untuk mengerti permanensi obyek, bahkan sebelum kebiasaan kelekatan itu dimulai. Walaupun secara sosialisasi kelompok pengaruh kelekatan ini tidak terlalu jelas secara ilmiah, tetapi anak yang mengalami kelekatan yang aman lebih mampu berinteraksi dengan kelompoknya. Dan secara kepribadian, variabelnya akan lebih berkembang baik dalam hal-hal yang berpengaruh positif, kemandirian, empati, dan kemampuan-kemampuan dalam situasi sosial. Dengan demikian hubungan kelekatan ini merupakan dasar penting bagi tingkah laku selanjutnya. Sebaliknya anak-anak yang kurang terpenuhi kebutuhan kelekatannya, baik yang ambivalen atau yang tidak aman, akan cenderung pasif, membutuhkan waktu yang lebih lama di dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau kelompoknya, dan kurang nyaman di dalam interaksi sosialnya. bersambung... - Ev. A L S, STh |