EDISI 13 |
Juli - September 1998
|
|||||||||
Menu Utama
Daftar Isi
|
1. Saat Anda mempunyai kritik tentang suatu kebaktian ataupun tentang seorang hamba Tuhan. Kalau Anda berusaha untuk menceritakannya kepada orang lain, hal ini hanya akan memperburuk keadaan. 2. Saat Anda tergoda untuk mengatakan "Kan sudah saya bilang....!" 3. Saat Anda ingin mengeluh tentang udara yang panas atau dingin, tentang cuaca, kemacetan lalu lintas, kebijaksanaan yang ada, tentang presiden, tentang suami atau istri Anda, tentang anak-anak Anda... tentang apapun juga. Pikirkanlah bagaimana omelan- omelan itu akan mempengaruhi orang-orang di sekeliling Anda, dan berusahalah untuk memfokuskan perhatian Anda pada hal-hal yang positif. 4. Ketika Anda dikritik. Memang mungkin Anda harus memberi respon, tetapi biasanya yang terbaik adalah tidak memberi respon di tengah situasi yang panas itu. 5. Ketika Anda memiliki informasi yang akan membuat seseorang kelihatan buruk. 6. Ketika seseorang sedang mengalami suatu masalah atau mengalami sesuatu yang membuatnya kecewa dan kebetulan Anda pernah memiliki pengalaman yang sama. Usahakanlah untuk hanya menceritakan pengalaman Anda itu kalau Anda sungguh- sungguh bertujuan untuk membagikan apa yang Anda pelajari dan bukan untuk mengalihkan fokus pembicaraan kepada Anda sendiri. 7. Saat Anda tergoda untuk menghakimi ataupun mengkritik seseorang. 8. Saat situasi yang dihadapi oleh seorang teman akan menjadi point yang penting di dalam pembicaraan Anda, sementara Anda tidak meminta ijin terlebih dulu padanya untuk menceritakan tentang keadaannya itu dengan orang lain. Misalnya, ketika Anda mendiskusikan tentang masalah-masalah di dalam pernikahan dan Anda ingin mengatakan, "Saya punya seorang teman yang suaminya..." Tanpa menyebut namanya pun, Anda sedang melakukan sesuatu yang berbahaya. 9. Saat Anda tergoda untuk mengoreksi seseorang di dalam sebuah hal kecil sementara mereka menceritakan sebuah cerita atau pengalaman. 10. Saat Anda merasa bahwa seseorang telah membuat suatu keputusan yang buruk, namun sudah terlambat baginya untuk berubah pikiran. Dan sebisa mungkin, berdiam dirilah ketika orang tidak menanyakan pendapat Anda tentang apa yang harus mereka perbuat. 11. Saat Anda tergoda untuk menceritakan sesuatu tentang diri Anda dengan tujuan untuk membuat seseorang kagum pada Anda. 12. Saat Anda memiliki informasi yang mungkin mematahkan semangat orang lain. Jangan menceritakan cerita-cerita seram kepada seorang wanita yang baru pertama kali mengandung, dan jangan menyebutkan bahwa seseorang yang Anda kenal telah meninggal karena penyakit yang baru saja diderita oleh anggota keluarga dari teman Anda itu. Disadur dari artikel "12 Times to Hold Your Tounge" by Susan Maycinik (oleh G P C)
Anak-anak adalah sangat kompleks, dan untuk memimpin mereka diperlukan kebijaksanaan, kecerdikan, keberanian, kecakapan dan pengetahuan. Kunci untuk menjadi orang tua yang handal adalah mampu berada di balik mata anak anda, melihat apa yang dilihatnya dan merasakan apa yang dirasakannya. Ketika ia merasa kesepian, ia membutuhkan kehadiran anda untuk menemaninya. Ketika ia tidak taat, ia membutuhkan kehadiran anda untuk mengendalikan dorongan-dorongan hatinya. Ketika ia merasa takut, ia membutuhkan rasa aman dengan berada dalam pelukan anda. Ketika ia ingin mengetahui sesuatu, ia membutuhkan petunjuk anda yang anda berikan dengan sabar. Ketika ia merasa senang, ia membutuhkan orang-orang yang dapat tertawa dan bersukacita bersamanya. Orang tua yang secara naluri mengerti perasaan anaknya dapat memberikan tanggapan yang tepat dan memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukannya. Pada titik ini, membesarkan anak yang sehat merupakan seni yang sangat tinggi, yang memerlukan kebijaksanaan, kesabaran, pengabdian dan kasih yang telah diberikan Allah kepada kita. Dikutip dari : Kendalikan Selagi Mampu oleh James Dobson |