![]() |
Komunikasi Sadar
| |
Bagian: 1. A_Memancarkan kepribadian. C_Aspek Pesan 2._Jendela Johari 6._Pengaruh Harus Balik
|
Empat Aspek Pesan dan Pengaruh Arus-balik Proses pengiriman dan penerimaan informasi dengan mengunakan pesan-pesan. Tiap pesan mempunyai empat aspek:
Misalnya : Anda yang mengemudi atau saya? Ada pasangan suami-isteri di dalam mobil, dan sang isteri mengemudikan. Sang suami menunjuk pada lampu lalu-lintas yang masih jauh dan berkata: “ Lampu masih hijau.” Pesan apakah ini? Pesan apakah dari sang suami selaku pengirim pesan, dan pesan apakah yang diterima sang istri selaku penerima pesan? Misalnya sang istri menjawab (sebagai pengaruh arus-balik): “Anda yang mengemudi atau saya?” Apa yang terjadi dengan pesan ini? Yang diperlukan pertama kali adalah tahu tentang gangguan-gangguan komunikasi yang ada untuk dapat memperbaikinya. 1. Aspek Obyektip Pertama, tiap pesan mempunyai informasi obyektip yang bercerita tentang kenyataan- kenyataan. Misalnya: Anda tahu ada lampu lalu-lintas menyala hijau. Aspek ini mempunyai dua makna: obyektip dan pengertian Obyektip Makna obyektip adalah pertukaran informasi dan argumen-argumen dengan tujuan obyektip. Menimbang dan memutuskan dengan bebas dari emosi dan ambisi manusiawi supaya tidak menjadi buta. Mengimbau terhadap yang obyektip artinya menindas emosi- emosi. Kadang-kadang ada aspek obyektip yang nampak, tetapi dengan argumen-argumen obyektip mereka salah dalam penyesaian. Kesalahan seperti ini tentu tidak baik untuk tujuan obyektip. Biasanya, lebih baik menyimpan yang obyektip dalam tindakan. Obyektip dalam tindakan tidak berbicara tentang diri-sendiri dan hal-hal yang pribadi. Emosi tidak diperlukan dalam aspek obyektip. Tetapi, apabila situasi sudah seperti ini, Anda harus menuju pada aspek ekspresi dan relasi. Misalnya: “ Apa yang Anda rasakan?” “Mengapa saya selalu ingin menentang Anda?” “Apa yang saya rasakan?” Bertanya seperti ini lebih baik untuk tujuan obyektip. Pengertian Menjelaskan pesan dapat di mulai dari: · Simpan secara sederhana: kalimat pendek, kata-kata yang dikenal, perumusan yang dikenal, perumusan yang jelas dan mudah dimengerti. · Berikan struktur (bagan) dalam cerita anda: membuat cerita yang logis, bisa juga dibantu dengan beberapa kata yang ditulis pada selembar kertas. · Simpan secara singkat: menjelaskan tentang hal yang essensial · Mengikat perasaan: membuat pertanyaan-pertanyaan, berikan contoh, dan buatlah lelucon. 2. Aspek Ekspresi Tiap pesan tidak hanya mengandung informasi obyektip, tetapi juga informasi tentang pengirim. Misalnya: “ Lampu masih hijau.” Anda tahu pengirim berbicara dalam bahasa Indonesia, dapat melihat warna, perhatian dengan lalu-lintas dan mungkin saja ingin cepat. Tiap pesan mengandung informasi tentang aspek pribadi sang pengirim. Pengirim tidak dapat berbicara tanpa ekspresi diri. Ekspresi diri terdiri dari penampakan diri sendiri, sadar tentang yang Anda inginkan, dan bukalah diri sendiri. (bila Anda tidak sadar tentang diri sendiri, Anda mungkin tidak menginginkannya). Misalnya: ujian. Anda tidak mau penguji tahu bahwa Anda takut tentang ujian, tapi dia akan mengetahuinya. Setiap berhubungan dengan orang lain, Anda mengekspresikan diri. Sekalipun Anda ingin atau tidak, penerima selalu akan melihat pesan Anda, dan apakah hal ini berbicara tentang Anda? Jadi, di dalam komunikasi selalu ada sedikit takut untuk memberitahukan tentang diri Anda. Bagaimana rasa takut untuk hal ini muncul? Anak cepat tahu tentang tindakan dirinya terhadap ibu dan ayah atau orang lain. Tiap anak akan mengambil adat-istiadat lingkungan sekitar. Dia juga akan memakai adat tersebut terhadap dirinya sendiri, kemudian perasaan rendah diri dan rasa bersalah muncul. Penghakiman terhadap diri sendiri selalu mengancam rasa percaya diri, karena hal yang buruk dari diri pribadi dapat disembunyikan tetapi tidak akan hilang. Lebih kuat rasa rendah diri, dia akan lebih membuat imajinasi dalam dirinya bahwa orang lain menghakimi lebih keras. Karena dia ingin terlihat baik di mata orang lain, dia akan mencoba menyembunyikan hal yang buruk dari dirinya. Bagaimana bentuk komunikasi seseorang yang merasa seperti ini? Dia akan mencoba dengan keras, mengesankan kekuasaan dan kekuatannya kepada orang lain. Lebih keras seseorang mencoba, dia merasakan lebih rendah diri. Dia perlu untuk membuka hal tersebut. Dia membuat banyak sekali sisi dari sebuah bangunan. Seperti misalnya: diam, ramah tanpa konflik, kritis terhadap sikap berlaku sebagai musuh. Contoh Presentasi Diri yang Sadar. Seorang bernama Carl Rogers berbicara tentang makna keadaan sama dan sebangun. Makna ide ini secara psikologis adalah tabiat dasar/asli. Cocok di antara tiga lapisan di dalam diri sendiri. Rogers berbicara tentang komunikasi yang lebih cocok dari si pengirim, dan makna yang lebih jelas. Si penerima mengerti dengan lebih baik. Si pengirim yang terbuka dalam hal perasaan dan pemikiran membuat si penerima kurang memperhatikan makna lain dari pesan. Si penerima seperti ini mendengar dengan baik. Kalau si penerima mendengar dengan baik, si pengirim tentu merasa lebih mengerti. Karena si pengirim lebih mengerti maka dia akan lebih hormat kepada si penerima. Si penerima merasa diterima dan juga cocok dengannya. Aspek-aspek komunikasi positif ini memperkuat satu terhadap yang lain. Komunikasi yang maksimal terdiri dari tiga aspek, yaitu: keadaan sama dan sebangun, menghargai secara positif, mengerti orang lain dengan perasaan. “Jadilah diri Anda sendiri dan berikan orang lain tempat untuk dirinya sendiri.” Dalam komunikasi dibutuhkan rasa percaya diri. Seorang yang tetap tidak percaya diri akan selalu mencoba memberikan kompensasi pada perasaan rendah dirinya. Dalam kelompok, seseorang perlu merasa aman sebelum dapat cocok di antara tiga aspek dalam diri. Seorang yang tetap tidak percaya diri perlu pengalaman misalnya orang lain akan menerima dia termasuk kekurangannya. Bila dia tidak merasa malu tentang hal ini, dia akan membuka diri lebih dan tidak harus memberikan kompensasi. Dia dapat mengubah kelakuannya. 3. Aspek Relasi Dari pesan sebuah informasi, si pengirim merasa dengan jelas tentang si penerima. Seringkali bukan dari kata-kata melainkan dari intonasi maupun bahasa tanpa kata lainnya. Pada aspek ini si penerima sangat sensitif. Dia merasa bahwa pesan tersebut hanya untuk dia secara pribadi. Misalnya “siapa yang pegang kemudi”, berbicara tentang pesan sang suami yang tidak mempercayai sang istri dapat melakukan sesuatu dengan baik. Hal tersebut diketahui dari jawaban sang istri: “Anda yang pegang kemudi atau saya?” “Dengan nada seperti apa dia berbicara kepada saya?” seseorang dapat berpikir dan merasakan bahwa orang lain merendahkan dia. Dengan ini dia tidak bereaksi terhadap pesan obyektif, tetapi terhadap cara pengirim berbicara kepada dia, dan ini bisa saja cocok. Dengan kata-kata, orang lain dapat mengetahui bagaimana perasaan Anda terhadap dia. Dapat jelas dengan kata-kata, intonasi, bahasa tubuh yang lain atau ekspresi. Dua dimensi dalam aspek relasi: Dimensi emosi Dimensi ini pada satu pihak menghargai pihak lain yang kurang mampu. Dengan menghargai, si pengirim membuat secara jelas bahwa dia melihat si penerima dengan baik, menghargainya dan merasa simpatik. Kata kunci: Bernilai sama. Lain pihak kurang mampu artinya pengirim memperlakukan seseorang seperti rendah, tidak sudi, tidak serius, menghina mengejek, tidak mau. Kata kunci: Tidak bernilai sama. Dimensi mengontrol satu pihak dimensi ini membebaskan pihak lain untuk mengontrol. Dengan bebas untuk tidak mengontrol, pesan dari pengirim menjelaskan bahwa penerima berada pada tempat yang cocok untuk memutuskan diri sendiri dan aktivitas-aktivitas berdiri tegak sendiri. Sebagai pihak yang mengontrol, pengirim mau mempengaruhi cara berpikir si penerima banyak sekali. Seperti mau atau tidak mau, cara-cara seperti yang pengirim inginkan, aturan-aturan, nasihat-nasihat, banyak pertanyaan, larangan-larangan.......................... Banyak mengontrol akan membuat perasaan penerima melakukan perlawanan. “ Saya tidak mau ada hukum dan tindakan yang selalu mengontrol saya.” Dapat memberi kebebasan seperlunya, sama halnya dengan prinsip menghargai. Bukan pada orang lain dan berikan tempat. Percakapan-percakapan memerlukan: konsentrasi mendengar yang baik, observasi yang baik, merasakan perasaan orang lain, menstimulasi dia, berpikir dengan dia dan memberi perhatian. Komunikasi terbaik ada kalau ada penghargaan dan dapat memberi cukup kebebasan. Cukup karena pengirim juga mau sesuatu hal dengan pesan. Komunikasi terbaik adalah penerima menjadi pengirim, pengirim menjadi penerima dan lagi, dan lagi. Penerima dan pengirim seperti satu: menambah pada, mengisi pada. Merasa seperti sungai yang mengalir baik. Kurang peka pada aspek hubungan kadang-kadang hanya dari merasa kuat pada aspek hubungan dalam pesan. Banyak penerima merasa bahwa pesan selalu bersifat pribadi, misalnya kritik obyektif atau pesan bahwa tidak masalah ada penyakit pada diri sendiri. Merasa rendah membuatnya merasa seorang selalu perlu menghormatinya, memautkan diri padanya dan merasa lebih kuat. Mereka selalu memperhatikan kalau orang lain tidak menyerang dengan sungguh-sungguh dirinya yang tidak kuat. 4 Aspek Apel Hampir semua pesan pesan mempunyai suatu tujuan (atau efek). Mereka mau mempergaruhi pada orang lain. Mislanya “ Lampu masih hijau.”, aspek apel bisa; “ silakan sedikit lebih cepat, kita masih akan bisa terus, tidak harus berhenti.” Tidak bisa melihat aspek apel sama seperti melihat secara bersamaan aspek hubungan karena satu pesan dengan aspek apel pengirim kirimkan dengan cara lain. Penerima bisa merasa menghargai atau kurang mampu. Bisa dalam kisah tadi misalnya isteri merasa cocok dengan apel, tapi marah dengan ide suami yang mau mengontrol dia. Ada pesan-pesan dengan apel yang jelas, seperti perintah-perintah, instruksi-instruksi, komando-komando, larangan-larangan. Aspek apel yang jelas dalam reklame, misalnya “dengan fluor membuat gigi-gigi putih cerah.” Aspek apel pesan ini mencoba penerima membayar hal ini.” Ada pesan-pesan dengan apel yang penerima tidak mengerti dengan jelas. Bisa penerima tidak merasa aspek apel dirinya sendiri, pesan dapat memanipulasikan dia. Misalnya pengirim menangis karena tidak mau reaksi marah, pengirim selalu senyum karena tidak mau berbicara serius, serangan-serangan takut karena apel untuk membantu atau lebih mudah dengan dia. Rasa keras terhadap kritik mencoba hilangkan kritik, anak nakal karena mau perhatian, tidak mampu menolong diri atau tidak bisa atau merasa sakit karena menginginkan orang lain mengambil tugasnya. Kalau reaksi positif pada aspek apel tidak jelas, penerima dapat membuat tindakan yang sulit. Ambil tindakan apa? · Mengusik kelakuan yang salah. · Menjelaskan kelakuan yang salah; berbicara secara hati-hati mengenai ide Anda terhadap tindakan ini. · Berbicara tentang perasaan dan tindakan yang salah. · Memberi permainan perlawanan misalnya dengan contoh yang lebih sulit. Mengapa pesan bagus dengan apel yang tidak jelas tidak dapat berlangsung? A. Dapat karena relasi. Orang lain tidak mau mengontrol. B. Pesan dengan apel ini tidak membantu dengan mengubah tindakan yang lebih dalam. Kalau orang lain merasa rendah, kalau proses emosi tidak baik, nasihat-nasihat dan memberi perintah tidak membantu, hal ini dapat membuat reaksi antara lain konfrontasi dengan merasa rendah kemudian merasa lebih rendah. Seseorang penyembuh tidak akan membuat apel. C. Hal dalam apel. Kalau penerima tidak bisa terbuka dalam hal apel karena dalam adat atau ide-idenya tidak cocok. Dalam pikirannya tidak ada ide tentang apel yang baik. Misalnya kalau rukun membuat ide konflik selalu jelek, dan ide konflik bisa berlaku untuk belajar bagaimana jalan yang lebih baik untuk rukun itu tidak ada. Anda berpikir semua akan mencoba membuat kejelasan apel dalam pesan. Tetapi tidak. Ada seseorang berbicara jelas tentang keinginan, tapi lebih banyak orang menghilangkan keinginannya. Terhadap mereka Anda harus “membaca di antara garis-garis.” Beberapa dadakan mengapa pengirim menghilangkan apel pesan: · Takut memberi tahu diri sendiri. Sering aspek apel pesan membutuhkan bantuan, atau perlu kontak. Dengan aspek apel tidak jelas, penerima bisa memberi tanpa pengirim harus menjelaskan maksudnya. · “Anak minta tidak akan mendapat”, banyak orang belajar dalam adat berkelakuan sederhana. Dengan ini tidak baik memberitahukan tentang keperluan dan keinginan Anda. Perasaan bekerja seperti rem. Rasa malu, menderita inhibisi datang dari ini. Dalam training komunikasi sadar bisa belajar lebih sadar dan lebih berani membuka tentang keperluan dan keinginan Anda. · Takut risiko menolak. Selalu bisa seseorang tidak menerima apel. Pengirim yang merasa takut mengenai perasaan diri sendiri, akan merasa menolak appel seperti menolak diri sendiri. Dengan apel tidak jelas, tidak langsung, dapat juga menolak secara tidak langsung. · Tidak jelas tentang kemampuan. Kalau Anda membuat apel langsung dan penerima merasa kuat dalam hal ketidakinginan, bisa dia merasa apel seperti agresif. Dengan apel tidak jelas, tidak langsung, cobalah apel bisa atau tidak tanpa relasi yang kurang baik, yang selanjutnya penerima tidak merasa agresi dari apel. · Membuat rasa mampu tanpa paksaan. Karena kelakuan dari penerima bisa negatif terhadap apel, pengirim mencoba membuat aspek apel tidak langsung sehingga penerima bisa “tidak tahu” kemudiaan memberi reaksi tanpa paksaan. Misalnya kalau tuan rumah berbicara dengan kata kata “sudah malam” dia sudah menyatakan, bahwa dia mau tutup malam ini. Penerima bisa, setelah beberapa menit, menunjukkan kepatuhannya memberi tahu mau pulang. “Maaf saya harus pulang sekarang.” · Takut penerima tidak bisa berbicara “tidak”. Seringkali pengirim maupun penerima hanya ambil reaksi ke apel kalau dia sungguh-sungguh ingin, atau dia merasa tidak apa-apa. Tidaklah salah dengan bertanya atau berbicara seperti ini. Tapi banyak penerima tidak merasa enak dengan berbicara bukan karena mereka pikir, itu tidak buruk untuk relasi. Jadi dia menyatakan “ya” karena tidak mau membuat kesalahan dengan “tidak”. Pengirim takut tentang ini, dia tidak mau. Tapi bagaimana sekarang? Dia dapat tidak memberi apel atau hanya berlaku hati-hati. · Memperlihatkan tanggung-jawab. Kalau pengirim tidak mau salah terhadap jawaban, hal itu dapat berakibat tidak tepat, atau tidak mau ambil risiko orang lain terhadap marah beberapa keputusan, dia pikir lebih baik tidak langsung memberi apel. Aspek apel seringkali seperti penerima tahu bagaimana caranya tetapi pengirim tidak dapat bertanggung jawab. Komunikasi dengan aspek-aspek apel yang tidak jelas membawa banyak risiko kepada komunikasi. Ketidakjelasan seringkali datang dari cara memberi tahu tentang aspek-aspek apel secara tidak bersamaan. Misalnya seorang isteri datang hati-hati seperti komunikasi tidak langsung. Suaminya tidak apa-apa untuk komunikasi langsung. Isteri berbicara: “Ada film apa di bioskop minggu ini?” Suami menjawab, “Saya tidak tahu.” Isteri nanti berpikir: “Anda tidak pernah pergi keluar dengan saya. Kenapa Anda tidak mau menonton film dengan saya?” Suami: “Anda tidak pernah bertanya.” Isteri: “Tidak pernah bertanya? Sepuluh menit lalu saya bertanya Anda tidak mendengarkan saya. Anda pikir saya tidak penting.” Misalnya isteri yang lain bertanya “Bisa Anda tutup keran yang ada di kamar dapur?” Suami menjawab “OK” karena merasa dekat dengan jalan ke dapur. Isteri dalam sebuah keluarga mudah untuk menyatakan dan “mau”, tetapi juga mudah dengan menjawab tidak. Dalam keluarga, suami tidak bisa menjawab tidak, mereka hanya menyatakan mau dan perlu kalau itu penting. 5. Pengaruh Arus-balik Arti pengaruh arus-balik adalah papan jawaban dari penerima sehingga pengirim tahu bagaimana dengan pesannya. Jelas tentang pengaruh arus-balik penting bagi dia, misalnya bagaimana memperbaiki komunikasi. Sering kali kita takut mendapat pengaruh arus-balik. Dalam pendidikan, biasanya terasa sakit akibat pengaruh arus-balik negatif. “Kamu anak nakal, harusnya merasa malu.” Pengaruh arus-balik tidak tentang kelakuan tetapi tentang semua keadaan diri, kemudian rasa sakit pada harga diri. Tindakan seseorang yang salah sering kali muncul karena lingkungan di sekitar tidak bisa memberi pengaruh arus-balik langsung. Seperti dalam sebuah pesta besar, tukang pesta datang dengan retsleting terbuka. Merasa sakit memberi tahu kepada dia tentang ini, tapi juga sakit melihat dia berjalan dalam pesta tanpa memberi tahu. Kita selalu jalan dengan katup kelakuan terbuka. Kita semua perlu pengaruh arus-balik. Pengaruh arus-balik seperti semua pesan mempunyai empat aspek. Penerima (seorang memberi pengaruh arus-balik) memberi tahu tentang aspek obyektip. Misalnya, “Anda mengendarai atau saya?” Penerima bebas dengan memberi tahu bagaimana pesan datang kepada dia (aspek ekspresi). Misalnya ini “ Saya tidak suka Anda tidak mempercayai saya bahwa saya tahu bagaimana mengendarai.” Penerima memberi tahu aspek hubungan “Anda tidak memberi keleluasaan kepada saya dan tidak menghargai saya dan tidak memperlakukan saya sama.” Pengaruh arus-balik juga mempunyai aspek apel untuk mengubah maupun menyimpan. “Berhenti dengan kelakuan ini dan percayalah bahwa saya bisa mengendarai.” Beberapa kesalahan dengan pengaruh arus-balik. · Tidak memberi pengaruh arus-balik. Menyimpan pengaruh arus-balik dapat membuat kesalahan dalam hati diri sendiri. Kemudian juga menyebabkan frustrasi besar karena selalu merasa seperti tidak bisa leluasa dengan perasaan dan ide, tubuh Anda bisa sakit. · Tidak memberi pengaruh arus-balik langsung. Berhenti sampai waktu frustrasi besar (amuk) dan dapat memberi pengaruh arus-balik tetapi tidak jelas, karena merasa sudah tua dan terlalu berpengaruh yang tidak obyektip, tetapi dengan banyak emosi. · Pesan “Anda” sebagai “Saya”. Misalnya, “Anda selalu berbicara lama.” Orang ini merasa seperti harus mempertahankan diri. Kemudiaan pengaruh arus-balik tidak jelas mengapa berbicara seperti ini. Misalnya, “Saya juga merasa ingin sekali berbicara.” · Kaca pembesar negatif, memperkuat kesalahan orang lain karena mau memperkuat rasa harga diri. Ini akan membuat relasi yang lebih jelek, dan orang lain juga akan merasa hanya mau melihat kesalahan-kesalahan orang lain. Pengaruh arus-balik positif penting karena akan membuat jalan yang lebih mudah untuk memberi pengaruh arus-balik negatif dan akseptasi orang lain. · Pengaruh arus-balik hanya dari atas ke bawah (top-down). Misalnya dalam kerja. Seseorang akan merasa takut dengan seorang yang lebih berkuasa. Dia harus leluasa bahwa dia suka pengaruh arus-balik juga. Pengaruh arus-balik selalu perlu dua cara. |