Assalamu`alaikum warah matullahi wabarakatuh

JAMBOEL.DA.RU

SELAMAT DATANG DAN SEMOGA ANDA PUAS JANGAN LUPA ISI BUKU TAMU SERTA SARAN DAN KRITIKNYA 

KUMPULAN PUISIKU

JIWAKU

 

SATU HATI

 

RINDU

 

HADIRMU

 

PENANTIAN

 

BAYANG  

 

NOSTALGIA    

 

CINTA TAK TERBALAS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 

 

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat datang di site ini.

 

I

Hening.

Suara binatang dan alam kegelapan menemaniku duduk bersimpuh di sudut ruangan itu. Bagaikan terpenjara bulu-bulu sayapku bergetar pelan, merespon atas dingin yang kurasa. Feeling. Kuangkat wajahku. Menatap sinar rembulan menyeruak masuk melalui palang-palang besi yang menjadi pertanda waktu bagiku. Kucoba untuk menghindar dari cahayanya. Tatapan sang dewi malam. Gemetar menahan getaran perasaan yang menghantui diriku.

Lolongan anjing menyibakkan tirai sepi. Gemanya memantul di dinding-dinding kamar tempat jasadku terkurung. Membawa berita kematian dan kelahiran di dunia yang jauh disana. Kutangkupkan tangan menutupi telingaku. Mencoba mengingkari kenyataan. Mencoba untuk menciptakan sebuah dunia baru dimana aku bebas. Terbang melayang di langit bermain bersama angin di tengah-tengah lautan awan. Namun, suara-suara itu semakin merasuki jiwaku. Membawaku ke ambang kegilaan.

Sayap-sayapku bergetar. Sayap-sayap yang kini tidak berguna, bahkan hanya untuk sekedar memberi hangat. Sayap-sayap yang pernah membawaku terbang melintasi dunia-dunia tak terbatas oleh ruang dan waktu. Bergerak dalam kecepatan pikiran. Sayap-sayap yang kini hanya membebani tubuhku yang lusuh tak tersentuh.

Mataku bergerak. Menatap nanar tanpa arah. Dalam kegelapan itu sesuatu bergerak. Sesuatu yang berada jauh namun terasa begitu dekat. Tak terasa tanganku terulur, namun yang tersentuh hanyalah tembok batu dingin yang memenjarakanku. Menyadarkanku bahwa kutukan ini harus kujalani sepanjang hidupku. Curse? It was supposed to be a blessing. Harga yang harus kubayar saat kupilih untuk menjatuhkan diriku ke dunia. Falling. Menjadi mahluk yang memiliki hati dan perasaan. Cinta dan kebencian. Merasakan nikmat dan sakit. Memiliki kehidupan dan kematian.

Kutundukkan kepalaku. Mencoba menghindari bayangan dirinya. Sosok manusia yang membawaku ke alam-peralihan yang kini harus kujalani. Menggodaku untuk menanggalkan semua yang pernah kumiliki. Sebuah kehidupan yang penuh pengabdian. Tanpa keinginan untuk memiliki. Sebuah kehidupan yang abadi. Kehidupan yang pernah kumiliki.

Regrets? Suara itu bergema dalam benakku. Do I see regrets within you? Meninggalkan jejak-jejak yang indah dalam bias-bias cahaya yang menyelimutinya. Aku tersenyum. Begitu lama kurindukan kehadiran suara itu dalam ruh-ku. Jiwaku, seandainya aku memang mahluk yang memiliki jiwa. Seandainya aku masih pantas untuk mengharapkan kehadiran-Nya dalam kekosonganku. Kepalaku bergerak perlahan. Menyapa kehadiran-Nya.

Dinding-dinding itu bergerak. Perlahan melebur dalam cahaya. Kuangkat wajahku menatap keagungan-Nya. Ada kerinduan untuk kembali. Kerinduan untuk kembali terbang mengangkasa di tengah-tengah alam raya. Bermain bersama dalam semesta tak berbatas. Tubuhku bergerak. Berdiri menghadap-Nya. Tanganku terulur ingin menyentuh keabadian. Namun, sosok itu muncul kembali. Aku menoleh dan kulihat ia tengah bermain di tengah-tengah dunianya yang fana. Sosok yang memberikanku kesadaran akan arti cinta dan penantian. Sosok yang memberiku arti. Keraguan merobek hatiku. Menghalangi langkahku menuju cahaya.

Keagungan itu memudar. Dinding-dinding itu muncul kembali. Lolongan itu kembali terdengar. Aku duduk bersimpuh di sudut ruangan. Mencoba menghindari tatapan rembulan. Sayap-sayapku bergerak, mengembang menutupi tubuhku. Tubuh yang kini terpuruk dalam penantian. Hoping. Penantian yang entah kapan akan berakhir. Seandainya ini akan berakhir tapi harus aku dapatkan apa yang menjadi lamunanku yang dalam seperti merindukan rembulan yang bersinar dalam keadaan angin yang mendung dan akan turun hujan….

Kasih mungkinkah engkau juga merasakan apa yang aku rasakan saat ini yang mengharapkan engkau menerima kasih yang suci dariku….

Duhai rembulan pancarkan sinarmu memberikan jalan kepadaku untuk mempertemukan kami berdua walaupun aku belom tau entah dia masih mau bersatu atau tidaknya tidak menjadi masalah bagiku karena aku hanya butuh kepastian cinta yang telah menjalar dari lubuk hatiku yang paling dalam…

Terucap kata pertemukan aku dengan dia aku mengakhiri lamunanku yang kalo aku terusin akan membuatku bagaikan patung yang diam dan nggak akan bisa bersuara lagi….

 

 

Wassalam 

Kanal Utama  |  Depan | Berita | Artikel | Konsultasi | Belanja | Mail | Milis |
Info  |  Tentang kami | Kontak | Iklan |

 

copy right by jamboel.da.ru

sugestion and critic please send mail to me : totok_79@hotmail.com and guestiee@belantara.com