Tafsir Al-quran

Fikih
Hikmah Al-quran
ProfilTokoh
Cerita Islami
Akidah 
Kisah Nabi
Bangsa Muslim
Masjid Bersejarah
Sirah Muhammad
Sejarah Islam
Islam di Indonesia
Walisongo
Kumpulan Doa
Ketukan Iman
Tasawuf
Dengar Al-Qur`an
Dengar Adzan
Kaligrafi
 
Download
Free Download
 Nasyid
Dengar Nasyid
Lirik Nasyid
Ringtone Nasyid
 
 Anak Hiperaktiv
 Demensia Alzheimer (Kepikunan)
 Osteoporosis
 Irritable Bowel Syndrome
 Hipertensi (Darah Tinggi)
 Epilepsi (Ayan)
 Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
 Gampang Ingat Di Usia Senja
 Info Kesehatan Lainnya

Cari: Melalui:

 

BANGSA-BANGSA MUSLIM

Sudan

Negara di Afrika Tengah bagian timur ini, tak bisa dikesampingkan dari peta dunia Islam. Pertama, karena Sudan merupakan negara terluas di benua Afrika. Kedua, Sudan memiliki tokoh muslim terkemuka yang menggagas penerapan syariat Islam di sana, Dr. Hassan Turabi. Sayangnya, sejak merdeka dari Inggris pada 1 Januari 1956, negara besar ini tak pernah lepas dari konflik internal perebutan kekuasaan.

Pertikaian dan perebutan kekuasaan, sudah mewarnai Sudan sejak ribuan tahun silam. Yaitu saat Raja Aksum dari Ethiopia, menghancurkan ibu kota Kerajaan Kush, Meroe. Kota tua itu dibangun raja-raja dari dinasti Mesir yang pertama datang ke Sudan Utara, sekitar tahun 4000 SM.

Selanjutnya berdirilah dua kerajaan baru yaitu Maqurra dan Alwa. Pada tahun 1500-an, Maqurra jatuh ke tangan orang-orang Arab bersamaan dengan masuknya Islam ke Sudan. Setelah melakukan perkawinan campuran dengan suku Funj, orang Arab muslim menghancurkan Alwa. Selanjutnya dinasti Funj berkuasa hingga 1821.

Selanjutnya Sudan dikuasai Turki yang saat itu berada di bawah kekuasaan Mesir yang dibacking oleh Inggris. Gubernur Jenderal Muhammad Ali, memerintah secara keras. Rakyat setempat baru dilibatkan dalam pengambilan keputusan saat Muhammad Ali digantikan Ali Khursid Agha.

Hingga 1881, tak ada pemimpin yang mengorganisasi upaya perjuangan kemerdekaan Sudan, sampai akhirnya muncul figur Muhammad Ahmad. Pasukannya berhasil menguasai Khartoum pada 26 januari 1885. Namun perjuangan itu dipatahkan oleh pasukan Mesir-Inggris. Kemerdekaan Sudan diperoleh tiga tahun setelah pada Februari 1953, Mesir dan Inggris menyepakati pemberian hak untuk mengatur pemerintahan sendiri.

Pemerintahan di wilayah seluas 2,5 juta km2 dengan penduduk 29 juta itu sendiri tak pernah benar-benar stabil. Perang saudara di Sudan merupakan konflik terpanjang dalam sejarah Afrika. Pada 1972, pernah dicapai kesepakatan damai, tapi itu tak bertahan lama. Konflik menajam antara pemerintah pusat di Sudan Utara yang mayoritas muslim dengan kelompok-kelompok etnis di selatan yang dimotori Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA).
  Sungai Nil  
Islam memang menjadi agama yang dianut mayoritas (73 persen) penduduk Sudan. Sementara di selatan, masih banyak yang menganut kepercayaan tradisional (16,7 persen). Sudan berbatasan dengan Mesir dan Libya di utara, Zaire di selatan,  

Chad dan Ethiopia masing-masing di barat dan timur. Pada Juni 1989, Jendral Omar Hassan Ahmad Al Bashir didukung oleh Dr. Hassan Turabi melakukan kudeta tak berdarah atas pemerintahan presiden Jakfar Numeri. Dwi-tunggal Bashir dan Turabi memimpin Sudan masing-masing sebagai presiden dan ketua parlemen. Besarnya pengaruh Turabi sebagai ketua Partai Kongres Nasional, menimbulkan kecurigaan pada Bashir.

Pada Desember 1999, Bashir lantas membubarkan parlemen. Tak hanya itu, Turabi juga dipecat dari jabatan ketua partai berkuasa. Turabi membalasnya dengan mendirikan partai baru. Demi mengamankan kekuasannya, Bashir melakukan konsolidasi dan meminta dukungan negara tetangga seperti Mesir, Libya dan negara Barat serta Amerika Serikat.

Negara-negara Barat, seperti juga Bashir, memang menilai Turabi sebagai tokoh berbahaya dengan gagasannya menegakkan syariat Islam. Tak heran ketika Turabi masih berpengaruh, Sudan diisolasi dari pergaulan dunia dengan berbagai tudingan miring seperti pelanggaran HAM dan terorisme.

Pertikaian internal di Sudan yang tak kunjung henti, membuat perekonomian negara ini tak berdaya. Apalagi tanah di Sudan utara sangat kering, kecuali sebagian wilayah di sekitar Sungai Nil. Sementara lahan pertanian di Sudan selatan, tak produktif karena jauh dari jalan, pasar dan tak tersentuh sarana transportasi.

Padahal Sudan memiliki potensi tambang berupa emas, bijih besi dan tembaga. Sedangkan potensi pertaniannya adalah kapas, gandum, kacang tanah dan hewan ternak. Lonjakan pertumbuhan ekonomi yang cukup berarti terjadi pada 1979, saat ditemukan deposit minyak bumi di Sudan selatan yang kemudian dieksplorasi.

Kesenjangan Sudan utara dengan selatan nyata sekali. Secara etnis, keduanya juga memiliki perbedaan. Sudan utara ditinggali oleh mayoritas keturunan Arab yang meliputi tiga perempat penduduk Sudan. Maka bahasa Arab menjadi bahasa pengantar utama di Sudan. Sementara di selatan orang Negro yang dominan dengan beragam suku.

 


 






 
Takion
Fleabag Vs Mutt
Intruder
Otto`foodhunt
South Pole
Black Jack
Santa 2000
Beach War
Ponky
 
Intro Films Kartun
Rd Intro
Spectrum8
Freight Stream
Godirect
Old School
Animasi Flash
Dog Fight
Encounter
Fleabag
Movando USA
Swatch
Veritranz
The Battle
Animasi Gif
Aliens
Alphabets
Animals
Arrows
At
Bars
Books
Construction
Cd
Computer
Fire
Flags
Gears
Lights
Mail
Miscellaneous
Symbols
Toons
Welcomes
Yingyang
Zodiacs
 
 

 

About Us Isi Buku Tamu Lihat Buku Tamu Foto
Komentar Log-in Sponsor Webmaster
Kirim Artikel Situs Islam Infobisnis Halaman Lain