|
Hikmah
Al-Quran
|
Istilah "Ahli Sunnah wal-Jamaah" adalah Istilah Agama
Dari dahulu hingga sekarang, ada sementara orang yang sudah menjadi budak
nafsu dan beranggapan bahwa ahli sunnah wal-jamaah adalah istilah yang
diberikan oleh kaum salaf terhadap diri mereka sendiri dan para pengikut
mereka. Padahal, sebenarnya Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah istilah agama
bagi komunitas orang-orang yang membela kebenaran. Merekalah orang-orang
yang tetap setia berpegang pada sunah ketika orang-orang yang sudah menjadi
budak nafsu, yang suka membuat bidah, dan suka menimbulkan perpecahan sama
keluar daripadanya.
Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah golongan yang secara terang-terangan setiap
mempertahankan kebenaran, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis
sahih dari Nabi saw. bahwa sesungguhnya beliau bersabda (yang artinya),
"Ada segolongan dari umatku yang selalu tampil membela kebenaran.
Mereka tidak akan merasa terkena mudarat orang-orang yang tidak mendukung
mereka, sampai datang urusan Allah, dan mereka tetap seperti itu."
Hadis Rasulullah saw. tersebut menyatakan bahwa Islam akan terus ditaati
dengan setia oleh satu golongan, yaitu golongan yang selamat. Inilah
satu-satunya golongan yang dikecualikan oleh Rasulullah saw. di antara
golongan-golongan yang binasa ketika terjadi perpecahan dalam agama.
Sebuah riwayat sahih dari Nabi saw. menyatakan bahwa sesungguhnya beliau
bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. dan
lainnya, "Kaum Yahudi akan terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan
atau tujuh puluh dua golongan. Kaum Nasrani juga demikian. Dan umatku akan
terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan." (HR Tirmizi dan Ahmad).
Para ulama dan para imam al-muhtadin (yang membawa petunjuk bagi umat)
bersepakat bahwa golongan najiyah (al-firqah an-najiyah), yaitu golongan
yang selamat inilah yang disebut Ahli Sunnah wal-Jamaah.
Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah para sahabat, tabi'in, kaum salafus saleh,
dan para imam yang membawa petunjuk bagi umat, lalu para ulama yang ahli
dalam bidang agama yang hidup pada kurun generasi berikutnya, kemudian
orang-orang yang mengikuti jejak dan jalan mereka tanpa mengadakan atau
menciptakan sesuatu yang baru dalam agama di luar petunjuk yang mereka
terima. Soalnya mereka berjalan berdasarkan hujah yang terang dan atas
bukti dari Tuhan mereka, sehingga mereka tidak mudah tergoda oleh
keinginan-keinginan nafsu dan fitnah, tetapi sebaliknya, mereka tetap
berpegang pada tali yang kuat dan jalan yang lurus, dan tidak mau
terpengaruh oleh berbagai macam bidah yang menyimpang.
Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah setiap orang yang secara lahir batin setia
mengikuti petunjuk Rasulullah saw., para sahabat beliau, dan para tabi'in.
Mengenai petunjuk Rasulullah saw., para sahabat beliau, dan para salafus
saleh tersebut adalah suatu yang sudah jelas dan gamblang, yakni yang
dikutip, ditulis, dan dijaga. Tidak lain ialah kitab Allah Alquran dan
sunah Rasulullah saw., seperti yang dipahami dan diamalkan oleh para
salafus saleh dan pengikut-pengikut mereka.
Kendatipun sudah sangat jelas, kenyataannya masih banyak kaum muslimin
dewasa ini yang mencampuradukkan urusan agama dan akidah mereka dengan
hal-hal lain di luar nilai-nilai ajaran Islam. Dan, itu disebabkan oleh
pengaruh berbagai budaya, maraknya perbuatan-perbuatan bidah, dominannya
kelompok-kelompok serta aliran-aliran yang sesat, dan munculnya arus yang
menggoyahkan hal-hal yang telah disepakati kebenarannya.
Satu hal yang masih belum diketahui oleh banyak kaum muslimin ialah
pengertian tentang Ahli Sunnah wal-Jamaah, dasar-dasar mereka, dan petunjuk
mereka, sehingga mendorong orang yang tidak tahu menyatakan bahwa Ahli
Sunnah wal-Jamaah adalah bagian dari sejarah masa lalu yang sudah sirna.
Atau, bahwa sudah tidak ada golongan yang cocok dengan sifat atau ciri-ciri
Ahli Sunnah wal-Jamaah.
Atau, bahwa manhaj kaum salaf hanyalah sekadar dasar-dasar teori yang
ideal.
Atau, bahwa seluruh kaum muslimin dengan kecenderungannya masing-masing
tetap setia pada sunah.
Atau, bahwa manhaj sunah itu sudah berlalu, dan harus ada
pengganti-penggantinya yang baru lagi.
Atau, bahwa para pemimpin salafus saleh itulah yang menciptakan sifat dan
ciri-ciri tersebut untuk diri mereka sindiri.
Atau, bahwa sudah tidak ada seorang pun yang sanggup menyesuaikan diri
dengan sifat dan ciri-ciri Ahli Sunnah wal-Jamaah tersebut, karena semua
mengakuinya, namun belum tentu bisa diterima.Belakangan ini juga muncul
pengakuan-pengakuan, anggapan-anggapan, dan semboyan-semboyan yang
dilontarkan oleh orang-orang yang sudah menjadi budak nafsu, beberapa
golongan, dan beberapa kelompok yang jsutru menantang sunah dan jamaah,
bahwa merekalah sejatinya yang disebut ahli sunnah wal-jamaah, atau bahwa
ahli sunnah wal-jamaah adalah bagian dari mereka atau yang dikaitkan dengan
mereka. Semua itu sama sekali tidak ada dalil maupun buktinya. Berikut ini
penjelasannya. (Lihat edisi berikutnya!)
Sumber: Hiraasah al-Aqidah, Nashir ibn Abdul Karim al-Aql |
|
| |
|