Logo Oneweb
Catatan

Sedikit Perubahan
Ah, tahun telah berganti. Tampaknya banyak hal perlu ditambah dan diperbarui. Misalnya jejaring dan indeks seniman (cek menu di atas). Saya perlu waktu untuk mengolahnya, jadi baru sedikit perubahan yang saya lakukan. Semoga bermanfaat.


Pelacur Terkena Pemanasan Global
Para pemilik rumah esek-esek di Bulgaria tahun ini pusing tujuh keliling. Mereka menyalahkan pemanasan global sebagai penyebab anjloknya pendapatan mereka belakangan ini.

Staf mereka--para gadis yang bisa dipesan untuk menemani Anda bersantai-- semula bekerja di tempat hiburan ski, tempat paling ramai di musim dingin. Tapi, salju yang turun sedikit gara-gara pemanasan global tahun ini memaksa para wisatawan, calon pelanggan mereka itu, mencari hiburan lain. Para gadis itu pun kabur.

"Kami sudah menyewa mahasiswa, tapi mereka kan cuma staf sementara dan tak ada yang canggih seperti gadis-gadis elite kami," kata Petra Nestorova, pengelola sebuah agen escort di Ibu Kota Sofia, Bulgaria.

Tampaknya mereka perlu angkat bicara di hadapan para pemimpin dunia yang kini mengikuti Konferensi Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali.


Balasan untuk Suryo Ediyono
Pak Edi, bila Anda berminat mengirim artikel filsafat, silahkan kirimkan ke email saya di z_iwan@yahoo.com. Saya akan senang hati menerimanya. Salam.

Bidadari AS Laksana
Setelah lama mengabaikan situs ini, ternyata ada banyak hal terjadi di dunia virtual--kadang orang menyebutnya dunia maya, tapi bukankah "maya" berarti tidak ada?. Misalnya, AS Laksana, sastrawan yang kumpulan cerpennya, Bidadari yang Mengembara, dipilih sebagai Book of the Year 2004 oleh majalah Tempo edisi Desember 2004, telah menerbitkan buku itu di internet. Anda dapat membaca cerita-cerita pendek di buku itu secara online di Bidadari yang Mengembara - Kumpulan Cerpen A.S. Laksana. Saya sangat merekomendasikan buku itu untuk dibaca. Selamat menikmatinya.

Mengapa Mudik?
Berbeda dari teman-temannya kostnya yang lain, setiap lebaran Triana, mahasiswi semester terakhir sebuah universitas negeri di Bandung, mudik ke Kampung Melayu, Jakarta. Jakarta baginya bukanlah sebuah ruang yang bermakna kampung halaman seperti dalam lagu Ibu Sud. Ia tak punya ikatan dan kenangan apapun dengan kota besar itu.
"Saya berasumsi bahwa kampung halaman menjadi penting sejak mitos masyarakat agraris (darat) diciptakan Belanda, dan ini terutama terjadi di Jawa. Tanah kelahiran menjadi pusaka," kata Acep Iwan Saidi, kritikus sastra kelahiran Bogor yang merayakan lebaran di kampung istrinya di Pangandaran.
Dan, saya tidak mudik tahun ini :). Selamat mudik dan selamat lebaran. Mohon maaf lahir dan batin. Tabik!

Puisi Miranda Risang Ayu
Miranda mengemail saya dan mengatakan bahwa puisi Doa Perempuan di situs Sajak-sajak Tanah Air yang diambil dari Republika Online (8/11/1998) itu keliru pemenggalannya. Dia lantas mengirimkan naskah aslinya "yang benar pemenggalan kalimatnya, sehingga memiliki ritme yang lebih mudah diikuti dan enak dibaca, dan benar penulisan huruf kecil dan huruf kapitalnya."
Terima kasih, Puan Miranda. Pembaca, silahkan Anda baca naskah Doa Perempuan itu.

Taufik dan Acep Iwan Saidi
Saya menerima sepucuk email tertanggal 28 Oktober 2005 dari seseorang bernama Taufik. Dia ingin menghubungi Acep Iwan Saidi, sastrawan Bandung, yang menulis soal Nietzsche di Pikiran Rakyat. Sayangnya, Bung Taufik, saya tak dapat membantu Anda menghubungkan dengan Bung Acep. Ada baiknya Anda menghubungi redaksi Pikiran Rakyat. Terima kasih.

Puisi Tersedih Neruda

XX

Aku dapat menulis puisi tersedih dari segalanya malam ini.

Menulis, misalkan: "Malam penuh bintang,
dan bintang-bintang, biru, menggigil di kejauhan."

Angin malam berpusing di langit dan bernyanyi.

Aku dapat menulis puisi tersedih dari segalanya malam ini.
Aku mencintainya, dan kadang dia mencintaiku juga.

Pada malam seperti ini, aku peluk dia dalam rengkuhku.
Kucium dia berkali-kali di bawah langit tak terbatas.

Dia mencintaiku, kadang aku mencintainya.
Bagaimana bisa aku tak sangat mencintainya, mata yang tenang?

Aku dapat menulis puisi tersedih dari segalanya malam ini.
Berpikir aku tak memilikinya. Merasa aku kehilangan dia.

Mendengar keluasan malam, lebih luas tanpa dia.
Dan puisi itu jatuh ke jiwa seperti embun ke rumputan.

Apa yang terjadi hingga cintaku tak mampu menjaganya.
Malam penuh bintang dan dia tak bersamaku.

Begitulah. Nun, seseorang bernyanyi. Nun.
Jiwaku lenyap tanpanya.

Andai dia dekat, mataku mencarinya.
Hatiku mencarinya dan dia tak bersamaku.

Malam yang sama memutihkan pepohonan yang sama.
Kami, kami dulu, kami kini tak sama lagi.

Aku tak lagi mencintainya, sungguh, tapi betapa besar cintaku padanya.
Suaraku mengejar angin untuk menyentuh telinganya.

Milik orang lain. Dia akan menjadi milik orang lain. Seperti dia sekali waktu milik ciumanku.
Suaranya, tubuh ringannya. Mata tak terbatasnya.

Aku tak lagi mencintainya, sungguh, tapi barangkali aku mencintainya.
Cinta itu begitu pendek dan lupa begitu panjang.

Karena pada malam seperti ini aku memeluknya di rengkuhku,
jiwaku lenyap tanpanya.

Walau ini mungkin luka terakhir yang dibuatnya padaku,
dan ini mungkin puisi terakhir kubuat untuknya.

[Dinukil dari Pablo Neruda, Veinte poemas de amor


Fakta Ekonomi Multinasional
Ada 7.258 perusahaan multinasional di dunia pada 1969. Tiga puluh tahun berikutnya, pada 2000, jumlahnya menjadi 63.000 lebih dan menguasai 80 persen industri dunia. Tapi, apa itu perusahaan multinasional? Kebanyakan orang Amerika akan bilang: perusahaan manufaktur besar AS dengan subsidi asing. Tapi, kata Peter F. Drucker, itu keliru. Hanya 185 dari 500 perusahaan multinasional terbesar dunia yang punya kantor pusat di AS (Uni Eropa punya 126, Jepang 108). Dan perusahaan multinasional tumbuh lebih cepat di luar AS, khususnya Jepang, Mexico, dan Brazil.

Halaman yang Dibaca 100 Kali Lebih
Anda barangkali ingin tahu berapa kali situs ini dikunjungi dan artikel mana saja yang dibaca. Saya ingin berbagi data statistik situs ini yang direkam Geocities. Total pengunjung situs ini hingga hari ini mencapai 15.832 kali kunjungan. Dan, halaman-halaman yang dibaca lebih dari 100 kali adalah sebagai berikut (angka di sebelahnya menunjukkan frekuensi kunjungan):

Tinggalkan Rumah Batu, Kembali ke Kayu
Hasil peninjauan pakar bangunan tahan gempa dan pendiri Asosiasi Ahli Gempa Indonesia, Teddy Boen, ke Nabire, Papua, pascagempa di daerah itu menunjukkan bahwa rumah yang rusak akibat gempa hanya 45 persen. Kebanyakan rumah tembok yang tidak memenuhi teknis konstruksi. Sedangkan yang tidak mengalami kerusakan justru rumah tradisional dari kayu. Kondisi serupa ia jumpai hampir di semua wilayah di Indonesia yang dilanda gempa hebat, termasuk Alor, Nusa Tenggara Timur. "Ini menunjukkan rumah tradisional sebagai warisan intelektual nenek moyang lebih teruji," kata Teddy.

Kini gempa dan tsunami melanda Aceh dan Nias, Sumatera Utara dengan ribuan korban telah jatuh. Kita belum tahu rumah macam apa yang selamat. Namun, kita pemerintah dan warga di kawasan yang sering mengalami gempa patut mempertimbangkan untuk meninggalkan rumah batu dan kembali ke rumah kayu tahan gempa seperti rumah tahan gempa di Bengkulu rancangan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi. Bila perlu pemerintah hanya mengijinkan rumah-rumah tahan gempa dibangun di kawasan rentan gempa. Namun, pemerintah juga wajib membangun infrastruktur untuk mengantisipasinya, misalnya membangun jalur evakuasi dan tempat-tempat perlindungan yang aman (perlindungan bawah tanah?). Dengan kata lain, sebuah kawasan rentan gempa seharusnya sudah sejak dini dirancang menghadapi bencana alam itu secara komprehensif. Bencana yang tidak diantisipasi adalah kebebalan yang tak termaafkan.


Target Moore: Industri Farmasi
Setelah mengguncang dunia dan membuat George Bush kebakaran jenggot dengan Fahrenheit 9/11, kini Michael Moore mengintai industri farmasi Amerika. Sejumlah perusahaan farmasi mulai cemas dan membuat memo internal bagi karyawannya agar hati-hati terhadap lelaki betopi baseball itu. "We ran a story in our online newspaper saying Moore is embarking on a documentary and if you see a scruffy guy in a baseball cap, you'll know who it is," kata Stephen Lederer, juru bicara Pfizer Global Research and Development.

Beremas/Bermaafan
Pucuk pauh delima lah batu
Anak sembilan tangan di tapak lah tangan
Tuan lah jauh negeri yang satu
Hilang di mata di hati lah jangan
Lepas bermas beremas lah pula
Emas sekupang dibagi lah lima
Lepas bermaaf bermaaf lah pula
Maaf lah seorang bermaaf lah semuanya
Mohon maaf lahir batin.
Tabik.

Senin (4/10/2004) sore itu, Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (profil) - Jusuf Kalla (profil) sebagai pemenang pemilu dan menetapkan keduanya sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Sementara, situasi di sekitar Jalan Kebagusan IV No. 45, kediaman Presiden Megawati, ramai dihadiri para wartawan yang menunggu pernyataan Mega. Tak ada pernyataan hingga keesokan harinya. Tapi, semuanya berjalan tenang, tanpa gejolak, meski jauh hari sejumlah orang berpikir akan terjadi gejolak hebat bila Mega kalah. Suatu keadaan yang jauh berbeda kala Gus Dur "dijatuhkan" oleh MPR pada Senin (23/7/2001). Saya mencatat kejatuhan itu dalam sebuah fitur pendek "Malam Terpanjang di Dunia".

Don't Cry
Aku menulis bagian ini di pagi buta sambil mendengar jeritan Dont Cry-nya Guns 'N Roses: Ah, hampir setengah tahun situs ini tak kusentuh. Banyak yang berubah. Amien Rais tereliminasi di babak pertama Pemilihan Presiden. Gus Dur ngamuk-ngamuk pada KPU. SBY tersenyum, yakin akan terus maju. Mega bakal pusing, nih. Wiranto masih yakin akan melangkah ke babak kedua. Namun, di luar itu, blog-blog personal orang Indonesia telah meramaikan dunia cyber ini. Menyenangkan dan mengasyikkan. Lebih mengasyikkan lagi karena aku menerima sejumlah surat-e yang memuji, mengkritik, dan terutama mendorong agar situs ini tetap eksis. Terima kasih atas perhatian Anda-anda yang--kukenal atau tidak--telah memberiku satu alasan lagi agar situs ini terus diperbaharui. But, karena ketaksempatan, maka baru satu dua file lama yang tak sengaja kutemukan, lalu kuletakkan di sini. Anda bisa mengeceknya di halaman Indeks Isi. Selamat membaca dan tanggapan Anda akan kusambut dengan tangan terbuka. Tabik.

Mata Jahat Kamera
Sepanjang Kamis (12/2) kemarin, nyaris semua media terkecoh oleh Akbar Tanjung. Dengan kecerdasannya, orang nomor satu di Partai Golkar itu memanfaatkan televisi untuk ikut memainkan "politik ruang keluarga" yang dia skenariokan. Mata jahat kamera telah melakukan itu.

Dissenting Opinion Hakim Rahman
Hakim agung memutuskan mengabulkan permohonan kasasi Akbar Tandjung dalam kasus penyelewengan dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 40 miliar untuk program raskin pada Kamis (12/2/2004). Tapi, putusan itu lonjong, karena hakim Abdul Rahman Saleh berbeda pendapat dan mengajukan dissenting opinion, di antaranya "Akbar terbukti melakukan perbuatan tercela karena tidak bisa menunjukkan usaha minimum yang pantas untuk melindungi uang negara sebesar Rp 40 miliar yang telah dipercayakan presiden kepadanya, juga untuk berkoordinasi dengan menteri terkait."

Siapa Takut Golput?
Argumen tentang kemungkinan kenaikan suara golput pada pemilu akan datang hanya dapat diterima bila kita mengandaikan bahwa dalam kurun waktu yang sangat pendek menyusul jatuhnya rezim Orde Baru kita berhasil mentransformasikan sistem politik Indonesia menjadi sistem politik rasional yang berkembang di atas basis kelas sosial yang "tebal" dan "independen". Argumen itu tidak memiliki pijakan teoritis dan empiris yang kokoh. Maka, hal itu tidak dapat dijadikan dasar untuk membuat perhitungan tentang apa yang akan terjadi pada Pemilu 2004. Itu kata Nasikun, dosen Sosiologi FISIPOL dan Ketua Divisi Penelitian Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM.

Menumpulkan Logika Publik
Isu kolor ijo yang cukup menghebohkan, tayangan-tayangan televisi yang tidak rasional, serta klaim yang menyatakan bahwa masyarakat kini merindukan masa-masa Orde Baru adalah sisi lain dari upaya sistematis untuk menumpulkan logika publik. Celakanya, kalangan terdidik yang duduk pada lembaga-lembaga strategis justru ikut memelihara dan memanfaatkan situasi tersebut.

Demokrasi Tanpa Demokrat
Sosiolog Ralf Dahrendorf dalam artikel Democracy Without Democrats menilai definisi Popper tentang demokrasi tidaklah membantu ketika ia berhadapan dengan pertanyaan apa jadinya jika yang digusur dari kekuasaan percaya akan demokrasi, sedangkan mereka yang menggantikannya tidak? Apa jadinya, dengan kata lain, jika orang-orang "yang salah" terpilih?.

Membunuh Freud
Dengan Interpretation of Dreams, Freud telah menarik sains jatuh ke dalam lenggangan mistiknya. Yap, kemenangan Freud telah menjadi bencana. Psikonalisa telah mensubversi hakikat rasionalitas Barat, mengganti sebuah wacana haram jadah bagi konvensi dialog yang menghargai fakta yang dipelihara peradaban sejak Socrates. Todd Dufresne mencoba mengidentifikasi ekses pascastrukturalisme dan pascamodernisme dalam Killing Freud: 20th-century culture and the death of psychoanalysis.

Kutukan Diah Ayu
Itu hari paling kelabu dalam sejarah kolonial. 142 orang Belanda totok mati dalam sehari pada 1878. Pelakunya Diah Ayu si tukang masak. Surat kabar saat itu hanya melaporkan mengenai "kematian-kematian wajar yang mencurigakan" di sekitar Batavia. Itulah Kutukan Dapur kata Eka Kurniawan.

Michael Crichton, Alien, dan Pemanasan Global
Crichton, pengarang yang mengunyah sushi ketika menulis Jurassic Park, menggali sejarah pengetahuan manusia tentang mahluk asing (alien) dan dengan sangat serius membuktikan bahwa alien adalah penyebab pemanasan global. Nggak percaya, baca saja kuliahnya di Caltech Michelin Lecture, 17 Januari 2003.

Kisah Pesulap India yang Menegakkan Seutas Tali
Pernah dengar cerita ini: seorang fakir India menyulap seutas tali jadi tegak menuju langit di udara hingga tak terlihat. Lalu seorang bocah 6 tahunan memanjat "tiang" tali itu hingga 30-40 kaki dari tanah. Tak lama kemudian, tali itu lenyap. Cerita itu dikisahkan oleh sepasang wisatawan Amerika yang baru kembali dari India dan dimuat di Chicago Daily Tribune, 8 Agustus 1890. Beberapa bulan kemudian, editor koran itu baru menyadari bahwa cerita itu bohong dan dua wisatawan itu tak pernah ada. Tapi, telat, cerita itu terlanjur dicetak di koran-koran dan jurnal di seluruh dunia. Anda barangkali satu dari jutaan orang yang mempercayainya, bukan? Cerita itu dibongkar Peter Lamont dalam bukunya, The Rise of the Indian Rope Trick.

The Man Behind The Mall
Seperti Freud, arsitek Victor Gruen (1903-1980) adalah Yahudi sekular yang melarikan diri dari Vienna menghindari Nazi. Bedanya, Gruen--dulu bernama Victor Grünbaum--berurusan dengan arsitektur dan mengubah lanskap Amerika dengan bangunan ciptaannya. Dia adalah bapak mall modern dengan gagasan untuk menjadikan mall sebagai substitusi pusat kota. Tapi, pragmatisme ekonomi mengubah mall jadi raksasa ganjil di tengah kota. Hmmm, tapi dia punya banyak gagasan lain, di antaranya melarang mobil berkeliaran di jalan-jalan utama kota. Mungkin rada mirip dengan gagasan Sutiyoso bikin aturan 3 in 1 di Jalan Sudirman demi busway impiannya.

Yang Ter- Tahun Ini
Ada banyak hal yang perlu dicatat dari dunia tahun ini. Sebagian yang terbaik bisa dilihat di Year In Review.

Hitler Sebagai Hausfrau
Begini dia melayani tamunya. Kala para tamu tiba di Berghof, tempat peristirahatan sang Fuhrer, para tamu sering heran menemukan Hitler sendiri yang menyambut mereka sebagai hausfrau. "Dia selalu peduli dengan kesehatan mereka dan siap dengan nasihat medis dan nutrisi... bir, anggur, dan liquor," tulis Jesse Browner dalam The Duchess Who Wouldn't Sit Down: An Informal History of Hospitality. Sang Fuhrer tak cuma menawarkan kepada tamunya dua menu--satu vegetarian, yang lain tidak--dia juga menyediakan setiap ruang tamunya dengan kitab Mein Kampf dan gambar porno Prancis.

Het Spijt Me
Bagaimana Anda mengatakan "maafkan saya" kepada orang berbahasa lain dari Anda. Orang Cina mengenalnya sebagai "Zhen bao qian", orang Belanda "Het spijt me", orang Jepang "Gomen nasai". Kini Donnell Library Center berbaik hati menyusun World Languages Collection Useful Expressions and Greetings in 26 languages, kecuali bahasa Indonesia :(.

Kolom Terpendek di Dunia?
Hari ini Guinness Book of World Records mencapai penjualannya yang ke-100 juta eksemplar. Untuk memperingatinya, kolumnis The Washington Post Magazine Gene Weingarten berusaha memasukkan dirinya ke buku rekor dunia itu dengan berita koran terpendek yang pernah ditulis (the shortest bylined newspaper story ever written). Judul beritanya "Guinness Record Book Today Celebrates 100 Millionth Sale" yang dimuat di halaman C01 Washington Post hari ini dan berisi satu kata teks saja: Yay. Silahkan baca kolomnya.

The Dark Side of Mel Gibson
Mel adalah superstar paling mapan di Hollywood. Ia marah ketika The New York Times Magazine mewawancarai ayahnya, Hutton Gibson, sisi gelap dari seorang pesohor. Hutton dilukiskan sebagai veteran yang percaya bahwa John Paul II bukan katolik, holocaust tak pernah terjadi, dan ide evolusi cuma main-main. Juga, Hutton suka baca novel detektif. Begitulah gambarannya di HoustonPress.

McDonald's dan McJob
CEO McDonald's Jim Cantalupo memprotes istilah "McJob" dalam edisi mutakhir Merriam-Webster's Collegiate Dictionary yang mendefinisikan istilah itu sebagai "pekerjaan dengan gaji rendah dan mati karir" (low paying and dead-end work). Istilah itu sangat mirip dengan McJOBS, program pelatihan perusahaan itu untuk memberdayakan orang secara mental dan fisik.

Surat-E kepada L.M.
Ah, kamu
Telah kukirim semiliar cahaya
kunang ke haribanmu
Semuanya tak kembali, tak berkabar...
Apatah yang sesungguhnya terjadi di balik tabir mentari?

Saya punya utang untuk menyajikan sejumlah karya yang telah dikirim oleh kawan-kawan pecinta sastra. Saya sebenarnya juga cukup lama menyimpan sejumlah artikel seni yang saya dan kawan-kawan saya tulis dan direncanakan untuk disajikan di sini tapi selalu tertunda. Maka setelah mengkoversikannya ke HTML, semua artikel itu siap dibaca sekarang. Tak diduga ternyata artikel itu mencapai hampir 60 artikel, sehingga tak mungkin ringkasan isinya disajikan di sini satu per satu. Anda dapat menelusurinya dengan melihat Indeks Isi situs ini. Selain itu halaman Trivia dipecah dalam beberapa kategori dan juga ada penambahan informasi. Selamat membaca.

Mesin Peramal Lagu Top
Lagu-lagu yang masuk deretan teratas tangga lagu semacam Billboard memiliki suatu formula matematika. Kini formula itu dipakai untuk sebuah program yang disebut Hit Song Science (HSS) yang konon telah meramal dengan tepat keberhasilan lagu jazz Norah Jones berbulan-bulan sebelum lagu itu masuk tangga lagu puncak Inggris dan memenangi delapan Grammy. HSS, produksi perusahaan Spanyol, Polyphonic HMI di Barcelona, mencari kesesuaian suatu lagu dengan lagu-lagu terkenal. Setiap lagu dibacanya melaui satu set penyaring sinyal yang mengidentifikasi dan membandingkan dengan selusin lebih pola musikal.

Meninggalnya A.A. Navis
Ali Akbar Navis (79), Sabtu dini hari, sekitar pukul 05.00 WIB, di RS Yos Sudarso Padang, akibat penyakit paru-paru. Pria kelahiran Padangpanjang, Sumatera Barat, 17 November 1924, itu terkenal lewat cerpen, "Robohnya Surau Kami", di Horison yang mendapat penghargaan sebagai cerpen terbaik pada 1995. Buku pertama Navis adalah kumpulan cerpen dengan judul cerpen tersebut pada 1956. Lulusan INS Kayutanam 1943 ini juga menulis buku Cerita Rakyat Sumatera Barat 2 dan sejumlah artikel budaya. Dia menerima sejumlah penghargaan, seperti dari Radio Nedherland untuk cerpen "Jodoh" pada sayembara cerpen Kincir Emas (1975), Hadiah Seni dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1992), Anugerah SEA Award dari Kerajaan Thailand (1992), Anugerah Buku Utama dari UNESCO (1999) atas buku "Cerita Rakyat Sumatera Barat 2", dan Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah RI (2002). Obituari.

Ilustrator Kentardjo Wafat
Perupa otodidak Kentardjo, 82 tahun, wafat pada Sabtu, 8 Maret pukul 05.00 di Panti Wredha Abiyasa, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Dia ilustrator pertama yang menciptakan prototipe Mahesa Jenar dalam cerbung Nagasasra dan Sabuk Inten karya SH Mintardja di Kedaulatan Rakyat dan cerita buku yang diterbitkan PT BP Kedaulatan Rakyat. Dia juga menggarap ilustrasi cerbung Suramnya Bayang-bayang dan Api di Bukit Menoreh. Perupa seangkatan Affandi dan Soedjojono ini mulai aktif sebagai pegrafis pada majalah Panjebar Semangat, Surabaya, pada 1938. beritanya.

Sejumlah penyair yang aktif di berbagai milis sastra bersepakat membikin petisi antiperang sebagai sikap terhadap ancaman dan kini serangan Amerika Serikat ke Irak. Make Poems, Not War! Anda dapat membaca petisi dalam bahasa Indonesia dan Inggris atau turut angkat bicara di forum Against the War.

In Memoriam Hildawati
Jumat, 17 Januari 2003 pukul 21.20 WIB, keramikus Hildawati Soemantri meninggal di RS Darmais Jakarta karena kanker. Dia telah membuat tonggak bersejarah dalam seni modern Indonesia ketika memperkenalkan seni instalasi pada 1976. Jim Supangkat mengenangnya sebagai "perupa Indonesia pertama yang menempatkan seni keramik sebagai media ungkapan". In memoriam.

The Hulk Skin untuk YM
download The Hulk skin Bagi para pengguna Yahoo! Messenger, saya membikin dua kulit penghias messenger (YM skin) itu dengan tema The Hulk dan Laetitia Casta untuk komputer berbasis Windows. Di kedua alamat itu tersedia skin dalam format zip dan exe untuk didownload. Tentang cara penggunaannya bisa dibaca di Yahoo Messenger Help.



Lihat siapa pengunjung situs ini.