
“Who am I ?, r u sure u wanna know, I'm……” masih ingat dialog di atas. Kalau Anda mengira dialog diambil dari MI-2, Anda salah !, kalau Anda mengira di ambil dari film Pembalasan SI Pitung, Anda lebih-lebih salah !. Kalau anda mengira di ambil dari serial boneka si unyil, wah gawat nih !.
Setelah 2 tahun lamanya kita menunggu, akhirnya mimpi kita untuk untuk menyaksikan aksi seru sang manusia laba-laba ini, Peter Parker, terkabul juga. Setelah meraup keuntungan lebih dari 500 juta US $. Kini perusahan pembuat film raksasa Hollywood, Columbia Picture, kembali mencoba peruntungannya lewat Spider-man 2. Tak tanggung-tanggung. Biaya biaya pembuatan film aksi ini mencapai 240 juta US $, melebihi rekor Titanic.
Film ini masih diperankan oleh Tobey Maguire sebagai Peter Parker/Spider-man. Sebenarnya, hampir saja Tobey batal membintangi film ini akibat cedera yang dialaminya pada waktu syuting film Sea Biscuit. (kaya pemain bola aja !). Tetapi karena Tobey yang sudah terlanjur cinta dengan perannya di film itu (bagaimana tidak, bayarannya besar koq). Sekarang malah ia dikontrak oleh Columbia Picture untuk film Spider-man 3 (Wah !, kayak AFI saja nih). Perubahan besar dalam film ini adalah William Dafoe sudah tidak main lagi (ya jellas dong, kan Green Goblin-nya udah di musnahkan ama si Spidey). Yang jelas film sekuel ini pasti ditandai oleh kemunculan karakter baru (Dr. Octopus), perpanjangan cerita, dan umur karakternya sudah semakin tua (bila pada film pertama Peter masih SMA, dalam film ini ia sudah kuliah). Selain itu, film ini tetap disutradarai oleh Sam Raimi (Tidak berhubungan keluarga dengan Sam Ratulangi). Oh ya, sorry, aq ga' bisa bercerita panjang lebar tentang film ini, soalnya aq belom nonton pada waktu tulisan ini di posting. Tapi kayaknya bajakannya udah beredar tuh. upps. Masih ingat dialog ini? “In every search of a hero, there must be an evil, that hero required”. Kalau jawaban Anda Spider-man, lagi-lagi Anda salah, soalnya dialog ini diambil dari film Mission Imposible 2.
Oh ya, kita berharap saja, film ini tidak se-klise film pertamanya. Dalam film pertama itu, tangan Spider-man menyemprotkan jaring benang ke puncak-puncak skycrapper. Lalu berayun-ayun bak Tarzan. Meskipun tak bisa terbang dengan cara itulah, ia memiliki kecepatan yang luar biasa. Sayangnya efek khusus dalam film ini menampilkan adegan tersebut bag adekan game Duke Nukem. Lentingan sang laba-laba dari satu gedung ke gedung yang lain hanya permainan komputer. Efek khusus tak bisa mencapai seperti dalam film silat Crouching Tiger Hidden Dragon, yang menyajikan sebuah “adegan terbang” dan melenting yang alamiah seperti melawan gravitasi.
Selain itu, sutradara tidak bisa mempertahan segi realisme cerita. Penduduk kota NY tak tampak terkejut saat Spider-Man bergelantungan membuat heboh kota . Munculnya Green Goblin, musuh Spider-man, menyebabkan semakin kartunik. Kostum sosok ini berbentuk reptil zirah besi. Ia terbang mengenakan piringan jet. Hanya anak-anak yang akan merasa takut dengan adegan ini, sementara penonton dewasa akan geli sendiri. Green Goblin adalah ilmuwan berkepribadian ganda ibarat sosok dual Dr. Jeckyl dan Mr. Hyde dalam novel karya Robert L Stevenson itu. Ia hanya salah satu dari musuh Spider-man. Musuh lainnya adalah Kingpin, Vulture, Electro, Sandman, Mysterio, Dr. Octopus (akan kita jumpai di film Spider-man 2), Kraven the Hunter, Scorpion, Rhino, venom, dan Carnage. Jadi bila kita hitung karakter musuh Spider-man di atas, jumlahnya 12, so, kemungkinan film Spider-Man akan memiliki 12 seri. Bujug buneng, buanyek amir.
Sesungguhnya Green Goblin baru muncul di komik dua tahun setelah kelahiran Spider-man. M.J. baru muncul du bulan Juni 1965. Dalam film, semua itu digabung, sehingga menyalahi skenario awal dari komik Spider-man. Green Goblin adalah Norman Osborn, ayah Harry Osborn. Adapun M.J.,perempuan yang dilirik Peter parker, pacar harry Osborn. Sebuah rangkaian yang klise, karena sudah ketahuan akhirnya. Apalagi ketika M.J. ditampilkan hendak jatuh dari ketinggian, tetapi kemudian diselamatkan oleh Spider-man. Aduh, mak! Sebuah hiburan yang dangkal.
Lalu kenapa majalah terkemuka Time memberikan porsi begitu besar untuk film ini, bahkan menjadikannya sebagai sampul muka? Apalagi majalah ini juga tidak menyinggung Steve Dikto –kreator Spider-man- yang konon tidak pernah menerima royalti Spider-man, lantaran selama ini dianggap hanya ko-kreator oleh Stan lee.
Bila Spider-man di adegan penutup dilibatkan termangu nongkrong di atas Empire State Building berpegang pada tiang bendera AS, itu bukan ingin merenungi nasib sial penciptanya. Seperti dalam film Superman, sang pembasmi kejahatan hanya ingin menunjukkan kebanggan Star and Stripes. Klise, Bung!
:: KRONIK ::
Akademi Fantasi Presiden: Menuju Puncak Kekuasaan
Mengapa manusia harus menghancurkan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan?
Perang Dua Jendral: Wiranto Circle vs Klenik SBY
Partai Seks Komersil
Kado Ulang Tahunku
Spiderleo
Jazz, Santana dan Tentangmu
Malam Absurd
On store now, Limited Edition
Duhai Islamku
Kabarmu di Surga
KPI, Kontes Presiden Indonesia 
Spider-Man 2. Masihkah Klise? 