005
Tamparan Illahi
Post By : Martias Oyonk
Tamparan Illahi
“ Allah Swt berfirman didalam Al Quran surat Al Anfaal
ayat 25 “ Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan
yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja
diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksa-Nya”. Memahami ayat Al Quran diatas
mengingatkan kita pada serentetan musibah dan bencana
alam yang datang tiada henti akhir-akhir ini.
Kedatanganya pun tidak memandang waktu dan tempat bahkan
dikatakan tidak menimpa orang-orang yang zalim,ingkar
dan kafir saja. Jelas hal ini sangat menakutkan kita
semua apalagi hidup ditengah masyarakat yang majemuk dan
heterogen serta perbedaan yang beragam termasuk
perbedaan aliran kepercayaan (agama),social budaya dsb,
ditambah dengan semakin bebas berkembangnya
budaya-budaya luar yang semakin memperparah akhlak anak
bangsa. Mungkinkah Allah yang memiliki semuanya sudah
murka ? atau alam yang kita diami ini sudah tidak
inginkan keberadaan kita lagi ? lantaran muak melihat
tingkah pola kita.
Coba, kita mundurkan pikiran
sesaat,tentang hari-hari yang telah kita lalui,tentang
kelestarian alam yang telah kita rusak,tentang perintah
Allah yang sering kita lalaikan bahkan kita lupakan
dengan sengaja. Sehingga musibah dan bencana yang
menghentakan kita semua akan dapat membawa kita pada
kesadaran dan keinsyafan, serta selalu melakukan
introspeksi diri,sadar diri bahwa kita ini adalah kecil
dimata Allah dan hanya Allahlah yang maha besar dan maha
perkasa.
Masih segar dalam alam pikiran kita bagaimana dahsyatnya goncangan
gempa yang memicu gelombang pasang yang diistilahkan
dengan Tsunami ( Tuhan Suruh Umat NAbi
Muhammad Insyaf ) meluluhlantakan bumi serambi mekah
akhir tahun 2004 lalu. Yang telah merugikan dan
menghancurkan perekonomian serta sendi-sendi kehidupan
masyarakat Aceh, Nias dan negara-negara Asia
lainya, bahkan tidak sedikit menelan korban nyawa
anak-anak dan orang tua.
Dan, beberapa minggu yang lalu
kita kembali dikejutkan oleh bencana alam yang kesekian
kalinya,korban nyawa berjatuhan lagi,perkampungan
penduduk luluh lantak lagi,laut yang seharusnya
bersahabat dengan alam dan manusia kini bergejolak lagi
( Tsunami ). Ujian Allah buat manusia beriman
diberikan lagi,serta tamparan Illahi untuk
manusia-manusia zalim,sombong,munafik dan bergelimang
dosa lainya divoniskan lagi.
Hal ini kalau kita
perhatikan tak obahnya seperti gambaran kiamat dimana
manusia saling menyelamatkan diri masing-masing dalam
situasi kecemasan dari ketakutan yang amat sangat.
Merujuk dari sumber autentiknya Al Quran yang telah
mengajarkan bahwa setiap perbuatan atau amal ibadah
harus disertai dengan iman, tampa keimanan maka semua
amalanya tersebut akan sia-sia,karena keimanan ini
hakikatnya memerintahkan untuk mempercayai,meyakini atau
memahami apa-apa yang menjadi perintah dan larangan
Allah.
Begitu juga halnya,belum sempurna nilai keimanan
seseorang ketika terlontar dari mulutnya” saya beriman
pada Allah” sebelum ia membuktikan keimanannya,dengan
ujian yang diberikan Allah dalam bentuk kesusahan maupun
kesenangan. Hal ini telah difirmankan Allah Swt dalam Qs
Al Ankabut-2 “ Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan “ kami telah
beriman”,sedangkan mereka tidak diuji lagi ? “.
Banyak sudah bentuk ujian keimanan yang diberikan pada
manusia,ujian itu ada yang berbentuk kegembiraan ada
juga berbentuk kesedihan maupun kesusahan. Dalam hal
inilah manusia sering lupa,kalau sudah mendapatkan
kesenangan/keuntungan sangat mudahnya melupakan Allah.
Sampai datang masa kesusahan dan keburukan,dan tidak
menyadari bahwa kematian dan kehidupan ini adalah ujian.
Bahkan Islam memandang jalur-jalur kehidupan ini adalah
ujian. Berfirman Allah dalam Qs Al Anbiyaa-35 “
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya ). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan.” Jadi,kalau kemaren,hari
ini,besok atau lusa kita masih diberikan kesempatan
untuk bernafas oleh Allah, yang disertai dengan
kegembiraan maupun tetesan air mata akibat kehilangan
saudara,ibu atau bapak juga harta benda itu adalah ujian
dari-Nya.
Setiap musibah maupun bencana yang telah atau yang akan terjadi,
semuanya tak luput dari Iradat Allah. Itulah karakter
Allah,berbuat berdasarkan Iradat-Nya. Sementara manusia
sekuat dan selemah apapun, sebodoh dan sepintar
apapun,sekaya dan semiskin apapun hanya diberikannya
kesanggupan untuk merencanakan(memplaningkan) sesuatu
hal.
Sedangkan keputusan mutlaknya tetap milik Allah
yang berdasarkan kehendak-Nya tadi. Namun,hal ini
setidaknya dapat kita cegah terjadinya dengan menegakan
kalimat Tauhid, memperbanyak amal ibadah,saling
bahu-membahu didalam beramar makruf dan bernahi
mungkar,sehingga rahmat,nikmat dan karunia Allah selalu
menaungi kehidupan ini dengan banyak mengingat kebesaran
Allah Ta’alla. “ (Yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah,hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi
tentram” orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh,bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang
baik “. ( Qs Ar Ra’d – 28). Ditegaskan lagi oleh
Allah dalam Qs Al A’raf – 56 yang intinya adalah
mengecam manusia-manusia yang sudah ketagihan melakukan
kerusakan dimuka bumi ini,yang telah mengundang berbagai
macam musibah dan bencana alam,baik yang terjadi
didaratan maupun dilautan.
Musibah adalah ujian dari Allah bagi mereka yang beriman dan
bertaqwa yang namanya ujian tentulah tidak mudah. Bahkan
didalam Al Quran sendiri Allah akan menguji setiap
pribadi hamba dengan berbagai bentuk ujian. Yang
bertujuan untuk mengetahui apakah manusia itu
benar-benar telah beriman atau hanya berpura-pura
beriman (munafik).
Seorang yang beriman pada Allah tentu
akan beriman pula kepada segala sesuatu yang datang/didatangkan
dari Allah Swt. Hal seperti inilah yang akan melahirkan
bentuk-bentuk amalan shalehah,sebagai perwujudan bahwa
ia meimplementasikan apa-apa yang diperintahkan-Nya dan
meninggalkan seluruh larangan-Nya. Selain berbentuk
ujian musibah dan bencana yang kita lihat dan rasakan
sekarang ini,yang ditimpakan Allah pada umat manusia.
Ada juga yang bertujuan untuk mengazab manusia-manusia
zalim ,sesat, sombong, munafik yang suka mengingkari
petunjuk yang diberikan Allah Swt.
Melalui ayat-ayat suci Al Quran dan hadis Rasulullah Saw,kita bias
mengutip suatu iktibar, yang banyak menceritakan apa
penyebab mundur dan hancurnya suatu kaum.Yang umumnya
mereka semua menyimpang dari aturan Illahi tersebut yang
diusung oleh para utusan Allah (para Rasul). Dizaman
sekarang inipun kaum-kaum dan kelompok-kelompok yang
diceritakan Al Quran telah nampak. Akhlak manusia sudah
banyak yang tidak sesuai lagi dengan ajaran Islam.
Mahasiswa dan pelajar yang gemar tawuran dengan nafsu
mengahabisi lawan,tawuran antar warga, perang antar
suku,manipulasi data,memberi atau menerima
suap, penyalahgunaan narkoba, pemerkosaan anak dibawah
umur, seks bebas, aborsi, perjudian, mengkhianati amanah,
penipu yang bebas berkeliaran,pornografi-pornoaksi yang
selalu dipertentangkan, anak membunuh orang
tuanya, bahkan guru menodai anak muridnya, penjualan
anak-anak dan wanita serta berbagai prilaku penghalalan
segala cara untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau
kelompok tertentu dengan melakukan Korupsi,Kolusi maupun
Nepotisme. Dan prilaku-prilaku seperti ini yang sering
mengundang murka Allah.
Padahal, menurut Islam manusia
diciptakan atas kehendak Allah. Oleh karena itu,
sifat-sifat kodrati dan fitrah manusia semestinya harus
melekat pada diri setiap individu itu. Dan salah satu
sifat kodrati dan fitrah manusia itu adalah Akhlak Mulia
(Akhlakul Karimah). Hal inilah yang sekarang ini dan
entah sampai kapan berangsur-angsur mulai terkikis dalam
diri manusia itu. Sehingga tindak tanduk dari manusia
itu banyak yang berlandaskan hanya pada hawa nafsu
belaka,seolah-olah manusia itu telah menjadi apa yang
disebut dalam ilmu Sosiologi dengan Homo Homoni Lupus (
manusia itu merupakan srigala bagi manusia lainya ).
Saling memakan.
Sedangakan, anak negeri ini yang seharusnya berada ditempat
pengajian dan dibangku sekolah belajar menuntut
ilmu,akibat kemiskinan yang melilit, mau tidak mau harus
membantu orang tuanya mencari nafkah bekerja di
sawah,diladang bahkan tidak sedikit dari mereka yang
menjadi anak jalanan (anjal) diberbagai kota besar di
negeri ini. Hal ini membuat pemerintah semakin bingung
mengendalikan keadaan ini dan akan terus mencarikan
wacana baru untuk jalan keluarnya. Padahal mereka semua
tidak butuh wacana,yang mereka butuhkan adalah
penghidupan yang layak dalam menjalankan hak dan
kewajiban terhadap diri dan keluarga mereka, semoga
pemerintah kita tidak melupakan akan hal ini. Marilah
kita sama-sama saling mengingatkan akan hal kebenaran
dalam hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara agar
tamparan Illahi yang berbentuk musibah dan bencana yang
datang tiada henti ini diangkat oleh yang maha kuasa
dari bumi pertiwi ini menggantinya dengan kesuburan dan
kemakmuran,kedamaian dan kesejahteraan sebagai
perwujudan dari kemaha adilan sang Khalik. Walla Hu
A’llam.
<<<
Kembali <<<
<<< Saran,
Tanggapan, Komentar Klik Disini >>>
Penulis :
Pengamat Sosial keagamaan Sumatera Barat |