009
Ilmu Mengungguli Amal
Post By : Martias Oyonk
Ilmu Mengungguli Amal
“ Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakanya kepada
para malaikat lalu berfirman “ Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang
benar. “ Mereka menjawab “ maha suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain dari apa yang telah engkau
ajarkan kepada kami,sesungguhnya Engkaulah yang maha
mengetahui lagi maha bijaksana “. ( Qs Al Baqarah 31-32 ).
Dari Abu Hurairah R.a Rasulullah Saw bersabda “
siapa menempuh jalan menuju ilmu pengetahuan,pasti Allah
Swt menyalurkanya jalan menuju sorga,sesungguhnya para
penghuni langit dan bumi serta ikan-ikan dilautan semua
beristiqfar memohonkan ampunan bagi orang alim sebab
orang alim,para ulama,ustad,buya dan lain sebagainya itu
adalah pewaris para Nabiyin”. (Duratun Nasihin).
Firman Allah dan sabda Rasulullah Saw diatas memberikan
informasi betapa penting dan perlunya ilmu pengetahuan
tersebut baik secara umum maupun secara khusus, baik
ilmu pengetahuan untuk diri sendiri maupun untuk
masyarakat luas. Hal ini telah dibuktikan Allah dengan
mengajarkan bermacam-macam nama-nama benda kepada
manusia pertama penyebar ilmu pengetahuan Adam As.
Saking pentingnya akan ilmu pengetahuan tersebut menuju
jalanya saja Allah sudah membalasnya dengan jalan menuju
sorga, apalagi sudah memiliki ilmu pengetahuan yang
tinggi serta senantiasa mengamalkannya untuk kebaikan
bersama, jelas segala kebaikan akan menjalari kehidupan
orang tersebut.
Agama Islam khususnya, mewajibkan umatnya untuk selalu
mengunakan potensi akal pikiranya. Secara logika manusia
yang tidak mau mempergunakan akal pikiranya secara
sempurna dan kontiniu menurut tempat dan ukuranya
sedangkan ia berakal sehat. Dialah yang dinamakan Al
Quran sebagai orang sombong, bodoh bahkan pemalas.
Bahkan Allah Swt sebagai pemberi akal pikiran tersebut
sangat membencinya. Hal ini ditegaskan langsung oleh
Allah Swt didalam Qs Yunus-100 “ Dan tidak ada
seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah,dan
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang yang tidak
mempergunakan akalnya’.
Ayat diatas berindikasikan agar umat manusia khususnya
umat islam, untuk selalu berfikir serta merealisasikan
hal-hal yang bermanfaat untuk agama, masyarakat, bangsa
dan negaranya. Hal inilah yang sudah menjadi kewajiban
yang bagaimanapun ilmu pengetahuan tersebut harus terus
digali dan dipahami serta digunakan sepenuhnya untuk
kepentingan bersama. Tentu saja ilmu pengetahuan yang
berlandaskan moral spiritual yang dalam, dengan terus
memperhatikan gejala-gejala alamiah yang kebanyakan
ditimbulkan oleh penyimpangan atas ilmu pengetahuan
tersebut.. “ Dan apakah mereka tidak
memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala
sesuatu yang diciptakan Allah,dan kemungkinan telah
dekatnya kebinasaan mereka ?. Maka,kepada berita manakah
lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu ? .
Pada hakekatnnya ilmu dan amal bagaikan dua sayap
burung yang saling terkait dan sama-sama membutuhkan.
Agar burung tersebut bias terbang tinggi melayang
melintasi birunya langit kedua sayapnya itu harus sehat
kokoh dan berfungsi dengan baik. Begitu juga ilmu
yang harus dimiliki umat islam harus berlandaskan
akhlak, moral maupun budi pekerti yang luhur.
Namun,Al Quran maupun Hadis Saw memberi penjelasan bahwa
ilmu itu lebih utama dari pada amal.
Akan porakporandalah alam ini apabila ilmu tersebut
tidak dilandasi dengan moral spiritual yang tinggi serta
akhlak yang baik,begitu juga dalam hal beramal kalau
tidak dipayungi oleh ilmu pengetahuan tentang amal
tersebut. Maka,amal yang dikerjakan tersebut tak obahnya
seperti air yang jatuh didaun keladi tak meninggalkan
bekas apa-apa pada pemiliknya sedikitpun. Jelasnya,
ilmu tampa amal spiritual dekat pada
kehancuran,sedangkan amal tampa ilmu pengetahuan dekat
pada kesia-siaan.
Maka dari itu, pendapat yang menyatakan ilmu
lebih utama dari pada amal harus kita dukung bersama,hal
ini berdasarkan pada beberapa faktor menonjol yang
dimiliki ilmu diantaranya . “Ilmu sekalipun tampa
diamalkan,keadaanya akan tetap utuh,sebaliknya amal
tidak bakal terlahir dengan meninggalkan ilmu. Ilmu
sekalipun tidak diamalkan,ia akan bermanfaat bagi
pemiliknya.maka secara harfiahnya amal tidak bakal
bermanfaat dengan mengesampingkan akan ilmunya.
Sebenarnya sifat utama dari amal itu adalah pasif yang
kebanyakan hanya menguntungkan sipemiliknya,sedangkan
ilmu bersifat aktif kreatif menyinari lingkungan
sekitarnya seperti pelita yang menyinari gelapnya alam
pikiran dan melembutkan kerasnya hati. Subhanallah.
Bahkan Rasulullah Saw mengatakan ilmu itu adalah makam
para Nabi “ Ulamaau ummatii ka ambiyaai bani israaill “
Makam ulama umatku bagaikan Nabi-Nabi bangsa Israil “.
Dan ilmu itu adalah sifat Allah,tetapi amal hanya sifat
dari manusia. Tasfir memberi penjelasan bahwa yang
namanya sifat Allah apapun akibat yang ditimbulkanya
baik atau buruk,menguntungkan atau merugikan harus kita
terima dengan ikhlas karena sifat yang ada pada Allah
jauh lebih utama dari sifat yang ada pada makhluk-Nya.
Dikutip dari Hukaima’ setelah ulama hikmah
berfatwa bahwa ilmu itu terdiri atas tiga huruf Ain,
Lam, dan Mim yang masing-masingnya memiliki arti
tersendiri. Ain artinya Illiyyin atau makam tertinggi.
Lam artinya Lathiif yang bermakna halus,tenang atau
pemurah.
Sedangkan huruf Mim berarti Mulk yang
bermakna kerajaan. Sedangkan pengaruh langsung yang
berkonotasi dengan pemiliknya adalah. Ain akan dapat
mengangkat pemiliknya ketingkat derajat tertinggi dan
mulia.
Huruf Lam akan dapat memberi pembinaan pada
pemiliknya berwatak lemah lembut, tenang dan pemurah
serta memiliki jiwa dermawan. Sedangkan huruf Mim dapat
membina pemiliknya berjiwa pemimpin yang arif dan
bijaksana yang senantiasa mendahulukan kepentingan
rakyatnya diatas kepentinga pribadi maupun keluarganya
dan golongan.
Itulah sedikit gambaran nyata tentang keutamaan dan
keunggulan ilmu dari pada amal dengan beberapa faktor
pendukungnya,untuk dijadikan pendorong didalam beramar
makruf dan bernahi mungkar,yang harus dilandasi dengan
prilaku optimis didalam mengejar ilmu pengetahuan yang
bermanfaat guna dijadikan benteng didalam melindungi
amal ibadah kita pada Allah Swt.
Di dalam Qs Taha-114 Allah Swt memperkenalkan dirinya
bahwa hanya dialah Allah raja yang sebenar-benarnya dan
selalu memerintahkan kepada umat Islam untuk mengatakan
( berdoa) Yaa Tuhanku, tambahkanlah kepadaku akan ilmu
pengetahuan (yang bermanfaat). Maka,dengan ayat ini,
nyatalah akan ketinggian dan kemuliaan dari ilmu
pengetahuan itu.
Sekalipun Allah Swt telah mengisikan berbagai macam ilmu
pengetahuan kepada Nabi Muhammad Saw sepenuhnya. Namun,
beliau Saw tidak diperintah mencari tambahan apa-apa
kecuali tambahan ilmu ( Majalisur Abrar). Jelas,
perintah Allah diatas bertujuan untuk senantiasa
menambah akan khasanah ilmu pengetahuan terutama untuk
menjalani kehidupan diakhirat kelak, dengan memperbanyak
ladang amal yang dilandasi ilmu pengetahuan tentang
kehidupan dunia ini maupun akhirat. Hal ini bertujuan
agar amal ibadah yang seantiasa kita tunaikan tidak
hanya sekedar menjadi debu yang berterbangan seperti
yang diceritakan Al Quran Nul Karim. Allah Hu A’llam.
<<<
Kembali <<<
<<< Saran,
Tanggapan, Komentar Klik Disini >>>
Penulis :
Pengamat Sosial keagamaan Sumatera Barat |