Pertempuran KH Noer Yang
Terkenal
Post By : Myrazano
[ 01 ]
KH Noer Alie
Untuk wilayah Bekasi dan sekitarnya KH Noer Alie
sangat gigih melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda sehingga beliau
dikenal dengan julukan "Singa Karawang - Bekasi ". Kisah kepahlawanan KH
Noer Alie telah menginspirasi
seorang pujangga besar Indonesia yaitu Khairil
Anwar untuk menulis karya puisi
" Karawang - Bekasi " yang sangat terkenal itu
Dari sekian banyak pertempuran yang telah
dilakukan, terdapat dua kisah pertempuran yang
memperlihatkan semangat perjuangan dengan
keberanian dan kecerdikan yang telah dilakukan
oleh KH Noer Alie dan perperangan itu berperan
besar dalam kelanjutan kisah perjuangan rakyat
Bekasi yaitu :
1. Pertempuran Sasak
Kapuk
Pada tanggal 29 November 1945 meletus pertempuran
sengit pasukan KH Noer Alie dengan Sekutu
– Inggris di Pondok Ungu seiring gema takbir
dalam kalimat Hizbun Nash berkumandang
bersamaan dengan langkah pasukan rakyat KH Noer
Alie mendesak pasukan Sekutu karena serangan
mendadak pasukan rakyat.
Melihat pasukan sekutu sudah mulai terdesak,
mulai timbul rasa takabur pada pasukannya
sehingga ketika pasukan sekutu mulai berbalik
setelah sekitar satu jam terdesak, pasukan
rakyat berbalik terdesak sampai jembatan Sasak
Kapuk. Pondok Ungu. Bekasi
Melihat kondisi pasukanya yang sudah kocar -
kacir, KH Noer Alie memerintahkan pasukannya
untuk mundur, tapi sebagian pasukannya masih
tetap bertahan sehingga sekitar tiga puluh orang
pasukan Laskar Rakyat gugur dalam pertempuran
tersebut.
2. Peristiwa Rawa
Gede
Untuk menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia
masih eksis, dibeberapa tempat MPHS melakukan
perang urat syaraf. KH Noer Alie memerintahkan
pasukannya bersama masyarakat di Tanjung Karekok,
Rawa Gede dan Karawang untuk membuat
bendera merah – putih ukuran kecil terbuat dari
kertas
Ribuan bendera tersebut lalu ditancapkan di
setiap pohon dan rumah penduduk dengan tujuan
membangkitkan moral rakyat bahwa ditengah –
tengah kekuasaan Belanda masih ada pasukan
Indonesia yang terus melakukan perlawanan.
Aksi herois tersebut membuat Belanda terperangah
dan mengira pemasangan bendera merah-putih
tersebut dilakukan oleh TNI, Belanda langsung
mencari Mayor Lukas Kustaryo, karena tidak
ditemukan Belanda marah dan membantai sekitar
empat ratus orang warga sekitar Rawa Gede.
Pembantaian yang terkenal dalam laporan
De
Exceseen Nota Belanda itu disatu sisi
mengakibatkan terbunuhnya rakyat, namun disisi
lain para para petinggi Belanda dan Indonesia
tersadar bahwa disekitar Karawang, Cikampek,
Bekasi dan Jakarta masih ada kekuatan Indonesia.
Sedangkan citra Belanda kiat terpuruk, karena
telah melakukan pembunuhan keji terhadap
penduduk yang tidak bedosa.
Dari catatan lain ditemukan bahwa pada tahun 1984
KH Noer Alie kedatangan tamu pakar sejarah dari
Belanda yang ditemani oleh seorang penterjemah
dari wartawan koran Pelita
Dari pembicaraan Pakar sejarah dari Belanda
tersebut terkuak bahwa KH Noer Alie, oleh
penjajah Belanda lebih dikenal sebagai Kolenel
Noer Alie
“ Ternyata seorang Kolonel Noer Alie bukan tentara yang
gagah perkasa. Penampilan anda begitu bersahaja.
Bahkan sangat sederhana. Malah pakai kain dan
kopiah putih. Saya takjub dengan jati diri Anda
“
Diarsipkan Dibawah : Artikel K-I-T-A
|