|
BERITA UTAMA WASPADA
KAMIS, 27 AGUSTUS 1998
Staf Ahli Kongres AS Nilai Isu Perkosaan Terlalu Dibesarkan
JAKARTA (Waspada): Sembilan staf ahli Kongres AS menilai, meskipun ada kasus perkosaan yang mungkin terjadi di Indonesia saat kerusuhan pertengahan Mei 1998, namun pemberitaan oleh media massa terhadap isu itu terlalu dibesar-besarkan oleh pihak tertentu.
Demikian antara lain fokus pembicaraan antara Wakil Ketua MPR/DPR Abdul Gafur dengan sembilan staf ahli Kongres AS di Jakarta Rabu (26/8). Selain menanyakan isu perkosaan massal, delegasi Kongres itu juga meminta penjelasan pimpinan DPR/MPR mengenai Sidang Istimewa MPR, Pemilu dan arah reformasi politik, ekonomi dan hukum yang sedang berjalan.
Kepada delegasi Kongres AS, Gafur mengatakan bahwa berita perkosaan massal 'terlalu indah dari rupa'. "Tolong ini dipahami," katanya.
Setelah dijelaskan tentang sumber-sumber berita tersebut, anggota delegasi staf ahli Kongres AS memahami bahwa isu perkosaan itu terlalu dibesarkan, walaupun mengakui kemungkinan kasus perkosaan memang terjadi tetapi tidak massal seperti berita yang mereka terima.
Gafur juga mengatakan, terus terang bahwa kasus perkosaan mungkin saja terjadi saat kerusuhan berlangsung, tetapi jumlahnya tidak seperti yang dipublikasikan oleh pers. Hingga kini tidak ada data akurat yang bisa dijadikan pedoman untuk meyakini bahwa kasus itu benar-benar terjadi secara massal.
Geleng Kepala
Mendengar penjelasan itu, delegasi Kongres AS geleng-geleng kepala. Apalagi sebelumnya mereka telah bertemu dengan Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Marzuki Darusman dan Presiden BJ Habibie selama sekitar dua jam.
Selama ini anggota Kongres AS dan staf ahlinya hanya mendapatkan informasi tentang isu perkosaan massal dari media massa setempat. Namun mereka berubah pikiran setelah mengunjungi dan melihat langsung keadaan Indonesia.
Para staf ahli itu juga merasa heran ternyata pemberitaan itu belum dilandasi data yang akurat.Bahkan hingga mereka tiba di Indonesia untuk menanyakan langsung isu itu, ternyata data tentang perkosaan massal belum ada secara pasti dan akurat.
Mereka mendukung niat DPR RI yang akan membentuk tim investigasi untuk membantu pengusutan isu perkosaan massal. Tim DPR akan bekerjasama dengan TGPF yang telah dibentuk sebelumnya dan kini sedang bekerja.
Karena itu, staf ahli Kongres AS mengharapkan isu itu bisa diselesaikan secara tuntas dan cepat yang didukung data akurat berikut bukti kasus. Staf ahli Kongres akan meminta data hasil pengusutan itu untuk digunakan sebagai salah satu bahan yang disampaikan kepada Kongres. (antara) |