> |
> |
Kampanye 2008
|
> |
Pemerintah |
| |
Perda
|
| |
| | | |
|||||
> |
Kampanye 2007 |
> |
Pemerintah |
| |
| |
| | | |
|||||||
> |
Kampanye 2006 |
> |
| |
| |
| | | |
![]() |
Peringatan Hari HAM Internasional pada 10 Desember 2006 dirayakan oleh berbagai kelompok masyarakat di Indonesia. Untuk pertama kalinya kelompok LGBT menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka juga dapat berjuang untuk hak-haknya. Lepas dari banyaknya kasus kejahatan luar biasa terhadap HAM, seperti pembunuhan aktivis HAM Munir, isu-isu yang lain juga diangkat. Demonstrasi dan orasi dimeriahkan dengan hadirnya musik dan teater jalanan. | |
![]() |
![]() |
|
![]() |
Pada Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2006 Arus Pelangi bergabung dalam gerakan buruh dalam memperingati kebersatuannya dan pada saat yang sama meminta persamaan hak untuk kelompok transgender di pasar perburuhan. Kebanyakan para waria kerap kali didiskriminasikan dalam sektor formal perburuhan – baik dalam sektor publik ataupun swasta-, mereka jarang sekali dapat bertahan dalam satu perkerjaan bahkan kemungkinan tidak direkrut sama sekali. Jika mereka mampu, mereka memilih membuka usaha sendiri; biasanya salon kecantikan. Jika kurang beruntung kadang tidak ada pilihan selain menjadi pekerja seks komersial. Itulah sebabnya waria biasanya dianggap prostitusi. Perlakuan yang setara terhadap kelompok transgender di dunia perburuhan menjadi isu utama bagi Arus Pelangi. Selain melakukan lobby di berbagai level pemerintahan (Departmen Perburuhan), Arus Pelangi juga mencari dukungan dari masyarakat untuk misinya, khususnya di antara gerakan buruh. Pada 1 Mei 2006, ditandai dengan kemunculan pertama kali kelompok transgender dalam gerakan tersebut. |
|
![]() |
![]() |
|
![]() |
Sepanjang tahun 2006 UU Anti Pornografi dan Porno Aksi merupakan UU paling kontroversi yang pernah diajukan oleh partai-partai keagamaan. Bahkan, masyarakat sipil terlambat bereaksi terhadap UU yang diajukan, namun sekali dimunculkan, aliansi budaya, perempuan dan kelompok minoritas yang luas muncul untuk menentang ancaman yang besar terhadap pandangan adanya masyarakat beragam (Pluralisme) yang telah tergambarkan oleh para pendiri bangsa Indonesia. Beberapa demonstrasi besar yang menentang seperti juga para pendukung RUU berperan dalam mengawal RUU. Arus Pelangi selalu berada di garis depan dalam aliansi penentang. Pada demonstrasi 3 Juni 2006 terlihat kekuatan kelompok liberal, pluralist dan toleran di masyarakat Indonesia, yang meyakinkan para pembuat UU untuk sementara menunda RUU karena bertambahnya jumlah anggota parlemen yang menentang RUU. |
|
![]() |
![]() |
|
![]() |
Kelompok LGBT menjadi lebih vokal dalam menuntut posisi mereka dalam keaneka ragaman di Indonesia. Tentunya, hal ini dapat dilakukan di kota metropolitan Jakarta yang selalu punya ruang bagi mereka yang ingin mengekpresikan gaya hidup yang berbeda. Kelompok gay, lesbian dan transgender turun ke jalan dalam kegiatan ini, dan menarik banyak perhatian media. | |
![]() |
![]() |
> |
> |
Kampanye 2008
|
> |
Pemerintah |
| |
Perda
|
| |
| | | |
|||||
> |
Kampanye 2007 |
> |
Pemerintah |
| |
| |
| | | |
|||||||
> |
Kampanye 2006 |
> |
| |
| |
| | | |