Dot Com People

Internet adalah inovasi yang revolusioner. "Ia" merubah tatanan baku yang sebelumnya tak pernah jauh dari batasan tempat, waktu, kultur dan masih banyak lagi. Orang bisa berinteraksi dengan siapapun, kapanpun, dimanapun, tanpa harus berpusing-pusing mengurus biaya yang besar, ancaman fisik maupun non fisik. Meski ada gelombang cracking dan virus yang sering dikabarkan sebagai ancaman, internet seperti butiran atom yang secara perlahan menciptakan lapisan pelindung.

Orang-orang yang lebih suka memanfaatkan sisi positif internet tak pernah berhenti melakukan penyempurnaan. Dalam sebuah seminar tentang internet di Surabaya beberapa waktu lalu, ada pembicara berkesimpulan, "Berarti suatu saat nanti, orang akan melakukan interaksi dengan orang lain, baik untuk urusan organisasi ataupun urusan kerja dan sebagainya, dengan menetap dalam rumah, dan dekat dengan isteri dan anaknya". Bukankah ini mimpi setiap orang? Tetap produktif tapi bisa dekat dengan orang-orang yang dia cintai? Lebih-lebih bila bicara perkembangan teknologi internet yang serba mungkin.

Untuk transfer data, bisa dilakukan dengan email atau website. Untuk komunikasi langsung bisa memanfaatkan fasilitas netphone, chat, netconference atau netmeeting. Ingat kisah seorang laki-laki yang bereksperimen menutup diri dari lingkungan dan hidup hanya dengan internet? Dia mengunci pintu dan memilih tinggal dalam rumah selama satu tahun, tanpa interaksi langsung dengan lingkungan sosialnya. Ia melakukan segala sesuatu dengan fasilitas internet.

Seorang pria Amerika menamakan dirinya dengan sebutan DotComGuy (DCG) memutuskan menetap dalam rumah selama satu tahun. Seperti membuat antitesis proyek Biosphere yang sangat populer itu, DCG tetap bisa melakukan kontak dengan teman. Dia 'hanya' tidak bisa meninggalkan rumah. Beberapa sponsor seperti NetBank.com, PeaPod, Mall.Com, Bizland, Borders Books dan FitLinxx.Com mengirim kebutuhannya yang disampaikan via internet. Satu hal yang membuat eksperimen ini jadi kontroversial, aktifitas sehari-hari yang ia jalani dalam rumah itu direkam dalam webcam dan disiarkan secara langsung lewat DotComGuy.Com. Hanya itu? Tidak. Dia malah meng-update materi web-nya tiap 15 detik!

Lepas dari etika bermasyarakat yang berlaku, sensasi DCG berhasil membuktikan banyak hal. Ia berhasil mengangkat popularitas e-commerce lewat eksperimen yang oleh sebagian orang dinilai tidak manusiawi dan bodoh itu. DCG ingin mengajak masyarakat dunia berpikir, kita bisa berbelanja lewat internet, tanpa bersusah payah keluar rumah, naik kendaraan ke supermarket, pusing cari tempat parkir, berkeliling mencari produk yang kita inginkan, mengambilnya lalu berjalan ke kasir untuk membayar. Kita hanya butuh komputer dengan fasilitas internet dan kartu kredit dengan platform yang cukup.

Melihat laporan yang berhubungan dengan The Millenium Project, biaya yang dibutuhkan satu DCG terbilang cukup irit. Untuk bertahan dalam rumah, DCG membelanjakan uang sebesar 24 dollar AS untuk Januari 2000. Angka ini berlipat dua kali lipat pada bulan kedua. Pada Maret uang yang dibutuhkan jadi 96 dollar AS, begitu seterusnya sampai bulan ke 12. John Vernon, novelis dan dosen Binghamton University, Inggris menulis di Inside.Binghamton.edu, "DCG mengklaim dirinya bisa berhubungan dengan dunia, padahal dia tidak berada dimana-mana, tapi bisa dimana-mana dalam satu langkah". Artinya, pada masa sekarang, perbedaan tempat bukan sebuah persoalan besar. Anda percaya? [Artkel ini pernah dipublikasikan di tabloid e-NET]


daftar artikel

Perang Abadi
Jeffri tergagap. Bagaimana mungkin, gedung perkantoran, plaza, hotel, bank, jalan raya, kendaraan yang lalu lalang di tengah asap knalpot, mendadak raib dan berubah menjadi ladang pembantaian. Ribuan orang berpakaian - astaga!-wayang orang, berjibaku, saling tendang, hajar, sikut, adu pedang, tancap tombak, sabet golok, melahirkan darah dan erang kesakitan.

Antara Robin Hood dan Shawn Fanning
Pernah nonton film Robin Hood? Ya, dia adalah jagoan yang hidup pada abad pertengahan di Inggris. Karena suatu sebab, anak bangsawan ini harus bersembunyi dalam hutan dan bersekutu dengan perompak. Ia juga bersatu dengan kaum pinggiran yang tersingkir dari mahalnya kehidupan kota.

Moralitas dan Kebutuhan Mata
Suzi yang malang. Kapan hari, ia masih leluasa berlenggak-lenggok di kantor. Menyapa teman kerja, satpam, kabag keuangan, office boy sampai boss di ruang direktur.

Mengapa Harus Jakarta?
Mengapa Jakarta masih jadi pusat mimpi? Setiap orang yang ingin sukses dan mewujudkan mimpi, selalu diajak ke Jakarta. Lihat artis-artis dari Bandung, Surabaya atau daerah-daerah luar pulau Jawa, setelah sukses, mereka harus hijarah ke Jakarta.

Filter itu Bernama Akal Sehat
Timothy McVeigh sedang menghitung hari. Lewat proses pengadilan yang berat, McVeigh dinyatakan bersalah atas aksi peledakan bangunan Alferd P Murrah Federal Building di Oklahoma City pada 1995, yang menewaskan sedikitnya 168 orang. Hakim pun tak ragu menjatuhkan hukuman mati. Eksekusi bakal dilakukan 15 Mei mendatang.

Hanya Satu Jalan : Akrabi Internet!
Ada salah satu crew kami bercerita, temannya mau berinteraksi dengan internet gara-gara Iwan Fals. Sejak duduk di bangku SLTP, temannya sudah tergila-gila pada Iwan Fals. Saat kuliah di sebuah PTS Surabaya, ia sudah menghiasi kamarnya dengan koleksi kaset, poster, CD dan lain sebagainya tentang Iwan Fals.

Balada Bocah Seratus Perak
Hampir tiap perempatan jalan kota ini diwarnai pengamen dan pengemis. Ironisnya, sebagian diantara mereka adalah anak-anak.

Cermin Hati di Lampu Remang
Lewat tengah malam yang malas, wajah jalan mulai terasa lengang. Tukang becak dan sopir taksi menepikan sandaran rejekinya, lalu terlelap di jok yang entah berwarna dasar apa. Polisi lalu lintas tak nampak di titik-titik operasi SIM dan STNK. Mungkin mereka sedang butuh istirahat, lelah setelah seharian dihimpit tugas dan kebutuhan hidup yang makin berat.

Dot Com People
Internet adalah inovasi yang revolusioner. "Ia" merubah tatanan baku yang sebelumnya tak pernah jauh dari batasan tempat, waktu, kultur dan masih banyak lagi. Orang bisa berinteraksi dengan siapapun, kapanpun, dimanapun, tanpa harus berpusing-pusing mengurus biaya yang besar, ancaman fisik maupun non fisik.

Ideologi Klakson
Matahari tepat di atas ubun-ubun. Hujan yang biasanya turun deras, siang itu bersembunyi entah di mana. Mungkin sedang ngambek. Mungkin juga sedang ingin menguji, sejauh mana kebutuhan penduduk bumi pada Sang Hujan. Buntutnya, panas datang tiada terkira.

Kontradiksi Hati
Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, Suci selalu mendengar, betapa Indonesia adalah negeri yang kaya, makmur, aman, dan sentosa. Suci juga mendengar, Indonesia punya tanah yang subur. Rakyatnya ramah, murah senyum, dan memiliki toleransi yang mengagumkan.

Mencuri Waktu
Zulkifli duduk gelisah di belakang meja kayu jatinya yang berdiri anggun. Rambutnya tak lagi tersisir dengan rapi, acak-acakan, jadi korban jari-jari tangannya yang terus bergerak. Seperti pikirannya yang diperas untuk memahami sejumlah logika beku, atau matanya yang terus mengikuti baris-baris fakta di berkas kasus yang harus ia tuntaskan.

Mimpi Jadi Superman
Memasuki 100 meter pertama, Roy harus berhadapan dengan lyn bemo yang berhenti mendadak. Tanpa aba-aba yang cukup untuk berbagi waktu dengan akal sehat, sopir lyn itu langsung bergerak ke kiri untuk menjemput penumpang.

Mimpi Kota
Sajak yang bernada putus asa. Tapi Usman, 34, warga Medokan Semampir, dipaksa merasakan setiap saat. Sejak rumah ilegalnya digusur beberapa bulan lalu, ia terpaksa tinggal bersama dua keluarga lain di sebuah rumah darurat. Bulan depan, istrinya hendak melahirkan. Tak terbayang, betapa padat rumah yang ia tempati nanti.

Telkom, Onno dan Internetisasi
Rencana kenaikan tarif telepon sebesar 45,49 persen yang akhirnya disetujui DPR memang mengejutkan. Meski pada waktu yang hampir bebarengan, seabreg barang kebutuhan yang jadi konsumsi wajib sudah lebih dulu naik. Seperti banyak diberitakan media, dalam rapat internal Komisi IV DPR dipimpin Sadjarwo Soekardiman, usulan kenaikan tarif telepon akhirnya bisa dipahami atau disetujui.