HTML Clinik

11

15 PETUNJUK MEMILIH SUAMI

Home

15 Petunjuk memilih Suami

Oleh : Drs. M. Thalib

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

-----------------
11. Bersifat Adil
-----------------

Disebutkan dalam Hadits berikut :

Dari Nu'man bin Basyir ra, bahwa ayahnya membawanya kepada Rasulullah saw,
lalu ia bercerita kepada beliau: "Aku berikan kepada anakku ini salah
seorang budakku untuk dijadikan pelayannya." Rasulullah saw bertanya:
"Apakah semua anakmu engkau beri semacam ini?" Jawabnya: "Tidak."
Rasulullah saw bersabda: "Kalau begitu batalkanlah."
Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah saw bertanya: "Apakah terhadap
semua anakmu kamu berlaku seperti ini?" Jawabnya: "Tidak." Beliau
bersabda: "Takutlah pada Allah; dan berlaku adillah kepada anak-anakmu!"
Ayahku lalu membatalkannya dan dia menarik kembali sedekahnya....(H.R.
Bukhari dan Muslim)

Penjelasan :

Kata adil berasal dari bahasa Arab yang artinya tidak melanggar hak,
menempatkan sesuatu pada tempatnya, lurus dan benar. Adil mencakup
tindakan dan sifat. Tindakan adil yaitu tindakan tanpa merugikan orang
lain, sedangkan sifat adil adalah lurus dalam berbuat dan berfikir serta
pandai mempergunakan sesuatu sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

Dalam hadits di atas disebutkan adanya kasus orang tua yang ingin
memberikan hadiah kepada salah seorang anaknya tanpa memberikan hadiah
yang sama atau senilai kepada anak-anak lainnya. Perbuatan yang dilakukan
Basyir di atas dilarang oleh Rasulullah saw sebab hal itu sama dengan
memperlakukan anak-anaknya secara tidak adil dalam memberikan hadiah.
Dengan tindakan semacam itu hak anak-anak lainnya menjadi dirugikan.

Pentingnya kita mempunyai pasangan yang memiliki sifat adil ialah untuk
menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Orang yang bersifat adil
tidak akan mengurangi hak orang lain dan tidak suka berbuat dzalim kepada
orang lain. Suami dan istri yang selalu menjaga hak masing-masing akan
dapat terhindar dari rasa saling membenci dan mendendam.

Seorang suami perlu berlaku adil dalam memimpin keluarganya atau
menghidupi istrinya. Dalam memberi belanja, misalnya, ia harus dapat
memenuhi kebutuhan istrinya tanpa merugikan kepentingannya dalam
memperolah hak makan, pakaian dan tempat tinggal. Adakalanya seorang suami
berpenghasilan cukup dan karena itu ia berkewajiban untuk mencukupi
kebutuhan istrinya sesuai tingkat penghasilannya. Akan tetapi, sering kali
kita dapati suami yang tidak mau mencukupi kebutuhan makan, pakaian dan
tempat tinggal istrinya sesuai dengan tingkat kemampuan dan penghasilan
suami. Ia berlaku dzalim kepada istrinya dalam memberi belanja.

Supaya kelak dalam membina rumah tangga tidak mengalami perlakukan dzalim
dari suaminya, para perempuan muslim haruslah benar-benar mengetahui bahwa
laki-laki yang hendak menjadi suaminya adalah orang yang adil. Untuk itu,
perlu diadakan penyelidikan dan pengujian terhadap yang bersangkutan. Cara
yang dapat ditempuh antara lain:

1. Menanyakan kepada teman-teman atau tetangga dekatnya dalam pergaulan
dengan mereka ia selalu bertindak adil ataukah terkadang adil, terkadang
curang, atau lebih banyak curang daripada adil atau lebih mementingkan
dirinya sendiri dan suka merugikan orang lain.

2. Mengetes yang bersangkutan dengan beberapa tindakan, misalnya menyuruh
membagikan sumbangan makanan di kampungnya apakah ia mengutamakan teman
dekatnya dan mengabaikan orang lain atau memperlakukan sama.

3. Menyelidiki kebiasaan dan perilakaunya dengan sesama saudara dalam
keluarganya apakah ia orang yang adil ataukah orang yang suka merugikan
kepentingan saudaranya.

Penyelidikan dan pengujian seperti di atas sangat perlu dilakukan oleh
seorang perempuan muslin terhadap laki-laki yang akan menjadi suaminya.
Tujuannya agar keinginan dan cita-citanya untuk membangun rumah tangga
yang dipenuhi suasana sakinah dan penuh kasih sayang dapat tercapai.

Mencapai rumah tangga semacam itu tidak dapat dilakukan sepihak oleh
istri. Ia harus diperjuangkan bersama-sama suami. Untuk itulah, perempuan
muslim harus memperoleh suami yang benar-benar berperilaku dan bersifat
adil. Insya Allah, dengan suami semcam ini ia akan terhindar dari kerugian
dan penderitaan kelak dan mudah-mudahan kehidupan rumah tangganya
benar-benar berjalan di garis yang diridlai oleh Allah.***

.

Disadur dari posting Tuhu Sih Winengku Tuhu.<Winengku@ptsi.siemens.co.id>
dan forward "Syahid Ibrahim" <burn@a-vip.com>