HTML Clinik

4

15 PETUNJUK MEMILIH SUAMI

Home

15 Petunjuk memilih Suami

Oleh : Drs. M. Thalib

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

--------------------------
04. Kuat Semangat Jihadnya
--------------------------

Allah berfirmaan dalam surat Q.S. Ath-Thuur ayat 21 :

"Orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat
dengan apa yang dikerjakannya."

Penjelasan :

Maksud jihad di sini ialah kesungguhan untuk membentengi dan membela
kepentingan Islam dari rongrongan musuh-musuhnya, baik musuh yang sudah
ada sekarang maupun yang akan datang.

Ayat di atas menerangkan bahwa bila orang tua mengutamakan kehidupan agama
dan memperjuangkan dengan gigih sehingga perilakunya benar-benar
berdasarkan pada tuntunan agama Allah, yang bersangkutan pasti akan
mendidik anak-anaknya hidup semacam itu. Orang-orang ini kelak akan Allah
pertemukan menjadi satu keluarga di dalam syurga, sehingga kakek, nenek,
anak, cucu dan cicitnya dapat berkumpul menjadi satu di syurga.

Setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, wajib mempertahankan Islam
dari segala serangan musuh. Bila seorang muslim berdiam diri dalam
menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha melenyapkan Islam, baik yang
dilakukan secara halus maupun kasar, berarti ia tidak peduli dengan jihad
dan tergolong lemah imannya.

Tindakan peduli dengan jihad antara lain menyampaikan dakwah kepada
non-muslim dengan tulisan atau lisan, mengajarkan Islam kepada kaum
muslimin agar lebih menguasai agamanya, menentang rongrongan musuh
terhadap Islam, baik melalui tulisan, lisan maupun fisik.

Adapun tindakan tidak peduli dengan jihad yaitu lebih senang berteman
dengan orang yang suka minum minuman keras, dengan orang yang suka main
perempuan, dengan orang yang suka berjudi dan mengikuti pergaulan bebas
atau melakukan dosa-dosa lainnya. Bahkan dia tidak senang melihat, apalagi
bergaul dengan orang-orang yang tekun beribadah dan suka menegakkan syiar
Islam.

Seseorang yang tidak peduli dengan jihad boleh jadi tetap melakukan
sholat. Akan tetapi, ia melakukannya hanya sebagai kebiasaan yang tertanam
sejak kecil di lingkungan keluarganya, bukan sebagai tanggung jawabnya
kepada Allah dan kesungguhannya untuk menegakkan syiar Islam.

Seorang perempuan muslim tidak akan dapat melaksanakan kewajiban
mempertahankan Islam dari segala macam bentuk serangan musuh Islam jika
berumah tangga dengan suami yang tidak peduli dengan keselamatan agamanya.
Semangatnya untuk menjaga syiar Islam mungkin sekali menjadi lemah karena
suaminya tidak mendukung atau bahkan menentangnya.

Seorang muslimah tidak boleh memilih suami dari laki-laki yang tidak
memiliki semangat jihad karena suami semacam ini sudah pasti hanya akan
merugikan kepentingan akhiratnya. Maksudnya, dengan sikap suami yang tidak
peduli dengan jihad, ia akan terjerumus ke neraka karena tidak berjuang
menegakkan syiar Islam dalam kehidupannya di dunia.

Oleh karena itu, sebelum melangkahkan kakinya untuk membentuk rumah tangga
ia perlu melakukan pembuktian dan pengujian terhadap calon suaminya apakah
memiliki semangat jihad atau tidak. Ini perli dilakukan mengingat sangat
pentingnya peranan suami dalam memelihara dan menyalakan semangatjihad,
terutama di lingkungan keluarganya. Cara yang bisa dilakukan antara lain:

1. Menanyakan kepada teman-teman dekatnya apakah ia suka mengikuti
kegiatan dakwah, mengurus masjid, membantu pengajian, dan lain-lain atau
tidak.

2. mengamati dan mencermati keadaan keluarganya apakah mereka suka
membantu kegiatan dakwah atau tidak.

3. Mengetes yang bersangkutan dengan beberapa kasus pelanggaran atau
pelecehan terhadap agama, apakah yang bersangkutan merasa terpanggil untuk
membela agamanya atau tidak. Ia amati bagaimana sikapnya bila mengetahui
ada masjid dibakar oleh orang non-Islam, misalnya apakah dia diam atau
marah.

Ringkasnya, para perempuan muslim berkewajiban memilih suami yang memiliki
semangat jihad tinggi. Tujuannya agar keluarganya terbentengi dari
berbagai macam kemaksiatan dan kehidupan keagamaannya benar-benar dapat
berjalan dengan baik dan diridlai oleh Allah. Bilamana kepala rumah tangga
memiliki semangat jihad lemah dan apriori terhadap agama, kemungkinan
besar kehidupan keagamaan keluarganya pun akan menjadi lemah. Hal semacam
ini akan merugikan kehidupan akhirat dirinya dan anak-anaknya. ***

.

Disadur dari posting Tuhu Sih Winengku Tuhu.<Winengku@ptsi.siemens.co.id>
dan forward "Syahid Ibrahim" <burn@a-vip.com>