|
----------------------------
06. Taat Kepada Orang Tuanya
----------------------------
Disebutkan dalam Hadits berikut:
Dari Mu'awiyah bin Jahimah, sesungguhnya Jahimah berkata: "Saya datang
kepada Nabi SAW, untuk minta izin kepada beliau guna pergi berjihad,
namun Nabi SAW bertanya: "Apakah kamu masih punya ibu bapak (yang tidak
bisa mengurus dirinya)?". Saya menjawab: "Masih". Beliau bersabda:
"Uruslah mereka, karena syurga ada di bawah telapak kaki mereka"."
(H.R. Thabarani, Hadits hasan)
Disebutkan pula dalam Hadits berikut:
Dari Ibnu 'Umar RA ujarnya: "Rasulullah SAW bersabda: "Berbaktilah
kepada orang tua kalian, niscaya kelak anak-anak kalian berbakti kepada
kalian; dan peliharalah kehormatan (istri-istri orang), niscaya
kehormatan istri-istri kalian terpelihara"." (H.R. Thabarani, Hadits
hasan)
Penjelasan :
Anak yang taat kepada orangtua yaitu anak yang mematuhi perintah orang
tua dan tidak melanggar larangannya selama hal yang diperintahkan atau
yang dilarangnya sesuaidengan syari'at Islam. Anak semacam ini mendapat
jaminan memperoleh keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Hadits pertama menjelaskan bahwa mengurus kepentingan orang tua yang
telah lanjut usia atau sedang sakit lebih utama daripada pergi
berperang melawan musuh-musuh agama.
Ketaatan anak kepada orang tua dalam rangka menjalankan perintah agama
menjadikan mereka ridla. Keridlaan ibu dan bapak kepada anaknya dapat
mengantarkan anaknya masuk syurga kelak di akhirat. Hal ini mem
buktikan bahwa ketaatan anak kepada orang tua atau ibu bapak merupakan
kunci pokok bagi keselamatan anak dalam kehidupannya di dunia dan di
akhirat. Anak yang taat kepada orang tua dapat diharapkan akan bisa
memimpin keluarganya ke jalan yang diridlai oleh Allah.
Hadits kedua menerangkan bahwa seorang anak yang berbakti kepada ibu
bapaknya kelak menjadi orang tua yang ditaati oleh anak-anaknya karena
dia telah memberi teladan kepada anak-anaknya secara konkret dalam
berbakti kepada orang tua. Keteladanannya sangat berpengaruh pada anak
anaknya. Sekalipun anak-anaknya tidak menyaksikan secara angsung ayah
dan ibunya taat kepada orang tuanya, perilaku dan tutur katanya yang
baik selalu menjadi kepribadian mereka. Hal semacam ini menjadi bekal
diri mereka dalam membina rumah tangga.
Anak dapat merasakan pancaran batindari orang tua yang taat kepada
orang tuanya sehingga hal tersebut secara psikologis dirasakan oleh
anak-anaknya, kemudian mendorong mereka untuk taat kepada orang tuanya
juga. Rahasia psikologis semacam ini diungkapkan oleh Rasulullah SAW
dalam hadits di atas sebagai bukti bahwa pengaruhperbuatan shalih
seorang anak terhadap orang tuanya akan dapat berpancar pula pada
anaknya kelak.
Karena pentingnya seorang muslimah mendapatkan suami yang mengerti
tanggung jawab dan taat kepada orang tuanya, hendaklah perempuan
perempuan muslim memperhatikan hal ini. Para perempuan muslim tidak
seharusnya hanya melihat keadaan fisik dan penampilan lahir seorang
laki-laki tanpa mempedulikan sikap dan perilakunya apakah ia orang yang
taat kepada orang tuany ataukah durhaka kepada mereka.
Bila ternyata calon suaminya orang yang durhaka kepada orang tuanya,
tidak mustahil ia akan berlaku durhaka pula kepada istrinya. Hal ini
bisa terjadi sebab hika terhadap orang tuanya sendiri saja sudah
durhaka, sudah tentu ia menganggap satu hal yang remeh bila
memperlakukan istrinya secara tidak baik. Hati nurani seorang semacam
ini sudah tidak baik sehingga kemampuan untuk menimbang baik buruk
suatu perbuatan pun menjadi lemah. Ia hanya mengejar egonya sendiri
sekalipun bertentangan dengan aturan agama atau bertentangan dengan
kepentingan orang lain.
Bila ternyata sikap dan perilakunya sehari-haari sering menyakitkan
hati orang tua atau menyusahkan atau melawan perintah dan larangannya,
dapat diduga bahwa lelaki semacam itu mengalami gangguan mental.
Mungkin sekali yang bersangkutan berada dalam suasana kejiwaan yang
memerlukan perawatan kesehatan mental. Menghadapi orang semacam ini
tentu tidak mudah sebab kepribadiannya biasanya mudah goyah dan
cenderung tidak bertanggung jawab.
Setiap perempuan sudah tentu tidak akan menyukai laki-laki yang menjadi
suaminya memiliki mental labil dan tidak mengerti tanggung jawab secara
benar. Sebaliknya, ia mengharapkan laki-laki yang mentalnya sehat dan
memiliki tanggung jawab tinggi dalam menjalanikehidupan sehari-hari,
terutama melaksanakan tanggung jawab terhadap keluarga.
Untuk mengetahui apakah calon suami termasuk orang yang taat kepada
orang tua atau suka menentang dan menyalahi kehendak baiknya, seorang
muslimah dapat menyelidiki dengan menanyakan hal tersebut kepada
anggota keluarga atau kerabat dekat atau tetangga dekatnya.
Mengingat sangat pentingnya perilaku baik seorang suami dan
kecintaannya kepada anggota keluarga, hendaklah para perempuan muslim
lebih dahulu meneliti sikap calon suaminya terhadap orang tuanya. Bila
ia termasuk laki-laki yang taat dan berbakti kepada ibu bapaknya, laki
laki semacam ini baik untuk dujadikan suami. Insya Allah , kelak rumah
tangganya akan berbahagia.***
|