| 
						 | ---------------------------------15. Senang Berketurunan dan Subur
 ---------------------------------
 
 Disebutkan dalam Hadits berikut:
 
 "Kawinlah kalian, karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian
 kepada umat-umat lain; dan janganlah kalian seperti pendeta-pendeta
 Nasrani." (H.R. Baihaqi)
 
 Penjelasan :
 
 Hadits di atas berisikan anjuran kepada para laki-laki supaya menjauhi
 hidup membujang dan menyukai hidup berumah tangga dengan banyak keturunan.
 
 Laki-laki yang sehat adalah laki-laki yang senang hidup beristri.
 Laki-laki yang membujang adalah laki-laki yang tidak memiliki tanggung
 jawab untuk menjaga kelestarian eksistensi manusia di permukaan bumi. Oleh
 karena itu, Rasulullah saw mengecam laki-laki yang menjalani hidup
 kependetaan. Mereka tidak mau beristri dan tidak mau pula menyalurkan
 tuntutan biologis secara halal sehingga membuat dorongan naluriah mereka
 menyimpang dari fitrahnya.
 
 Manusia mempunyai tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan dengan
 melakukan perkawinan sesuai yang digariskan Allah. Dengan cara semacam ini
 asal-usul nasab seseorang akan menjadi jelas sehingga dapat terbentuk
 ikatan keluarga dalam kehidupan manusia di muka bumi ini.
 
 Setiap laki-laki di dunia ini dituntut untuk suka mempunyai keturunan,
 bukan hidup membujang seperti yang dilakukan oleh para pendeta Katholik.
 Pola kependetaan bertentangan dengan tuntutan untuk berketurunan dalam
 usaha menjaga eksistensi manusia di dunia ini. Kalau semua laki-laki
 menjalani hidup kependetaan, sudah tentu dalam tempo singkat manusia di
 dunia ini akan musnah dan kaum perempuan akan sulit mendapatkan suamiuntuk
 melanjutkan keturunannya.
 
 Untuk memenuhi fungsi pengembangbiakan manusia di muka bumi ini, kaum
 perempuan perlu memilih suami dari laki-laki yang benar-benar suka
 mempunyai keturunan. Laki-laki yang suka mempunyai keturunan memiliki rasa
 tanggung jawab bessar terhadap anak-anaknya. Tanpa keinginan kuat untuk
 berketurunan, laki-laki hanya akan memperlakukan perempuan sebagai obyek
 seksual dan kepuasan syahwat semata. Hal semacam ini tentu akan merugikan
 eksistensi manusia di muka bumi.
 
 Para perempuan juga bertanggung jawab kepada Allah untuk mendorong
 berlangsungnya usaha memperbanyak keturunan manusia agar jenis manusia
 tidak segera musnah di muka bumi ini. Untuk itulah dalam memilih laki-laki
 yang menjadi suaminya kaum perempuan hendaknya benar-benar mengetahui dan
 meyakini bahwa yang bersangkutan subur.
 
 Untuk mengetahui seberapa jauh keinginan seorang laki-laki yang akan
 menjadi suami mempunyai anak atau keturunan dan subur, dapat dilakukan
 upaya seperti berikut:
 
 1. Menanyai yang bersangkutan apakah dia senang mempunyai anak atau tidak.
 
 2. Dilakukan tes kesehatan untuk mengetahui apakah laki-laki yang
 bersangkutan memiliki benih subur untuk membuahi istrinya atau tidak.
 
 Ringkasnya. karena fungsi berketurunan menjadi salah satu tugas manusia
 dalam kehidupan di dunia ini, setiap perempuan muslim hendaknya
 benar-benar mengutamakan calon suami yang menyukai banyak keturunan dan
 memiliki benih yang subur dalam membuahi rahim istrinya. Tujuannya agar
 dapat memenuhi seruan Rasulullah saw dan membantu membanggakan umatnya
 kepada umat-umat yang lain.***
 |