a. Uraian tumbuhan
Tumbuhan semusim, merambat atau memanjat dengan alat pembelit berupa sulur, bercabang banyak, berbau tidak enak. Dapat tumbuh baik di dataran rendah tanpa memerlukan banyak sinar matahari. Pare tumbuh liar atau dibudidayakan untuk diambil buahnya. Batang berusuk lima, panjang 2--5 m. Batang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling, bentuk bulat telur, berbagi menjari 5--7, pangkal berbentuk jantung, warna hijau tua. Bunga tunggal, bertangkai panjang, warna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8--10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, rasanya pahit, panjang 8--30 cm, warna hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katub. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuk pipih memanjang, keras, dengan alur tidak beraturan.
b. Kandungan Kimia
Momordisin, saponin, alkaloid.
c. Bagian yang digunakan
Biji (Momordicae Charantiae Semen). Buah, bunga, daun, dan akar juga berkhasiat obat.
d. Sifat dan khasiat
Sifatnya pahit, dingin, masuk meridian jantung, hati, dan paru. Khasiatnya antiradang, antelmintik.
e. Indikasi
Penyakit kanker. Juga digunakan untuk pengobatan impotensi, infeksi cacing di saluran cerna terutama cacing gelang dan obat luka.
f. Cara pemakaian ramuan
Biji pare secukupnya setelah dicuci bersih lalu disangrai sampai kuning kehitaman. Lalu, ditumbuk atau digiling sampai menjadi bubuk halus. Masukkan ke dalam stoples untuk disimpan. Untuk pemakaian, 10--20 g bubuk dilarutkan dengan air matang secukupnya, ditambah madu sesuai selera, dan diminum. Lakukan 2--3 kali sehari.
Catatan
Daun berkhasiat peluruh haid. Perempuan hamil dilarang makan daun pare.
|

|